Tak Cukup!

1 0 0
                                    

Aris Pov.

Aku menunggu di depan kelas paling junior. Aku bersama Rio dan Ahmed, Entah aku memang ingin pulang bersamanya atau tidak ingin Harison mengganggu Olin lagi. Setelah guru pergi aku masuk ke kelasnya dan berdiri di depan bangkunya. Cukup lama dia tak sadar aku begitu dekat bahkan dia tak mencium parfum baru yang Rio belikan.

" Ouh Bang aris? Ada pesan buat ibu. Mau pulang telat? aku akan bilang sesampai dirumah, aku akan buatkan makan sore untuk Arvan juga kalau ibu kalian tak dirumah" Ucap Olin yang bahkan tak sempat membuatku bicara.

" Mau pulang bersama? Hari ini aku tidak ke Club" Ucapku yang membuat Olin tampak malu di depan teman-temannya.

" Emm.. Ak.. Aku.. "

" Lebih baik. Kak Son masih mengawasi kamu. Aku pulang dengan Tika" Ucap Sari.

" Iya. Bang Aris jago beladiri jadi pasti Kak Son takut! Ayo sar kita pulang"

Rupanya teman-teman Olin cukup peka dengan harapanku. Aku juga meminta Ahmed dan Rio menjaga kedua teman Olin. Sudah tidak banyak murid di sekolah hanya beberapa yang ada untuk orgnisasi sekolah. Beberapa dari mereka juga masih membicarakan aku dan Olin. Untungnya dia bilang tidak terganggu jadi aku merasa lebih baik.

" Oo.. oya kita jadi canggung karena tadi ya. Ini beda dari sebelumnya" Ucapku malu,

Jujur pertama kalinya Olin mengetahui bahwa aku menyukainya sejaklama meski itu dari Harison. Aku sangat gugup juga takut, Olin justru sebaliknya. Wajahnya tenang dan seperti biasa senyum simpul selalu membuatku seperti lelehan lilin. Aku mendengar jelas Olin bicara bahwa dia selalu dilihat dari sisi beda oleh oranglain.

" Entah apa yang salah? Sejak lama aku memang beda dengan yang lain, Aku tidak introvert tapi aku tidak suka pergi dengan banyak orang atau teman. Setiap hari aku hanya dirumah dan termenung. Tapi aku keras kepala, abang tau itu bukan?" Ucap Olin yang membuatku terdiam hanya dengan anggukan.

" Aku pikir aku aneh sendirian tapi suatu hari aku menemukan seseorang yang mengubah presepsiku sendiri, Aku punya banyak teman disana, Seseorang yang berwajah.. Sangat tampan dan lembut,." Lanjutnya yang membuatku merasa sakit dan hancur.

" Tampan? Siapa?" Tanyaku pada Olin.

" Sudahlah! Intinya aku punya teman disana. Aku kenal Mas Bayu juga di komunitas itu!" Ucapnya dengan senyum yang sangat indah.

Kami sampai dirumah dan seperti biasa Arvandi sudah lebih dulu dan sedang bermain bola. Siang ini dan Hari ini menurutku banyak hal yang tak pernah aku pikirkan. Wajah Olin yang begitu dekat denganku juga bicara lembutnya denganku yang begitu lama. Aku dan Arvan makan bersama lalu akan pergi latihan Karate bersama, Saat aku keluar rumah aku melihat Olin seperti biasa membaca buku, Ada yang berbeda akhirnya dia punya ayunan di depan rumah berbatas pagar pembatas rumah kami. Apa Aku harus membuat ayunan di dekat pagar juga, mengamatinya setiap sore dan pagi.

" Bang Ayo. Liat apa?" Seru arvan

" Iya!"

Olin Pov.

Aku melihat keduanya pergi, Aris tampak biasa dan tak pernah peduli denganku. Jika aku cinta pertamanya aku merasa sangat mustahil karena Gina bahkan pernah pacaran dengan Aris sebelumnya. Ahh kenapa aku peduli sekarang setelah Harison mengatakan itu tadipagi. Aku masuk rumah dan masuk kamar, Aku mencoba melupakan semuanya tapi sangat sulit. Aku mengenal Aris sejak kecil, Dia bahkan bukan tipe ideal terlebih aku sudah mengabdikan janjiku untuk mencintai Kak Loudi selamanya.

" Ada waktu sore ini? Aku mau ajak kamu liat latihan kami" Ajak Bang Aris.

" Kamu akan hadir sore ini. Mungkin Kak Loudi akan menyatakan perasaannya pada Dara sore ini" Ucap Mas Bayu.

" Hey kamu ini!" Ucap bang Aris.

" Kak Loudi dan Ka Dara ? Ka Loudi menyukai kak Dara, Itu gak mungkin! Dengan jelas aku dengar Ka Loudi tidak akan berkencan dengan siapapun. Kenapa?" Tanyaku terkejut sekaligus hancur.

Sari dan Tika berlari melihatku dalam kondisi yang tak baik. Banh Aris membawaku dan membelikan aku minuman, Semua orang jelas tahu tak pernah seorang gadis yang pernah mendapat perhatian Bang Aris. Aris dikenal idola yang anti kencan. Harison tampak diam mungkin karena dia sudah cukup bahagia melihat wajahku yang muram. Sari dan Tika duduk bersama Rio Ahmed juga mengkhawatirkan aku.

" Olin, Kamu mau pulang?" Tanya Bang Aris.

" Semua begitu tiba-tiba, Yang datang saat hilang atau yang hilang saat datang. Terlalu rumit untuk dipahami, itu juga akan terjadi lagi. Tidak ada cara mengubahnya hanya membuka pintu lain yang tertutup dan terbuka" Hanya kata-kata itu yang keluar dari pikiran dan mulutku.

Semua orang termasuk Aris dan Sari hanya terkejut. Mas Bayu dari kejauhan tersenyum, Mengetahui bahwa aku memiliki sejuta kelemahan itu karena satu milyar kekuatan yang ada padaku. Aku meneguk satu botol tanpa henti dan melemparnya ke tong sampah dengan tepat. Aku tersenyum dan menatap lapangan, Itu tatapan kosong tapi jelas aku bisa melihat apa yang harus kulakukan.

" Bang Aris terimakasih minumannya, Sari aku pulang duluan bisa kan? Aku akhiri sekarang"

Semua orang melihat keanehanku, Gila? Apa dia punya teman gaib? Halusinasi siang bolong? Hanya mas bayu yang tersenyum lalu duduk di bangku depan Sari dan tika. Mas Bayu memberikan 2 botol pada temanku sambil mengatakan bahwa yang mereka tahu dan Yang bayu kenal itu berbeda.

" Tapi Mas Bayu? Dia akan terluka, itu cinta pertamanya" Ucap Tika.

" Selain dari dirinya sendiri, dia sangat kuat. Pintu terbuka dia melebihi dari satu pintu terkunci. Artinya dia orang yang mudah kembali energi." Mas Bayu pergi juga.

Aris Pov.

Aku masih cukup khawatir meski Bayu selalu bilang bahwa Olin akan baik meski melihat semuanya, Yah aku bisa percaya Olin mampu tapi bukankah akan sulit menyaksikannya langsung. Sudah 2 jam berlalu

Berbatas PagarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang