Chapter 2
•••
"Hard feelings are hard, tho."
–Marsha Aldavina Tanaya•••
"Sombong banget lo, tai, mentang - mentang deket banget gitu sama si Jovi," tembak Clara langsung kepada Marsha.
Marsga yang sedang menyantap nasi goreng yang ia bawa dari rumah itu mengunyah makanannya terlebih dahulu, lalu mendongakkan kepalanya menatap ke arah Clara–yang entah datang darimana untuk melabrak Marsha–dengan wajah tanpa dosa khas miliknya.
"Hah? Gue? Deket sama Jovi? HAHAHA, whoops. Salah denger kali ya gue?" balas Marsha sambil tertawa tak ikhlas diselingi sela tawa para murid kelas X IPA 1. Marsha pun melanjutkan memakan bekalnya tanpa merasa diusik sedikitpun.
Clara yang melihat juniornya sangat tidak sopan terhadap dirinya pun langsung menggebrak meja Marsha dengan tidak sabaran. Clara juga menyambar botol minum milik Renada–yang kebetulan teman sebangku Marsha–lalu membuka tutup botolnya, dan menuangkan isinya ke tempat makan Marsha.
Marsha yang sedang mengunyah melotot ke arah tempat makan miliknya, terdengar dentingan sendok dan garpu aluminium bergesekan di lantai–Marsha tak sengaja menjatuhkan sendok dan garpunya padahal. Ia pun berdiri dan menatap kakak kelasnya dengan dingin dan ganas tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ia juga menyilangkan kedua tangannya, dan mendongakkan kepalanya tinggi, "lo kakel gue, senior gue, tapi gabisa jaga attitude. Huft, memalukan," tembak Marsha sarkas.
Clara sendiri juga tidak mau terlihat lebih lemah dari Marsha. Dengan tatapan nyalangnya, gadis berperawakan tubuh ideal dan berambut coklat–yang diberi hair chalk–itu menampar pipi kanan Marsha dengan tangan lentiknya.
Marsha memegangi pipinya dan memandang Clara tidak percaya seraya berucap, "Kak, damai dong! Gue sama Jovi gaada hubungan apa - apa, tau!"
Clara pun membalas perkataan Marsha, "Alah, sotil. Awas aja si, kalo lo deket - deket sama Jovi. Si Jovi punya gue, anjing,"
"Cuih, rendah banget. Haha. Princess sekolah yang diidamkan para lelaki SMA Taruna Nugraha bisa serendah dan sekasar ini buat dapetin Jovi? Ini namanya bukan panutan. Betapa bodohnya orang - orang yang ngevote lo,"
"LO BILANG APA TADI?! GUE SENIOR LO, GUE YANG BERHAK MENENTUKAN APA AJA YANG GUE MAU, BODOH!"
Plakkk
Bunyi tersebut bukan berasal dari Clara ataupun antek - antek barbienya yang menampar Marsha. Bukan, sama sekali bukan.
Marsha melongo tidak percaya ketika sosok lelaki yang sedang dijadikan Clara bagaikan sebuah barang–yang kerap cap milik Clara–dan dibicarakan sedari tadi.
Jopi Arsyinta Bella.
Eh, maksudnya Jovian Alejandro Yudhistira.
Jovi melepas cengkramannya pada tangan Clara dan menatap Clara nyalang, seakan - akan Jovi memiliki masalah dengan gadis tersebut–yang tentu saja diiringi tatapan tak percaya Marsha, sih. Berani banget gitu sama senior, apalagi ke Marsha. Huh.
Tapi tak masalah, selama Marsha bisa aman dari senior ini beserta para antek - anteknya yang super menyebalkan dan suka menggangu.
"Apasih kamu, Jov?!" Ujar Clara sambil menatap Jovi tak percaya.
Marsha pun tahu, tatapan yang ditujukan oleh Clara ke Jovi untuk membujuknya itu hanyalah sekedar tatapan yang dibuat - buat.
Sok imut,
puppy eyes,
aegyo,
nada yang dibuat - buat ketika berbicara,
dan gaya berpakaiannya, tak menunjukan adanya aura princess dari SMA Taruna Nugraha.
Oh iya, dan kegaduhannya.
Bullshit banget gitukan? Itu kata Marsha.
"Clar, keluar lo dari sini. Gaada faedah bikin ribut sama adkel sendiri," putus Jovi tegas.
•••
Author's Note :
nyantuy, baru part 2. belom seru, nih. ya ga?
sekian terima jughead,
awnirmala <3@llnirma on instagram
KAMU SEDANG MEMBACA
[HST 1] Enemies
Teen FictionCerita ini tidak hanya sekedar mengisahkan cinta yang begitu berbelit. Tetapi, cerita ini mengisahkan kehidupan dua belah remaja yang telah bersahabat semenjak mereka masih berada di rahim ibu mereka masing - masing. Jovi dengan sikap childishnya y...