Childhood | Chapt. 1

1K 29 2
                                    

Evanna POV

Aku terduduk di kasur. Lelah setelah berbelanja dengan Jeremy. Jeremy adalah kekasihku, tapi sebentar lagi aku akan putus dengannya. Ia cowok yang matre --"

Aku melihat kotak biru dengan coretan anak-anak di tutupnya. Aku menyebutnya "Kotak Harta Karun". Aku meraihnya dan membuka tutupnya. Aku meraih sebuah fotoku saat masih bocah.

Aku bersama seseorang yang seumuranku. Aku lupa namanya karena itu sudah lama sekali.

Aku kembali mengingat-ingatnya...

*Flasback on*

"Hazza!! ayo cepet, lambat banget sih dasar cupcake keriting!" Ujarku sebal. Kami sedang menyebrangi sungai. Alirannya memang deras, tapi aku suka begini, seperti Adventure yang ada di film.

Oya, aku Evanna Pattinson. Umurku 5 tahun. Ayahku Henry Pattinson, seorang pengusaha kaya. Ibuku Maria Clark, desainer ternama. Aku punya 2 pengawal yang sering aku bodohi agar bisa bermain dengan Hazza di luar rumah.

Dan Aku tidak tahu nama asli Hazza. Dari dulu aku memanggilnya itu saja.

"Nenek sihir! Aku datang..." Hazza berteriak menyemprotkan air sungai. Aku membalasnya. Begitulah kami bermain. Selalu bertengkar.

Ehm, soal 2 pengawal yang sering aku bodohi itu karena aku pasti tidak boleh bermain ke luar rumah kalo sendirian.

Ayah Hazza juga seorang pengusaha. Tapi kata Mommy, ayahnya pergi. Jadi ia tinggal dengan ibunya yang memiliki usaha restoran yang cukup terkenal.

*****

"Mom, mau kemana kita? Kenapa aku disuruh make Dress ini? Ini kan ribet Mom" Ujarku mengangkat tinggi-tinggi dressku.

Mom hanya tersenyum. "Kita harus meneruskan tradisi keluarga pattinson, honey" Ujar Mom menyisir rambutku.

"Apa itu tradisi?" Tanyaku polos. Aku menatap Mom dari cermin dikamarku.

"Sesuatu hal yang dilakukan dari masa ke masa " Ujar Mom.

"Huh aku tidak mengerti" Ujarku menyedekapkan tanganku.

Mom tertawa kecil. Ia memesang hiasan pita emas dirambutku.

"Mom aku ingin yang biru saja" Aku menyodorkan pita biru kepada Mom.

"Ini Lebih cocok sayang" Mom lagi-lagi tersenyum sabar.

"Aku ingin yang ini!" ujarku memaksa.

Tiba-tiba pintu diketuk, sedetik kemudian Dad datang.

"Bagaimana keadaan princess kecil, Dad?" Dad menggendongku ke pangkuaannya.

"Aku lebih cantik pakai pita biru kan, Dad?" Tanyaku menyodorkan pita itu ke muka Dad.

Dad hanya tertawa kecil lalu mengangguk-angguk.

"Tapi Mom menyuruhku pakai yang ini" Aku menunjuk pita yang sudah  melekat di rambut ku.

"Tapi princess Dad juga cantik pakai yang ini kok. Ayo berangkat, kita sudah di tunggu" Dad menurunkan aku dari pangkuannya lalu menggandeng tanganku.

*****

Aku turun dari mobil ayah. Mom menggandeng tangan kiriku, sedangkan Dad tangan kananku.

"Halo Mrs. Styles. Mari kita mulai pembicaraan kita" Ujar Dad.

Ibu Hazza hanya mengangguk tersenyum.

"Princess dad yang manis, main dulu ya sama Hazza ya" Dad tersenyum.

aku berlari ke arah Hazza.

Kami berjalan ke luar aku duduk di bangku taman rumah Hazza.

"Kira-kira orangtua kita mau ngomongin apa ya" ujarku  menatap langit yang penuh bintang.

"Kata Mom aku akan mengikuti tradisi keluarga ayahmu. Aku yang terpilih" ujar Hazza bingung.

"memang tradisi apaan? " tanyaku sama bigungnya dengan Hazza.

"Dijodohkan dari kecil." ujar Harry.

"djodohin itu maksudnya apa?" tanyaku.

"Aku juga gak tau" Hazza bangkit berdiri.

"Kita tanya saja" Harry menarik tanganku.

"kok kamu doang yang dijelasin sama Mom kamu? aku kok gak? " tanyaku bingung.

"nenek sihir bawel! mending kita tanya Mom kita aja" Harry menarik tanganku.

*****

Guys segini dulu ya, jangan lupa vomments key??? Awas jangan nyolong ide orang :)

Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang