Chapter 3 - Ever Naughty

66 11 0
                                    

Bagian 2

Takkan ada yang bisa menggantikan masa di mana hanya memikirkan kesenangan tanpa memikirkan beban.YA! itu lah masa kecil.Masa dimana tidak ada air mata karena permasalahan fisik maupun mental.

"satu, dua, tiga..."

Tata dan teman-teman bermainnya berlari untuk bersembunyi.Dimana dia sedang berjongkok di samping kursi teras rumah tetangganya.Matanya yang menatap sendu dan jantung nya yang berdegup kencang.Tak lama kemudian tetangga nya pun mengagetinya.

"DORRR!!, Tata kok bersembunyi di sini yha?Apa nggak ada tempat lain?"

Dengan wajah kaget nya pun dia sampai tak bisa berbicara apa apa.Raut wajah Tata sangat kesal.Karena pada saat Tata kaget, teman-teman Tata yang masih bersembunyi di sekitar persembunyian Tata menertawakannya.Dan dia pun akhirnya berbicara dengan volume suara yang kecil dengan tetangga nya tersebut.

"SSSTTTTT 🤫, ga.. ga.. papa kn bu sekali kali bersembunyi di sini eheee"

Anak usia 3 tahun ini mampu rela berbohong gegara itu.Padahal, setiap bermain petak umpet dia pasti bersembunyi di rumah tetangga nya tersebut.Tak lama kemudian tetangga nya langsung pergi mengabaikan dan tanpa menjawab pertanyaan Tata.

Seketika teman Tata yang menjadi pencari petak umpet tidak ada di tempat itu, Tata dan segerombolannya yang bersembunyi tersebut segera lari ke tempat itu dan bilang "deklong" Apa sih deklong?Deklong adalah kata dimana kalo main petak umpet nantinya gak bakalan jadi atau nggak bakalan jadi pencari teman yang bersembunyi.

setelah semua telah ketahuan persembunyiannya, Tata merencanakan sesuatu bersama teman-temannya.Tata menceritakan kejadian petak umpet tadi seketika bersembunyi di teras rumah tetangganya yang bernama Bu Temi dimana dia sering di plesetkan namanya "bodhong".Tata tidak tau nama itu berasal dari mana.Namun dia hanya diceritai oleh kakek nenek depan rumahnya.Semua teman-temannya pun tertawa dan akirnya memanggil Bu temi menjadi Temi Bodhong dan reaksi Bu Temi adalah marah dengan wajah kesal.

"Kalian mau sendal?"Tiba tiba saja sendal nya dilempar ke arah Tata namun sandal tersebut melesat dan mengenai Putra.Putra pun tidak terima dan akhirnya dia tidak segan segan untuk mengejek ibu ibu malang tersebut

Anehnya lagi, anaknya yang juga ikut bermain dengan Tata dan teman-temannya malah tertawa melihat kejadian ini.

Namun Tata bingung dan akhirnya bertanya kepada Putra sambil agak berbisik ke telinga Putra "EH EH Putraa. Bukannya bela atau gimana gitu, putra Bu Temi kok ikutan tertawa sih?"

Putra pun menjawab "Emang gak boleh ya?"

"Boleh sih.Tapi, apakah dia tau tentang apa yang direncanakan kita buat njailin suami Bu Temi besok?............." Tanya Tata

Putra pun langsung menyaut "Udah lah jangan risau.Aman kok"

Karena Tata merupakan anak perempuan sendiri dan sering bermain dengan anak laki laki di lingkungannya dia pun tak terlihat seperti tomboy.Rumah Tata berdekatan dengan rumah sepupunya.Tapi sayangnya sepupunya berlawanan jenis dengan Tata.

Ali.Ali merupakan anak dari budhe Wati dan Pakde Sukirman.Ali lebih muda 2 bulan daripada Tata.Tetapi Tata sering memanggil Kakak kepada Ali, karena budhe Wati merupakan Kakak dari ayah Tata.

Ara.Ara merupakan anak dari Om Aan dan Tante Sera.Ara lebih tua 1 tahun 3 bulan dari Tata.Tetapi Tata sering memanggil Adik kepada Ara, karena Om Aan merupakan adik dari ayah Tata.

Ale.Ale juga merupakan anak dari Om Aan dan Tante Sera.Ale lebih tua 2 bulan dari Tata.Tetapi Tata sering memanggil Adik kepada Ara, karena Om Aan merupakan adik dari ayah Tata.

Ayam jantan pun berkokok.Tanda pagi mulai siang.Anak berusia 3 tahun itu mampu merasakan kesenangan seketika dia bermain di lingkungannya.

"sredekkkkk" suara terdengar dari luar rumah Tata.Dan dia pun segera untuk menuju teras rumahnya. Ternyata terdapat Ali dan Ale yang bersembunyi di samping rumah Tata dan mereka pun berbincang- bincang

"eh eh Tata ayoo, jadi nggak rencananya kemarin?" Tanya Ale,

Tata pun menjawab dengan penuh semangat "jadi kok jadiiiiiiiii"

Tiba-tiba ibunda Tata memanggil Tata "Tataaa kamu dimana?Ayo makan dulu.Habis makan mandi baru boleh main kalau semua udah."

Tata takut jika dimarahi ibundanya.Tata menyuruh masuk kedua sepupunya tersebut untuk menunggu di dalam rumahnya dan kedua sepupunya pun bersedia.

Setelah Tata melengkapi semua syarat ibunya guna untuk bermain, Tata langsung bergegegas ke rumah Putra bersama sepupunya.Namun, Putra pun masih tidur meskipun hari sudah menjelang siang.

Seketika Tata dan sepupunya sudah mengerti apa yang direncanakannya Tata pun segera mengambil plastik dirumahnya.Plastik tersebut diisi air keran, sedikit pasir dan bunga bunga yang berada di halaman rumah Tata oleh sepupunya.Ale dan Ali pun segera ke rumah Bu Temi agar apa yang di rencanakan mereka berhasil.Kebetulan juga Suami Bu Temi berada di terasnya.Tak lupa Tata juga mengumpat di belakang tumpukan batu.

"Assalamualaikum Pak, Niki obat herbal jamu uwenak pakk" Kata Ali dan Ale

Tiba-tiba dibukalah obat jamu yang berisi air keran tersebut oleh suami Bu Temi.Baru pertama kali Ali dan Ale menyaksikan suami Bu Temi meminum racikan bahan horor tersebut.Raut wajah mereka ambigu dan seperti tidak menyangka bahwa itu benar benar nyata.Ali pun menggesekkan siku nya ke Ale.Dan Ale pun akhirnya peka apa yang dimaksud Ali.

"Yaudah Pak gitu aja"Kata Ale,

"Oyaloya makasih"Saut Suami Bu Temi.

Ali dan Ale pun tidak sempat menjawab sautan Suami Bu Temi tersebut karena mereka tidak menyangka orang setua suami Bu Temi doyan makanan tersebut.

Tata pun bertanya "Gimana gimana?Usaha kita lancar kan?"

Ali pun menjawab "IHHH kok jijik ya liat orang makan kaya gitu, rakus11!"

"apalagi di depan mata kaya tadi, ihh jorok" Ale pun menyaut

"wkwkwkw" ucap Tata sambil tertawa.

Akhirnya mereka pulang dengan perasaan antara ingin tertawa namun kasihan dan jijik pada kerakusannya suami Bu Temi.Sejak masa ini, mereka bertiga lebih akrab dan juga lebih mengenal satu sama lain.

Fyi.
Jangan lupa voment nya(vote&coment)Share juga halal kok nggak haram.Lebih hargai author yaa jangan jadi silent readers.

To Be Continue, babayy🤗.

DERAU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang