Kedua orang itu bermain berbagai wahana di Amusement Park, lalu menyantap makan siang di restaurant cepat saji di area Amusement Park.
Hingga senja datang. Mereka pun menaiki bianglala raksasa untuk mengulang lagi kejadian 6 bulan yang lalu, di saat mereka menghabiskan hari natal bersama selama satu hari.
"Malam musim panas memang yang terbaik saat malam hari," ucap So Eun sambil melihat keluar jendela yang ada di sebelahnya. Kemudian ia menatap lurus kearah Shi Yoon yang duduk di hadapannya. "Oppa."
"Ne?" Shi Yoon menatap So Eun, menjawab panggilannya.
So Eun mengalihkan pandangannya kearah lain, takut melihat ekspresi kesal karena jawaban yang akan ia lontarkan. "Maaf. Aku... tidak memiliki perasaan yang sama dengan Oppa."
Shi Yoon tersentak hingga matanya membulat.
"Ada orang lain yang aku cintai sejak lama," ucap So Eun. Kemudian ia menatap Shi Yoon yang tampak kecewa dengan ucapannya. "Tapi aku menyukaimu sebagai teman. Aku ingin berteman dengan Oppa. Tapi aku tidak bisa memiliki perasaan yang sama dengan Oppa."
Shi Yoon menunduk, tersenyum, lalu menatap So Eun. "Apakah orang itu adalah Cho Kyuhyun?"
So Eun terkejut. Wajahnya memerah, tampak panic. "Ti-tidak! A-aku tidak mencintainya."
Shi Yoon terkekeh. "Bisakah kau menutup matamu? Sebentar saja."
So Eun mengikuti ucapan Shi Yoon. Ia menutup matanya. Tidak beberapa lama kemudian, ia merasakan sesuatu yang lembut dan hangat di dahinya. Ia membuka matanya dan terkejut jika Shi Yoon mencium keningnya.
Shi Yoon kembali duduk. "Izinkan aku mencintaimu 3 menit lagi. Setelah turun dari bianglala, anggap saja aku tidak pernah mengucapkan itu padamu. Aku juga akan berusaha menghilangkan perasaanku padamu. Bisa 'kan?"
So Eun mengangguk gugup. Lalu ia tersenyum saat melihat Shi Yoon tersenyum. Muncul perasaan lega karena Shi Yoon tak memaksa supaya ia mencintainya juga. Dia adalah pria dewasa. Tentu saja tidak akan melakukan hal kekanakan seperti itu.
Tapi, ia perlu mengatakannya pada 4 pria lagi.
-oOo-
Sepulang So Eun ke rumah, ia mendengar music biola yang sangat indah. Saat ia mendongak keatas, rupanya Henri sedang menggesek biolanya di teras lantai 2. Ia tak bisa membohongi diri sendiri kalau ia terpukau dengan permainan lelaki itu.
Lantas ia masuk ke rumah dan langsung pergi ke lantai 2 untuk menghampiri Henri. Lalu ia mengeluarkan ponselnya dan memotret Henri. Mendengar suara kamera dari ponsel So Eun, sukses membuat Henri menghentikan permainannya dan menatap kearah So Eun. Dan So Eun segera menurunkan ponsel dari hadapannya karena terkejut.
"Apa kau menyukai permainanku, hingga kau mencintaiku?"
"Aku menyukai permainanmu. Tapi, itu tidak bisa membuatku mencintaimu."
"Sayang sekali. Padahal aku berhasil membuat banyak gadis luluh karena permainan biolaku. Tapi kau tidak."
"Aku sudah mencintai orang lain," jelas So Eun.
"Apa itu Myungsoo?" tebak Henri cepat dan menatap So Eun tajam.
So Eun menggeleng perlahan, "Bukan. Jadi, aku mohon jangan terlalu berharap padaku. Aku tidak mau membuatmu sakit karena aku."
Henri menurunkan biola dari pundak kirinya. Kemudian ia berjalan menghampiri So Eun. Di raih tangan kanan So Eun, lalu mengecup punggung tangannya. Sontak membuat So Eun terkejut. Lalu Henri mendongak keatas, menatap wajah So Eun yang terkejut. "Izinkan aku masih mencintaimu, meskipun kau sudah mencintai orang lain. Karena kau adalah penyemangatku, Kim So Eun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate [complete]
Teen FictionAyah Kim So Eun di tugaskan ke Amerika. Karena So Eun tidak mau pindah dan bersosialisasi dengan orang asing, maka ayahnya menitipkan So Eun di rumah kost milik temannya. Hari-hari So Eun menjadi penuh kejutan ketika ia berada di rumah kost yang isi...