Childhood | Chapt. 2

486 23 3
                                        

Still Evanna POV

Hazza menarikku ke dalam. Masuk ke rumahnya.

"Mom" ucap kami berbarengan.

Semua menoleh pada kami. Dad angkat bicara, "Ada apa Hazza and Eva?" Ujarnya.

"Ka.."

"Dijodohkan itu apa?" ucapku memotong Hazza.

Mom-ku dan Momnya Hazza hanya geleng-geleng kepala, sedangkan Dad tertawa.

Aku menoleh kearah Hazza dengan tatapan bingung.

"Mom... Dad..." ujarku pelan.

Dad berhenti tertawa, "kau akan tau nanti" Ujarnya.

Aku cemberut sambil menyedekapkan tangan.

"Nanti kau akan mengerti. Tapi itu suatu hari nanti, honey" Mom menggendongku ke pangkuanya.

"Mrs. Styles, besok siang kami akan pindah ke washington DC. Dan kuharap kau tidak lupa dengan perjanjian ini hingga mereka dewasa" Ujar dad penuh wibawa.

"Aku tidak akan lupa Mr. Pattinson. Putrimu sungguh cantik, dan aku memang berniat untuk itu" Ujar mom Hazza.

Aku hanya menelengkan kepala tanda tidak tahu. Hazza juga  hanya mengangkat bahu.

*flashback off*

Aku teringat, bocah kecil itu hazza, cupcake keriting.

Aku merebahkan di kasurku. Flatku yang kecil ini cukup nyaman.

Aku telah pergi dari rumah sejak lulus SMA. Itu pun aku mengemis pada ayah agar diizinkan kuliah dan tinggal di inggris.

Aku memikirkan cara memutuskan Jeremy, si cowok haus duit itu.

Kring kring...  Telepon flatku berbunyi.

"Ya, disini Evanna Pattinson. Ada apa?" Ujarku.

"Ev, ini mom. Apakah kau butuh duit untuk keperluanmu?" Ujar Mom diseberang sana.

"Eh, tidak mom. Aku berniat kerja sambilan saja di London" Aku berucap santai. Hening

"Evanna! Dad tidak akan pernah mengizinkan kamu kerja sambilan. Jika kau butuh duit bilang saja" Suara Dad yang keras membuatku terdiam.

"Eva? Mengerti kata dad?" Ujarnya lagi.

"No. Eva akan tetap bekerja, Dad. Mau dilarang atau tidak. Eva tidak ingin terlihat manja Dad" ujarku selembut mungkin.

"Yakinlah pada Eva. Eva tidak akan terlalu lelah kok"ujarku semakin meyakinkan.

Aku mendengar desahan pasrah di seberang sana.

"baiklah baiklah, Ev. Tapi dengan satu syarat, tidak ada kata capek" Ujar Dad.

"Makasih Dad. Eva sayang Daddy" Aku berkata riang. Lalu meletakan gagang telepon.

*****

*flashback On*

Pagi-pagi sekali aku sudah dibangunkan Heidi. Pelayan pribadiku.

"Nona Eva, bangunlah. Pagi ini nona akan pindah ke Washington DC" ujar Heidi menarik selimut bulu tosca-ku.

Aku mengucek-ngucek mata.

"Mau kemana Heidi? Wrapington CD?" Aku menguap malas.

"Washington DC, nona" betul Heidi.

Aku ber-oh malas. Lalu beranjak ke kamar mandi.

"Nona bajunya sudahku siapkan di meja rias" Suara pintu tertutup terdengar di telingaku.

*****

Aku memakai celana jeans selutut dan kaus lengan panjang bergambar owl berwarna biru tosca.

"MOMMY!!!" Aku berteriak.

Mom tergopoh-gopoh datang.

"What Happend, Honey?" Ujar Mom.

"aku harus pakai bandana yang mana? Sepatunya bagusan yang mana?" Aku tiduran  dikasurku.

"Mom kira kau kenapa. Ehm bandana tosca polkadot ini bagus. Sepatu bergambar owl ini matching" Mom menyerahkan bandana dan sepatuku.

"MOM DESAINER HEBAT!" Aku berteriak mengacungkan 2 jempolku.

*****

"Hazza..... Aku gak mau pisah! nanti kita gak bisa nyebrangin sungai lagi....." Aku menangis tersedu-sedu memegang erat baju kaus Hazza. Hazza juga memegang tanganku.

"Ev.." Dad mengelus kepalaku.

"Hazza selalu disini menunggumh, nanti suatu hari kita akan balik kesini, demi Princess cantiknya Daddy" ujar daddy.

Tanganku semakin erat mencengkram baju Hazza.

"HAZZA!!!" Teruakku saat Dad menggendongku. Cengkramanku lepas. Hazza juga menangis.

*****

*flasback Off*

Aku memutuskan akan membawa Tom ke hadapan Jeremy untuk memutuskannya. Ya walaupun nanti Tom akan berharap aku jadi pacar ke seratusnya.

*****

Jam weker biruku berdering. Aku meraih iphone ku. Mencari nomor Tom. Menelponnya dijam 8 pagi akan membuatnya kepedean.

"Halooo Tom" ujarku malas.

"Eva? Iñi kau? Ada apa pagi-pagi begini menelponku?" Ujarnya kepedean.

"DIAM KAU, PLAYBOY SUPERMARKET"  ujarku kencang. mungkin sebentar lagi telinganya tuli sebentar lagi.

" wow wow. Nona yang manis sedang marah" Tom terbahak-bahak di seberang sana.

"Begini kau akan kubawa kehadapan Jeremy Parkinson sebagai pacar baruku. Tapi itu bohongan. Apa kau mengerti playboy supermarket?" tanyaku.

Aku tak perlu mendengar jawabannya. Karena ia pasti jawab 'iya'.

*****

"Jeremy... kurasa kau terlalu protective dan haus duit. Aku gak perlu  cowok kayak kamu. Dan Tom  adalah pria yang baik buatku" Ujarku tegas.

"A-apa? Playboy ini? Aku bisa merubah sikapku ini Ev" Ujar Jeremy membelalakan mata.

"Kau bisa merubah sikapmu untuk pacarmu besok, tapi aku tidak bisa merubah keputusankku" Aku menarik tangan Tom.

"Sana pergi! Playboy supermarket,  tugasmu sudah selesai" ujarku saat sudah jauh dari Jeremy.

*****

A/N:

Kayaknya  udah chapt childhoodnya sampe segini aja...

Nanti bakal ada konflik dan romance nya

Harry keluar kapan?  2 chapt lagi Harry bakal keluar....

Cerita ini cuman punya part yg sedikit, jadi aku bakal buat seru banget

thanks ya, jangan lupa VOMMENTS yakalo suka dan pengen  kasih kritik

Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang