Get Married

12.4K 817 130
                                    

Sakura melihat pantulan dirinya di cermin. Matanya melotot seakan tidak percaya jika sosok yang terpantul di cermin itu dirinya. Bagaimana mungkin gadis miskin sepertinya berubah menjadi gadis yang cantik, berkelas dan luar biasa.

Ini seperti mimpi, semua yang terjadi seharian ini bagaikan mimpi yang aneh untuknya. Dia tidak percaya jika dirinya telah berubah menjadi seorang gadis yang cantik sana seperti dia tidak sanggup mempercayai kenyataan jika dirinya telah melihat anaconda.

Sakura menggeleng berusaha menepis pikiran kotor yang sempat melintas. Dia juga jadi teringat pernah merencanakan agar anaconda milik suaminya terpotong jika menyakiti hatinya.  Atau membuat anaconda itu tidak muncul lagi dengan membuat suaminya impoten.

"Kenapa otakku menjadi aneh, ini pasti gara-gara kebanyakan lihat anaconda Sasu-kun."

"Oh jadi otakmu aneh gara-gara lihat anacondaku?"

Sakura segera membalikkan badannya. Sasuke sempat terkejut melihat perubahan drastis istri kecelakaannya ini.
'Dia tidak kalah cantik dari Hinata.' Batin Sasuke.

"Ayo kita berangkat." Sasuke menjulurkan tangan pada Sakura. Walaupun ragu Sakura meraih tangannya.
Sasuke tersenyum, sentuhan tangan Sakura penuh dengan kasih sayang, perasaannya menjadi penuh dengan kehangatan jika menggenggam tangan mungil ini. Keajaiban apa yang dimiliki gadis ini hingga perasaan kesepiannya menghilang bak tertiup angin.
.
.
.
.

Hinata dan Raikage berdiri sebagai pusat perhatian. Sepasang pengantin baru itu menerima begitu banyak kata selamat. Meskipun dalam hati para tamu undangan itu menatap jijik pasangan yang hampir seperti ayah dan anak itu. Tapi tidak mungkin menunjukkan secara terang-terangan. Begitulah dunia politik, penuh dengan kepalsuan. Hinata terus tersenyum, meskipun harus tersenyum palsu yang penting bisa menutupi kehancuran hatinya. Tapi senyum itu luntur disaat melihat tamu yang hadir yang keluar dari mobil Limosin.

Senyum lembut Sasuke dan mata berbinar gadis yang dia tau adalah istrinya. Hatinya hancur sudah tak berbentuk lagi. Bahkan kini tangannya bergetar hebat ketika menyambut ucapan selamat dari Sasuke.

"Selamat tuan dan nyonya Raikage."

"Hahaha terimakasih tuan Uchiha."

"Selamat tuan dan nyonya perdana menteri." Ucap Sakura.

"Wah kekasihmu sangat cantik, matanya benar-benar indah." Puji Raikage.

"Aku telah menemukan emerald disaat ketidakberdayaan diriku tuan."

"Beruntung sekali kau tuan Uchiha."

Sasuke tersenyum mengejek pada Hinata. Kemudian dia pamit dengan mengalungkan tangannya pada pinggang ramping Sakura.

"Kami pamit untuk menikmatinya hidangan pesta tuan, permisi."

"Silahkan, nikmati pesta kami." Raikage tetap tersenyum senang, berlawanan dengan sang istri yang tersenyum kecut.

Sakura hanya membungkuk kikuk dan mengikuti langkah Sasuke. Mata amesty itu terasa seperti hantu yang merangkak keluar dari sumur tua seperti di film horror.

Sakura menatap makanan di meja dengan mata berbinar. Lihatlah makanan yang lezat itu. Sangat menggoda untuk dinikmati. Andai dia bisa membungkus semua kue dan hidangan itu. Dia bisa makan sampai pagi tanpa henti. Maklumlah seumur hidup meskipun bekerja keras Sakura paling bagus cuma makan ayam goreng, itupun hutang dulu.

Sekarang melihat dia di kelilingi makanan beraneka ragam kelezatan, hidupnya bagai terasa di surga.

"Aku ke toilet dulu, ingat jangan minum minuman di sana, itu mengandung alkohol." Pesan Sasuke.
Sakura mengangguk dan kembali memakan kue di piringnya.

.
.
.

Brak

Sasuke mengernyit melihat Hinata yang mendatangi toilet untuk laki-laki. Wanita itu tampak kacau meskipun terlihat cantik.

"Sasuke, kembalilah padaku, bawa aku pergi dari pria tua itu hik hik."

"Kau menyesal eh?"

"Yah, aku tersiksa. Aku mencintaimu Sasuke. Bawa aku pergi dari sini." Tiba-tiba Hinata bersimpuh di depan Sasuke. Ia memasang wajah mengiba agar Sasuke luluh dengan permohonannya.

"Sayang sekali aku sudah menikah." Sasuke meninggalkan Hinata yang shock dengan penolakannya.
"Lagipula aku tidak berminat dengan bekas orang tua."

Blam

Hinata kembali terisak. Harapannya untuk pergi dari Raikage tidak ada lagi. Yang tersisa hanya penyesalan berkepanjangan.

Sasuke melangkah menuju istrinya. Gadis itu masih dengan lahap menyantap makanan di piring. Wajah yang cantik tapi polos, mata yang meneduhkan, kebaikan apa yang Mbah Madara  pernah lakukan sehingga cucunya mendapatkan karma baik.

"Kita pulang sekarang sayang?"

'Wah... Kerasukan arwah dari mana Uchiha ini, kenapa dia memanggilku sayang?' batin Sakura.

"Baiklah." Sebenarnya Sakura tidak rela melepas makanan ini. Tapi jodoh mereka sampai disini. Mau tidak mau Sakura harus ikhlas.

"Apa kau keberatan kita pulang bersepeda?"
"Benarkah?"

Sakura tidak menyangka Sasuke punya niat mengajak dirinya naik sepeda. Dia kira tuan kaya seperti dia hanya bisa menunggang mobil dan wanita. Ups.

Salah satu anak buah Sasuke mengantarkan sepeda untuk Sasuke. Sasuke segera menaiki sepedanya. Pikiran absurb Sakura kembali kumat.

'Waktunya memandikan dia aku sempat melihat ada daging yang berbentuk bulat dan menggantung. Memangnya itu tidak terjepit saat naik sepeda ya?'

Sesuai instruksi Sasuke Sakura duduk dibonceng Sasuke. Perlahan pria itu mengayuh sepedanya pelan-pelan. Jalanan nampak sepi. Raikage sengaja mengosongkan jalan untuk tamu undangan.

Beruntung itu menjadi momen romantis kedua pasangan kita. Suasana yang sepi membuat Sasuke membuka suara.

"Aku ingin kita menikah dengan benar Sakura."
"Eh?"

"Entah kenapa hatiku nyaman saat bersama dirimu. Ini gila tapi aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu."

"...."

"Maukah kau menikah denganku?"

"Ya... Aku mau Sasuke-kun."

Mereka pun melanjutkan bersepeda dengan santai. Sakura melingkarkan tangannya pada pinggang Sasuke.
Sakura tersenyum, ternyata impiannya untuk menikah dengan pangeran tampan benar-benar terwujud.

'Ayah aku telah menemukan pangeranku' batin Sakura.

Ciit.

"Kenapa berhenti?"

"Aku tidak mau pinggangku encok sebelum malam pertama kita."

Blush

"Dasar pervert."

"Kau lebih pervert nyonya Uchiha. Aku tau semua kelakuanmu ketika aku lumpuh."

Ya ampun. Sakura ingin sekali mengubur dirinya dalam-dalam di jalan saat ini. Dia benar-benar malu.

Mereka pun menuju mobil yang disiapkan Sasuke. Pria ini benar-benar mempersiapkan dengan detail lamaran dadakannya ini.

End

Dance with Fire✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang