Prolog

97 30 14
                                    

Seseorang bertanya padaku 'Apa gunanya hidup?  Lalu mengapa harus mati?' maka dengan entengnya aku menjawab bahwa hidup ibarat scenario, yang berarti sudah ada pengarturnya sama seperti film di televisi, dan jika ingin produksi film itu berjalan dengan lancar maka ikutilah Scenario, dan kenapa harus mati? Kau juga bisa mengambil contoh dari sebuah film tadi, jika semua peran sudah di mainkan dan Scenario sudah di ikuti maka film tersebut akan berakhir pada waktunya yang biasa kita sebut 'Tamat atau End' seperti ini lah hidup jalani saja dan ikuti ketentuannya seperti air mengalir.

.

.

.

.

.

.

Namun sebuah Pernyataan yang telah aku jelaskan pada Seseorang tidak berlaku untuk ku saat ini.
.

.

.

.

.

.

Jalani seperti air mengalir?

.

.

.

.

.

.

.

.

Tch, jika bisa aku akan menarik kata - kataku.

.

.

.

.

.

.

Tuhan memang menciptakan manusia dan mengatur jalan hidupnya. Semua yang Tuhan rencanakan adalah yang terbaik. Namun bagaimana jika rencana Tuhan tersebut tidak bisa kita terima? Apa harus menyalahkan Tuhan?

TIDAK! Tuhan tidak pernah salah.

.

.

.

.

.

Ada yang bilang padaku 'Manusia terlahir sudah di bekali takdirnya masing-masing'
Ya Takdir. Sesuatu yang menentukan jalan hidup seseorang. Bisa di sebut rencana Tuhan.
.

.

.

NAMUN apa yang sedang Tuhan rencanakan untuk hidupku?

.

.

.

.

.

.

Mungkin aku tidak mengerti ini. Bisakah aku menjalaninya? Bisakah aku menahannya? Dan bisakah aku merubahnya?

.

.

.

.

Tbc

{Hello, hope you like this is story and happy reading for the next chapter}

Ikutsertakan votment-nya ya :) 🙏🙏

ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang