Part 1

47 7 0
                                    

"Ella ayo cepet... Nanti kamu telat lho!"
"Iya Ma... Ini udah siap kok"

Namaku Gabriella biasa dipanggil Ella sama keluargaku. Ini adalah hari pertama aku masuk ke tingkat putih abu-abu, setelah melewati rangkaian acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Hari ini adalah penutupan acara MPLS dengan upacara bersama.

"Morning Ma.. Papa mana Ma ?"

"Udah berangkat kerja, ayo cepet sarapan. Udah mau jam 7 ini."

"Iya Ma, jugaan Ella masuk setengah 8.. Oh iya Ma, Kak Bram mana ?"

"Kakak kamu udah berangkat kuliah.. Kamu nya sih kelamaan. Tadi dia nungguin kamu katanya, mau nganter kamu sekolah tapi dia lupa kalo ada kuliah pagi. Jadi dia berangkat duluan"

"Ya udah ma ga papa.. Nanti kan aku bisa bareng sama Niell"

Tingtong!Tingtong!

"Nah palingan itu Niell, Ma"

"Non Ella, didepan ada den Danielle Non.. Katanya mau ngajak Non Ella berangkat bareng"

"Oke Bi.. Kan bener Ella ngomong apa, ya udah Ma. Ella berangkat dulu ya"

"Iya, hati-hati ya sayang. Nanti pulang sekolah langsung pulang jangan kemana-mana. Nanti sore mama ada arisan di rumah."

"Oke Ma.."

Aku pun berjalan keluar sambil menenteng tas dengan logo centang berwarna abu-abu. Dan menemukan pemandangan cowok dengan gaya selangit lagi mainin HP nya sambil bersandar di mobil. Aku pun berjalan ke arah gerbang rumahku, yang langsung disapa oleh pak Yan selaku satpam dirumahku. Dan aku menyapa beliau balik.

"Aduh mimpi apa Gue semalem ya?" Ucapnya sambil tersenyum

"Emangnya kenapa Niell?"

"Gak tau, pokoknya sekarang didepan Gue ada bidadari yang ngajak ngobrol Gue"

"Ah Lo bisa aja.. Ya udah ayo berangkat keburu gerbang sekolah ditutup!"

Aku dan Niell pun berangkat menuju sekolah baru kami. Aku dan Niell bersahabat sejak aku sekeluarga kembali ke Indonesia saat aku masuk SMP. Karena rumah Danielle dekat dengan rumahku, mama Danielle 'tante Rosa' bertamu ke rumah saat kami baru sehari tinggal disana. Tante Rosa bilang kalau dia mempunyai 2 anak laki-laki yang saat itu masih bersekolah..

Aku saat itu penasaran, apa anak tante Rosa ini akan bisa ku ajak berteman atau tidak. Karena aku harus bisa menyesuaikan diri disini. Awalnya aku bingung untuk mulai berkomunikasi dengan orang lain selain keluargaku. Karena aku sekeluarga pindah dari Indonesia saat aku masih berumur 5 tahun. Usia yang mungkin baru mengenal kata-kata yang tidak memiliki arti yang berat.

Kurang lebih 7 tahun lamanya kami sekeluarga tinggal di L.A sejak kejadian buruk itu menimpa keluarga kami, orang tua ku memutuskan untuk pindah kesana. Tidak mudah memang, karena itu menjadi suatu trauma bagiku. Dan sekarang kami kembali ke Indonesia dan berniat untuk menetap disini.

Sekitar 20 menit kemudian kami sampai di gerbang salah satu sekolah ternama di daerah Ibukota. SMA MEDALITAMA itu nama sekolah yang bakal jadi tempat buat ku menuntut ilmu selama 3 tahun kedepan. Sekolah ini termasuk sekolah Elite karena fasilitasnya yang bisa di katakan lengkap. Setelah masuk di wilayah sekolah ini, kami langsung berbelok ke arah kanan. Area untuk parkiran kendaraan bagi murid SMA MEDALITAMA. Parkirannya cukup unik karena ada bagian Basement bawah tanah yang khusus dipakai untuk parkiran motor, sedangkan di atasnya terletak taman yang biasa digunakan untuk anak-anak yang menunggu jemputan.

Kami sampai, Niell mematikan mesin mobilnya dan mengajakku untuk keluar. Sebelum keluar aku memegang kalung yang memiliki lingkaran ditengah-tengahnya itu merupakan pemberian darinya yang menjadi pahlawanku dulu. Saat dulu itu diberikan kepadaku ukurannya terlihat kebesaran untuk tubuhku yang masih kecil. Namun sekarang, kalung itu sangat pas bertengger di leherku.

Aku membuang nafas untuk memulai hari di sekolah ini. Setelah itu baru aku keluar. Setibanya diluar, ada suara cewek memanggil namaku yang cukup membuat semua perhatian murid diparkiran melihat ke arahku dan Niell.

"GHEA!!" itu sahabatku, Chindy namanya

"Ya ampun Gue kangen banget ama Lo.. Tau ngga kemaren kak Veldy nembak Gue.. Dan hari ini akhirnya kita berdua resmi pacaran." sambungnya.

"Serius Chin ? Wah Gue ikut seneng jadinya." jawabku sambil memeluk Chindy

Chindy sahabat yang ku dapat sejak aku masuk SMP. Dan sekarang dia memberitahu bahwa ia berpacaran dengan Kak Veldy. Kakak kelas yang sejak kami berdua masih SMP sudah mendekatinya. Aku juga bingung kenapa baru sekarang mereka jadian. Hmmm. Meskipun begitu aku tetap senang, karena aku salah satu shipper mereka berdua.

"Wah berarti hari ini ada traktiran lah ya. Biasa lah Pajak Jadian Lo sama si Veldy." sahut Danielle.

"Sip. Tenang aja Gue udah bilang ke kak Veldy buat ketemuan di kantin nanti."

"Ya udah yuk cepetan, kita harus liat nama kita dulu di papan pengumuman."

"Oke ayo, semoga kita bisa satu kelas" sahut Chindy

"AMIN" timpal ku dan Niell bersamaan
.
.
.
Kita sampai di papan pengumuman, dan BOOM!. Sumpah rame banget, ngga yakin aku kalo nanti bisa ambil nafas berdesakan disana.

"Emm Lo aja deh yang lihat duluan. Gue entaran aja nunggu sepi."

"Ya udah tunggu disini aja, sekalian nanti Gue lihatin nama Lo dimana."

"Thank you Niell."

"Urwell,, Chin ayo liat kelas kita dimana"

"Yuk.. Bentaran ya, gue tinggal dulu"

"Oke"

Sepeninggal Niell dan Chindy, aku berdiri menunggu mereka berdua di pilar dekat papan pengumuman. Tapi kok perasaan ada yang ngelihatin aku ya?. Pernah ngga sih kalian ngerasa kalo ada yang ngelihatin kalian dari jauh tapi ngga berani nengokin? Nah itu posisi ku sekarang, tapi makin lama kok aku penasaran sih. Fine!. Siapa sih yang ngelihatin aku ?. Aku pun menengok ke arah kiri dan tak kudapati apa-apa. Namun saat ku menengok ke arah kanan, aku melihat segerombolan murid laki-laki yang terlihat seperti kakak kelasku ada di ujung lorong. Dan aku bertemu dengan mata itu, ntah itu tatapan apa, namun kurasa itu menggambarkan suatu kerinduan terhadap seseorang. Lumayan lama ku menatap matanya. Tersadar dari lamunanku, aku pun mengalihkan perhatian ku pada HP yang ada di tangan. Tunggu! Apa aku mengenal cowok jakung yang tadi bersitatap denganku? Sepertinya tidak.. Tapi kenapa dia menatapku seperti itu? Ahh masa bodo lah.

"GHEA OH MY GOD!!"

"Gimana Chin? Kita sekelas ngga?"

"Ngga kita ngga sekelas. Gue IPA 3 Lo berdua IPA 2."

"Serius Niell? Wahh seneng banget Gue, sini sini peluk dulu"

"Uu tayang Ghea.. Berarti selama 3 tahun kedepan Gue bakal sekelas sama Lo nih."

"Ya iyalah Chin.. Seneng deh bisa sekelas ama Lo jugaan kan kita udah pada di tes dulu waktu pendaftaran. Jadi udah pasti Fix 3 tahun."

"Seneng aja Lo berdua, Gue sendirian. BYE! " ucap Danielle seraya meniggalkan kedua sahabatnya.

.
.
.
.
.

Ha-i makasi udah mau baca ceritaku.. This is my first story, jadi kalo feel nya ngga dapet atau ceritanya masih ngga jelas tolong maafkan ya.. Tapi seiring berjalannya waktu nanti bakal muncul beberapa konflik diantara mereka semua. So stay tune ya..
Btw, yang lihatin Gabriella siapa ya? Beneran ada yang lihatin dia atau jangan-jangan dia ke GRan? Untuk Danielle jangan ngambek dong. Masak temennya ditinggal sih?

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang