0.

4 1 0
                                    

Gue tengah duduk disalah satu meja di kantin, bersama keempat laki-laki biadab yang mau enggak mau harus gue akui sebagai teman.

"Kira kira kalo gue jajan di Mak Eti dia bakal ingat utang gue yang kemaren gak ya," Jimin memainkan bibirnya geli, manusia paling boke di muka bumi itu sering sekali memanfaatkan kepikunan Mak Eti untuk dapat jajan gratis, enggak habis pikir kemana perginya duit yang selama ini dikasih bapaknya tiap bulan.

"Enggak, gue jamin, sono jajan," Jungkook mendorong tubuh Jimin, menyuruh laki-laki itu pergi, tapi Jimin bergeming, ia lalu menggebrak meja kencang.

"Gue baru inget sesuatu!" Matanya melotot seperti hal yang baru saja ia ingat adalah hal paling penting sejagat raya, gue mendengus, setiap kali dia seperti itu, hal yang mau dikatakannya itu sebenarnya gak penting penting amat.

"Gue belum dapet pajak jadian dari Suga!"

"Suga jadian sama siapa?" Tanya Jin yang dari tadi sibuk dengan ponselnya.

"Sama cewek," jawab Jimin sekenanya.

Jin melengos, memang tidak akan pernah beres jika ngobrol sama Jimin.

"Bye ya brader, gue mau mengais rezeki dulu," Jimin berlalu meninggalkan kita yang hanya bisa menghembuskan napas kesel karena sikap gajelasnya itu.

"Tae, gimana?" Jin menaikkan alisnya sambil natap gue, membuat alis gue mengkerut keatas karena kurang paham sama pertanyaannya.

"Gimana apanya?"

"Si Yasmin, katanya lo mau nembak dia."

Mata gue melotot sebentar, lalu ketawa garing yang membuat Jungkook mengernyit.

"Kok lo ketawa?" Gue berdehem, bener kata Jungkook, ngapain gue ketawa? Emang ada yang lucu?

"Itu, lu gatau kalau si Yasmin sebenernya gak naksir gue?"

"Hah yang bener?" Jin mencondongkan wajahnya kedepan muka gue, gue mengangguk mantap, "bener, dia itu cuma pengen kenal sama lo Jin, tapi melalui gue, dia sendiri kok yang bilang."

"Muke gileeee," Jungkook geleng geleng kepala takjub, gue lagi-lagi cuma ketawa garing karena gatau harus bersikap apa atas kejadian mengenaskan yang tengah menimpa hidup gue ini.

"Ngibul ye lu?" Tangan Jin mendorong kepala gue kebelakang, hampir membuat gue jatuh dari kursi.

"Kagak njir, beneran."

"Ini bukan salah gue kan?" Tangannya garuk garuk kepala yang gue yakin kepalanya itu lagi ga gatel, kebiasaan Jin jika sedang salah tingkah.

"Bukanlah boy, gaada yang salah, gue nya aja mungkin yang rada gr setiap kali dia chat dan ngajak ketemuan, padahal setiap ngobrol yang dibahas ga jauh jauh dari lo, nanya hobi lo apa, makanan favorit lo apa, harusnya gue udah sadar dari dulu."

"Ternyata orang ganteng juga bisa disakitin ya."

"Haha lo pikir cuma orang jelek yang berhak patah hati?" Canda gue atas lelucon Jungkook yang mau gak mau harus gue akui, sedikit menghibur.

"Lo bakal ketemu cewek yang bener bener tulus suka sama lo kok, sabar aja, dia lagi otw, mungkin otw nya pake busway jadi rada lama, Jakarta macet soalnya." Cerocos Jungkook gadanta.

"Yeu jambul!" Gue akhirnya bisa benar benar ketawa setelah kejadian tempo hari, saat pengakuan cinta gue ditolak secara halus oleh Yasmin, wanita yang gue anggap paling manis di SMP ini.

***

BTS• F R I E N D S H I P•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang