Aku, Park Jihoon.
Dan aku, berbeda.
Memiliki wajah tampan, dan tubuh yang ideal seharusnya membanggakan bagi sebagian orang. Tetapi, tidak dengan Jihoon.
Wajah rupawan nya harus ia sembunyikan di dalam flat kecil nya, yang hanya diisi oleh dirinya sendiri dan seorang sahabat.
Sebenarnya, Jihoon sungguh sangat percaya diri dengan wajah tampan nya, tetapi tidak dengan kekurangannya.
Jihoon tak pernah keluar dari flat ini semenjak 6 bulan terakhir, demi menyembunyikan kekurangannya.
Memang, tak banyak yang dapat dilakukan di dalam flat kecil ini. Jihoon hanya menghabiskan sisa harinya dengan membuat kue kering.
Jihoon sangat menyukai kue, cake ataupun makanan manis lainnya. Tidak hanya itu, Jihoon pun pandai membuatnya. Impiannya dahulu adalah membuka toko kue.
Jihoon selalu membayangkan bagaimana sibuknya ia, jika impiannya terwujud. Jihoon akan sibuk menerima pesanan kue, untuk pesta ulang tahun, pesta pernikahan, bahkan untuk dijual dan dipajang di etalase.
Jihoon tersenyum kecil membayangkannya.
Ting~
Terdengar suara oven, pertanda kue yang Jihoon buat sudah matang.
Jihoon menghentikan aktifitas berkhayalnya di ruang tamu dan berjalan perlahan menuju dapur.Setelah menggapai oven, Jihoon dengan segera membuka oven tersebut, wangi kue yang sudah matang seketika menguar keluar.
Wangi yang lembut seperti kue nya. Kali ini, Jihoon membuat 5 Pai strawberry kesukaannya, dan 5 Pai susu kesukaan sahabatnya.
Jihoon mengeluarkan loyangnya perlahan.
"Aahhh!" Jihoon berteriak pelan.
Tangannya terasa panas seperti terbakar. Jihoon lalu menepuk dahi nya pelan, ia lupa mengenakan sarung tangan oven nya, dan memegang loyang panas dengan tangan kosong. Pantas saja kulitnya terasa seperti terbakar.
Jihoon akhirnya meraih sarung tangan nya, yang selalu ia gantung di dekat oven, agar tidak sulit untuk mencari nya.
Jihoon menyusun Pai nya ke dalam piring, dan membawanya ke ruang tamu. Merapikan kuenya diatas meja, dan hal selanjutnya yang Jihoon lakukan adalah terdiam, menunggu sahabatnya pulang bekerja.
Terkadang Jihoon memang merasa bosan. Biasanya Jihoon selalu menelfon sahabatnya jika merasa bosan. Tetapi, tak akan ia lakukan hari ini. Jihoon tak ingin mengganggu sahabatnya.
Tak lama kemudian, Jihoon akhirnya tertidur di kursi ruang tamu. Ternyata, menunggu itu memicu kantuknya untuk datang.
-
Jihoon terbangun tatkala mendengar suara orang membuka pintu flat nya, itu pasti sahabatnya!
Jihoon langsung berlari menghampiri sahabatnya. Hal pertama yang Jihoon lakukan adalah memeluk sahabatnya saat ia pulang. Itu dilakukan Jihoon setiap hari.
"Woojin! Kau pulang!"
"Hey, tak usah berlari, nanti kau terjatuh.." Woojin menasehati.Park Woojin.
Pemilik flat kecil yang ditempatinya berdua bersama Jihoon. Hidup terpisah dari orang tua, tentunya menjadikan pribadi Woojin lebih dewasa dan mandiri.
Woojin bekerja sebagai kepala chef di salah satu restoran terkenal.Karir Woojin terbilang cukup gemilang. Selain memiliki keterampilan memasak, Woojin juga diberkahi wajah yang tampan dan pribadi yang baik hati.
Banyak orang di restaurant tempatnya bekerja, secara terang-terangan mengajaknya berkencan. Namun, Woojin selalu menolaknya secara halus. Bukan karena reputasi, melainkan karena seseorang sudah mengisi ruang kosong di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Pie
Short StorySuatu kejadian membuatku kehilangan segalanya, membuatku harus bergantung pada sahabatku sendiri. Ini membuatku frustasi saat dirinya terus membujukku untuk merasakan betapa indahnya dunia. "Jangan takut, aku selalu disampingmu." -pwj Chamwink fanfi...