CHAPTER 16

200K 6K 892
                                    

Sebelum baca vote dulu wal ae 😅

Karena aku gak terlalu paham sma dunia medis, toling kasi tau ya kalo ada yg salah atau ganjal pas dibaca.

🔲Happy Reading🔳

Jonathan berjalan mondar-mandir di depan UGD sembari meremas jari-jarinya. Wajahnya pucat karena dilanda panik luar biasa, menunggu kabar dari dokter dan petugas lainnya yang sedang menangani Hana di dalam sana. Jonathan ingin segera tahu keadaan Hana namun tak ada tanda-tanda dokter atau perawat lainnya keluar dari ruangan.

Jonathan mengusap wajahnya frustasi. Ia menunggu seperti orang gila. "Kumohon, jangan membuatku takut." Pintanya sendiri.

Ia khawatir sekaligus takut. Jonathan takut akan terjadi apa-apa dengan Hana. Membayangkan bagaimana darah itu terus mengalir di daerah wanita itu membuatnya hampir gila. Bahkan untuk bernapas setiap detik saja ia tak sanggup karena bayangan menakutkan itu terus menghantui kepalanya.

Detik, menit, bahkan jam kian berlalu namun dokter tak kunjung keluar dari ruangan. Jonathan hampir kehilangan akal sehatnya. Apa sebenarnya yang dilakukan oleh orang-orang itu di dalam?! Apa mereka tidak mengerjakan pekerjaan mereka dengan baik?! Jonathan tidak dapat menunggu dan kehilangan kesabaran. Ia hendak mendobrak pintu itu.

Namun sedetik sebelum ia bertindak, pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Seorang pria keluar dengan peluh keringat di dahinya. Ia menatap Jonathan, "Apa anda suami dari pasien yang baru saja kami tangani?" tanya pria itu.

Tanpa berpikir panjang, Jonathan langsung mengangguk, mengiyakan perkataan pria itu. "Benar. Saya suaminya. Bagaimana keadaan istri saya? Apa dia baik-baik saja? Tidak, tidak. Dia memang baik-baik saja, bukan?" ucapnya tidak sabaran.

Pria itu menghela napas. "Ikut saya ke ruangan sekarang juga. Kita perlu membicarakan sesuatu yang penting." usai berkata demikian pria itu langsung melangkahkan kakinya dan disusul oleh Jonathan di belakangnya.

***

"Silakan duduk." dokter itu mempersilakan Jonathan untuk duduk di kursi yang telah disediakan.

Jonathan lantas duduk dan kembali bertanya dengan tidak sabar. "Bagaimana keadaan istri saya, dok? Dia tidak apa-apa kan?"

"Istri anda tidak apa. Kami berhasil menyelamatkannya dari pendarahan." dokter itu menatap Jonathan tajam, "Katakan. Apa anda baru saja melakukan hubungan badan dengan istri anda?"

Jonathan mengangguk. "Ya, benar. Kami sedang melakukanya.. Lalu dia tiba-tiba pingsan dan..keluar darah.."

Dokter itu menghela napas. "Seharusnya anda tidak melakukan hal yang dapat beresiko tinggi bagi kandungan istri anda yang masih lemah."

Jonathan tercekat sesaat. Apa katanya? Kandungan? Ia menatap dokter di hadapannya itu dengan wajah serius. "Maksud dokter?"

"Anda tidak boleh berhubungan badan jika masa kehamilan istri anda masih dibawah tiga bulan. Janin yang masih lemah akan rusak jika anda memaksa untuk berhubungan badan sebelum pada masanya." jelas dokter itu.

Jonathan tersentak. Tubuhnya mematung seketika. Ia terkejut bukan main. Kandungan? Kehamilan? Janin?

Hana hamil?

Tidak mungkin.. Jonathan menggelengkan kepalanya. Hana tidak mungkin hamil. Tapi pernyataan dokter barusan menjadi jawaban dari segalanya. Jika dipikir secara logis, Jonathanlah satu-satunya pria yang pernah berhubungan badan dengan Hana. Ia juga baru sadar jika selama ini ia tidak pernah mengeluarkan cairannya di luar. Dan jika wanita itu hamil maka anak yang dikandung Hana adalah..

The Victim (End ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang