Gadis itu keluar dari gedung kantor tempat dia bekerja lalu melangkah keluar bersiap pulang, sebelum ponselnya berbunyi yang membuat dia menggerutu.
Dia menatap ponselnya yang tidak henti-hentinya berbunyi tapi dia mematikan panggilan itu.
"Kenapa kau tidak mengangkat panggilan dariku?"
Gadis itu mendongak setelah baru saja menyimpan ponselnya kembali kedalam tas.
"Bayu? sedang apa kau disini?"
"Aku bertanya padamu Rheva, kenapa kau tidak mengangkat panggilan dariku?"
Gadis yang dipanggil Rheva oleh lelaki itu menarik nafas panjang.
"Aku lelah dan ingin segera pulang untuk istirahat."
"Kalau begitu, aku antar kau pulang!"
Lelaki itu hendak meraih tangan Rheva yang langsung saja mengindar.
"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri."
"Ada apa denganmu Rhe? kenapa kau tiba-tiba berubah seperti ini? menjauhi aku tanpa alasan yang jelas. Aku bahkan merasa kita tidak ada masalah apa-apa sebelumnya, tapi kenapa kau menghilang begitu saja tanpa ada kabar."
Rheva menaikkan alisnya sambil tersenyum sinis.
"Atas dasar apa aku harus memberi kabar padamu. Aku dan kau tidak ada hubungan apa-apa Bayu. Kita hanya teman, tidak lebih."
Lelaki bernama Bayu itu terdiam kaget mendengar kata-kata Rheva. Dia menatap Rheva dalam-dalam lalu menggenggam kedua tangan Rheva.
"Rhe, Maafkan aku karena terlalu mengkhawatirkanmu. Aku kehilanganmu beberapa minggu ini. aku merasa kau menjauhiku. Aku ingin mengatakan kalau aku me....."
Rheva menyentakkan kedua tangannya hingga genggaman Bayu terlepas, lalu menatap kesekeliling lobby kantornya yang mulai ramai karena pertengkarannya dengan Bayu. Rheva menarik tangan Bayu kearah parkiran, dan berhenti disudut parkiran yang sepi.
lalu Rheva berbalik dan menatap Bayu tajam.
"Rhe.."
"Cukup! kita sudah sepakat dari awal Bayu."
"Aku tahu Rhe, tapi aku tak bisa menahan perasaanku ini. Kau jelas tahu kalau aku mencintaimu."
Rheva menggelengkan kepalanya dengan senyum sinis lalu mendongak menatap Bayu dan memberikan tatapan tajam padanya.
"Kau jelas tahu, kalau apa yang kau rasakan padaku itu sia-sia. Sampai kapanpun, aku tak bisa membalas perasaanmu."
"Kenapa? aku tahu kau mempunyai kenangan buruk dimasa lalumu, tapi aku bisa mencoba untuk menyembuhkannya."
Bayu mencoba menggenggam tangan Rheva yang langsung ditepis Rheva.
"Dari awal aku sudah menegaskan padamu, tidak ada perasaan termasuk cinta. Tapi sekarang kau justru mengatakan itu padaku."
"Apa yang salah jika aku mencintaimu?"
"kau tidak salah, perasaanmu pun tidak salah. Yang salah adalah kau mencintai orang yang tidak tepat.".
"Tapi.."
"Cukup Bayu, aku tidak bisa menjalin pertemanan dengan laki-laki disaat aku tahu dia mencintaiku. Maaf jika mengecewakanmu. Tapi lebih baik kita tidak perlu lagi saling menjalin hubungan sekalipun hanya sebagai teman."
Setelah mengatakan itu tanpa menunggu jawaban Bayu, Rheva langsung pergi dan menaiki ojek yang berada tidak jauh dari kantornya. Meninggalkan Bayu yang menatap nanar kepergian Rheva.
KAMU SEDANG MEMBACA
"RHEVA" (ONE SHOT)
General FictionRheva meneguk minuman digelasnya, lau menatap sahabatnya sambil menaikkan satu alisnya... "again?" Dia menoleh kearah yang ditunjukkan sahabatnya itu dan mendapati ponsel yang ada diatas meja bergetar. Rheva hanya mengangkat bahu cuek, tidak perduli...