Kim Jennie & Kim Taehyung
∞
please share our happiness
at the celebration of our marriage
on Sunday, the 23th of September
at five o'clock
the Plaza
fifth avenue at central park south
new york, new york
Jennie menghela napas panjang setelah membaca contoh surat undangan yang dikirim ke emailnya. Ada sesuatu yang aneh di hatinya, meskipun ia mencoba untuk mengabaikan. Dadanya terasa sesak, walau ia berkali-kali menghela napas. Rasanya masih sama.
Ini yang ia inginkan, bukan? Sebulan yang lalu ia menerima lamaran laki-laki itu. Ia sendiri yang memamerkan cincin berlian nan indah tersemat di jari manisnya kepada teman-temannya. Ia sendiri tampak bahagia dan bangga.
Ia tidak mempunyai pilihan lain. Jika ini memang jalan yang harus ditempuhnya, maka ia harus menyiapkan kedua kakinya untuk melangkah. Tak ada kata mundur. Lagipula, tidak ada yang diharapkannya lagi.
Lalu sebuah panggilan masuk menyadarkan Jennie. Kim Jisoo, sahabatnya. Jennie tersenyum kembali sebelum menerima panggilan tersebut.
"Hey."
"Well, have you seen it? The invitation."
"Yeah. Bagus."
"You don't like it, do you?"
"Of course I like it, Jisoo. Why?"
Jennie menyanggah apapun kecurigaan Jisoo. Ia tidak ingin suasana hatinya dibuat makin buruk lagi.
"Then why you sound like you don't like it? Tell me what's wrong? Do you feel comfortable if you marry on that date?"
Jennie berdecak. Ternyata Jisoo tidak bisa diajak kompromi. Apa sahabatnya itu tidak mengerti kalau Jennie tidak ingin ditanyai lebih banyak lagi? Jennie sudah memperingatinya kemarin.
"Jisoo-yaa, bukankah aku sudah mengatakan padamu kalau aku sudah yakin dengan keputusanku? Aku sudah mengatakannya berulang kali. Please?" ujar Jennie seraya menekankan nada bicaranya.
Terdengar Jisoo menarik napas. "Okay, aku mengerti. Kalau begitu mari kita bertemu besok. Aku ingin memperlihatkan beberapa rencana padamu. Sebagai your Maid of Honor aku harus menjadi yang terbaik, benar kan?"
Jennie terseyum kecil.
"Aku yakin kau pasti menjadi yang terbaik. Oke, see you tomorrow."
**
Jennie menggerutu ketika melihat Jisoo yang baru saja memasuki café. Ia sudah cukup lama menunggu sendiri, ditemani segelas Iced Americano dan sepotong croissant. Sahabatnya tersenyum cerah sekali, membuat Jennie bertanya-tanya apakah perempuan itu memiliki rasa bersalah atau tidak karena datang terlambat.
"Ya Tuhan, di jalan macet sekali, Jen! Apa kau sudah memesan minuman untukku?"
Oke, Jisoo tidak merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU
FanfictionJennie berpikir bahwa persahabatannya dengan Lisa sudah berakhir bertahun-tahun lalu. Setelah menghancurkan hati Lisa saat malam prom mereka, Lisa pergi dari kehidupannya. Lisa menjauhkan dirinya dari Jennie dan memulai kehidupan baru yang jauh dari...