Kesedihan

32 3 0
                                    

Aku menangkap muka ini dengan kedua tanganku, ah rasanya sudah bosan menangis.
Kini aku hidup sebatang kara, terjadinya gempa bumi yang melenyapkan semua anggota keluargaku terkecuali aku.
Tes..  tes..  hmm hujan(kataku) sambil berjalan
Rasanya hidupku ini. Sudah tidak bermakna lagi tak ada seseorang pun yang bisa mengertiku jerit tangisku kian menggebu di bawah derasnya hujan,entah ada hubungan apa antara  dia dengan hujan hanya saja seperti ada koneksi, aku memikirkan dia, bahwa dia adalah pelangi dan badai yang muncul saat hujan tapi entah itu nyata atau hayalan semata,
  tiba tiba ada seorang lelaki yang memeluku, tak disangka dia ridwan,aku masih menangis di pelukannya di bawah dinginnya hujan, entah kenapa aku merasa sangat nyaman di pelukannya, seperti sesosok ayah yang terakhir kali memeluku dulu, tatkala, aku masih menangis di pelukannya hingga aku tertidur.
Detik berganti menjadi menit, menit menjadi jam dan. Kemudian menjadi senja
Aki terbangun dari tidurku
Aku:"maaf tadi gue ketiduran"
Ridwan:"oke no Problem, jangan merasa sendiri aku akan datang dikala derasnya hujan dan muncul setelah hujan seperti halnya badai dan pelangi"
Aku:"(tersenyum dan pergi meninggalkan ridwan).
    Aku berjalan pulang,di hati aku merasa bahwa ridwan adalah sesosok pria yang dianugrahkan tuhan untuk datang dikala derasnya hujan...

Tentang HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang