Adventure Time AU
Vampire!Sehun
Candy Person!Yoongi****
Roda kehidupan selalu berputar, revolusi selalu terjadi. Pada kehidupan modern ini, manusia bisa terbuat dari permen, unicorn itu nyata, vampir meminum apapun yang berwarna merah selain darah.
Berbicara mengenai vampir, Sehun merupakan satu-satunya vampir yang ada pada era ini; tinggal di dalam rumah di dalan sebuah gua, ia merupakan keturunan darah vampir yang terakhir.
Kemana vampir yang lain, kata kalian? Tentu saja, Sehun membasmi kaumnya sendiri- tapi jangan salah. Ia membasmi kaumnya sendiri, bukan atas kesenangan, melainkan untuk melindungi kaum manusia yang tersisa pada era tersebut.
Pada malam ini, kalian dapat melihat vampir itu tengah menjelajah pada langit jernih, melayang semaunya tanpa tujuan tertentu.
Tanpa tujuan tertentu, sampai ia melihat pemandangan kerajaan permen di sudut matanya.
Ia memutuskan untuk menghampiri kerajaan tersebut, berniat untuk menengok teman lamanya yang merupakan penduduk kerajaan itu; atau lebih tepatnya, pangeran dari kerajaan itu- Suga, panggilannya.
"Knock-knock, Sugar."
Ucap Sehun sesaat setelah ia menapakkan kaki pada bingkai jendela pangeran permen itu, yang disambut oleh erangan dari dalam buntalan selimut. Sesaat kemudian, kepala Suga menyembul keluar dari selimutnya. Ia memiliki kulit pucat yang berwarna merah muda, dan rambut dengan warna yang hanya senada lebih gelap.
"Hunnie?" Ia mengucapkan dengan suara sedikit serak, matanya terbuka setengah. Ia berusaha untuk duduk menghadap ke arah vampir itu, namun linglung dalam usahanya.
Sehun yang melihat sebuah buntalan permen karet berusaha untuk duduk tegak itu terkekeh kecil, menghampirinya.
"Apakah aku mengganggu?" tanyanya kepada buntelan merah muda yang sedang menguap lebar.
"Kapan kau tidak menggangguku?" Balas Suga sarkas, menatap sinis kepada vampir terakhir itu.
Sehun kembali terkekeh melihat tingkah lagu makhluk pink itu, dan ia membiarkan dirinya melayang terbalik; tepat di atas kepala pangeran kerajaan permen itu.
Yang di bawah hanya mendongak, melihat vampir tua-bangka-yang-sialnya-tampan itu dengan datar.
"Jadi, apa yang menganggu tidurmu malam ini?"
Suga membuka pembicaraan, jarang-jarang vampir satu ini mampir ke tempatnya; secara mereka selalu bertengkar sekarang.
"Tidak ada yang spesial, kurasa.. Hanya, bosan."
Sehun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mengalihkan pandangannya ke arah lain, entah mengharapkan apa. Suga terkekeh, sebelum bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil sweater miliknya.
Ia berbalik kepada Sehun, vampir yang sedari tadi masih melayang di ruangannya, "Jadi, kemana kita malam ini?"
Sehun tampak berpikir sejenak, melayangkan dirinya ke samping pria berwarna merah muda itu. "Entah, tempat yang memiliki banyak warna merah?"
Suga hanya mengkerutkan kening, dia tau satu tempat yang tentu saja, memiliki banyak warna merah. Tapi apa yang ia tidak ketahui, adalah apakah hatinya sudi untuk memberitahu Sehun tempat itu.
Sehun melihat Suga dengan heran, sebelah alisnya terangkat, "Jadi? Tampaknya kau ada ide?"
"Tidak, tidak sama sekali." Jawab Suga cepat.
Sehun hanya menatap datar, ia tau pangeran merah muda di depannya ini sedang berbohong. Tidak mungkin penggila science dan jenius ini berbohong.
Ia terbang mendekati Suga, hidungnya mengendus leher merah muda sang pangeran permen.
"Kau tau, Sug, kau juga merah."
Suga menelan ludah kasar, ia masih tidak sudi untuk memberitahukan tempat itu. Seketika, ia berbalik badan, berjalan meninggalkan Sehun.
"K-kau tau, mungkin kita bisa ke Supermarket s— WOY NGAPAIN KAMU"
Suga menemukan dirinya digendong oleh Sehun, lebih tepatnya, diangkat seperti karung di pundak vampir tersebut.
"Turunkan aku!"
"Tidak sampai kau membawaku ke tempat merah itu."
"Never!"
Suga meronta, memukul punggung Sehun dengan kepalan tangannya, Sehun yang notabenenya seorang petarung menghela nafas; menolehkan kepalanya untuk menemukan sepasang bongkahan kenyal tepat di samping wajahnya. Garis bawahi, bongkahan kenyal merah muda, yang hanya ditutupi oleh celana training.
Sebuah pikiran terbesit di otaknya, ia tersenyum miring, mengeluarkan taringnya dan mendekatkannya kepada bongkahan kenyal itu;
"HEH!?"
Suga berhenti meronta saat merasakan rasa sakit menusuk pada pantatnya, disusul oleh sekilas rasa mati rasa; sementara sang pelaku dapat terlihat sedang memakan warna merah pangeran permen itu, bongkahan itu perlahan berubah warna jadi abu-abu.
Suga tidak melawan, memilih untuk diam tidak bergerak; bukan karena nikmat, namun karena rasa sakit pada pantatnya.
Dan mungkin, sedikit sensasi aneh yang menggelitik.
Sejenak, warna merah muda itu pudar, berubah jadi abu-abu; Sehun mengubah posisinya menggendong Yoongi, menjadi gendongan tuan putri. Ia mengecap lidahnya beberapa kali.
"Atau mungkin jika kamu tidak ingin memberitahuku, aku bisa menemukan merah disini."
Ia kembali mendekatkan taringnya ke leher pangeran itu, memasang posisinya sebelum kembali menancapkan taringnya.
Beberapa saat setelahnya; Suga dapat terlihat duduk di pinggiran kasur, dengan beberapa noda abu-abu di kulitnya, antara lain lehernya, dadanya, bokongnya, perutnya.
Sementara Sehun terduduk di lantai, dengan benjolan besar di kepalanya; sebuah jitakan dari Suga akibat menghabiskan merahnya.
"Dan inilah alasan kenapa aku ragu meberitahumu tentang pertambanganan permata merahku! yang ada nanti mereka jadi pertambangan permata biasa, bodoh!"
Sehun hanya dapat tersenyum kecut; permata merah memang terdengar menggoda.
Tapi setidaknya, ia sudah mendapatkan cukup merah untuk malam ini.