I Love U without Any Reason #1

360 14 3
                                    

Tokyo Art School. Begitulah orang-orang menyebutnya. Sekolah seni paling elit dan bergengsi di Tokyo. Bangunan gedung yang didesain dengan begitu megah dan terkesan mewah, tak ayal membuat orang-orang berdecak kagum melihatnya. Lokasinya yang terletak dipusat kota, menambah kesan berkelas pada sekolah itu. Fasilitas yang ditawarkan oleh sekolah tersebut juga tak main-main, bahkan bisa membuat betah orang yang mendiaminya. Kualitas merupakan hal yang paling diutamakan disekolah ini. Seleksi ketat untuk para guru maupun siswa/i diterapkan dengan bijak agar nantinya bisa menghasilkan prestasi yang membanggakan.

Berbeda dengan sekolah umum. Sesuai namanya, Tokyo Art School lebih mengkhususkan pembelajaran seni kepada siswa-siswinya sesuai dengan kelas yang mereka ambil.

Kelas seni terbagi atas empat kelas. Yaitu, kelas musik, kelas tari, kelas seni rupa, dan kelas teater. Tiga kelas seni diatas-kecuali kelas teater, dibagi lagi menjadi beberapa kelas. Kelas musik dibagi dua; kelas vocal dan kelas alat musik; piano dan biola. Kelas tari; tari klasik dan modern. Sementara untuk kelas seni rupa, pembagiannya agak lebih banyak dibandingkan dua lainnya yaitu; kelas melukis, desain mode, desain grafis, dan arsitek. Selain keempat kelas itu ada juga kelas modelling, kelas acting, kelas film, bahkan juga disediakan kelas memasak dan olahraga. Benar-benar sekolah seni tak bercela. Pelajaran yang diajarkan pun hanya berkisaran dengan kelas yang telah dipilih. Tak heran, jika banyak lulusan Tokyo Art School mampu mengukir nama hingga ke mancanegara. Semua itu berkat bimbingan khusus dari para tenaga kerja ahli disekolah elit tersebut.

.

.

.

Music Class - Piano Room - Tokyo Art School

Alunan melodi indah yang dihasilkan dari alat musik tekan-piano terdengar memenuhi ruangan besar berukuran 6x6 m dan didominasi dengan warnavintage tersebut. Tepat di bagian tengah ruangan, duduk dengan gagahnya seorang pemuda tampan berambut dark blue didepan sebuah grand piano hitam. Jemari panjang pemuda itu menari-nari dengan lincah diatas tuts-tuts piano tersebut. Disebelahnya berdiri sosok seorang lelaki paruh baya berjas abu-abu, tengah memejamkan kedua kelopak matanya-nampak menikmati permainan piano pemuda itu.

A small measure of peace. Itulah judul dari instrumen yang tengah dimainkan oleh pemuda tersebut. Meski hanya diiringi dengan alat musik piano, namun rangkaian nada yang membentuk suatu melodi itu benar-benar memanjakan telinga siapapun yang mendengarnya. Bagaikan dihipnotis, semua orang yang berada diruangan bernuansa klasik itu memejamkan mata mereka. Meresapi setiap alunan nada yang dimainkan dengan begitu sempurna.

Namun, meskipun banyak orang yang menyukai permainan pianonya. Pemuda tampan dengan potongan rambut mencuat itu, nampak biasa-biasa saja. Mata hitamnya terlampau fokus pada partiturnada yang terletak tepat diatas grand piano yang sedang dimainkannya.

Prok...prok...prok

Pria paruh baya yang sedari tadi berdiri disebelah sipemuda tampan itu, membuka kedua kelopak matanya saat instrumen itu berakhir. Begitu pula semua orang yang berada disana. Pria itu bertepuk tangan bangga dan tersenyum takjub memandang si pemuda.

"Menakjubkan seperti biasanya, Uchiha-san. Itu tadi,coda yang sangat sempurna" pujinya, terus mengembangkan senyum kepuasaan diwajah penuh wibawanya.

"Hn" respon pemuda itu seadanya. Entah apalah artinya. Hanya ia yang tahu.

"Baiklah. Sampai disini bimbingan untukmu hari ini. Minggu depan kita akan bertemu lagi untuk mempelajari materi selanjutnya" jelas pria tersebut. Pemuda itu tak merespon apa-apa. Ia hanya mengedikkan bahu, kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan santai melewati pria berumur sekitar 50-an itu menuju kepintu keluar ruangan. Pria itu hanya tersenyum melihat sikap-yang bisa dibilang tidak sopan dari anak didiknya itu. Tapi, baginya yang sudah hampir setahun lebih mengajar anak itu, membuatnya menganggap jika itu hal yang biasa. Pria itu menggelengkan kepala sembari tersenyum tipis, ia kemudian memanggil nama seorang muridnya dan kembali melakukan tugasnya sebagai seorang guru.

I Love U without Any Reason (SasuSaku) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang