[01]

418 80 18
                                    

Perempuan itu masih berdiam diri di tempat yang sama sejak setengah jam yang lalu. Melewatkan jam pelajaran kedua yang telah mulai sedari tadi. Matanya sibuk menatap ke bawah, ke lapangan basket outdoor. Lebih tepatnya kearah pria yang kini tengah bermain basket sendirian.

Bagaimana pria itu mendrible bola, mencetak skor, ataupun mengusap peluh yang membasahi dahinya dapat dilihat dari atas sini, dari rooftop yang selalu kosong ini. Apapun pergerakan pria itu mampu membuat jantungnya berdebar tak karuan meski ia hanya memandangnya dari kejauhan.

Bahkan saat pria itu bernafas melalui mulutnya sehabis bermain basketpun mampu membuatnya tersipu malu, pujaan hatinya tampak sangat sexy meski berselimuti peluh. Ditambah lidahnya yang sesekali terjulur keluar untuk menjilat bibir ranumnya yang kering. Entah mengapa itu terlihat seperti godaan untuknya. Mungkin karena tingkat kebucinannya yang semakin hari semakin parah membuat semua hal yang menyangkut pria itu terlihat menarik.

Senyum gadis itu mengembang begitu pria yang sedari tadi menjadi objek perhatiannya kembali berhasil mencetak skor. Netranya dapat melihat pria itu kini tengah bertingkah absurd guna merayakan skornya yang ke 100. Ya, Suzy menghitungnya sedari tadi.

Namun senyum Suzy luntur begitu seorang gadis berperawakan mungil datang mendekati Taehyung, si pujaan hatinya. Gadis itu segera memberi Taehyung sebotol air mineral lalu tanpa ijin atau apapun ia segera membantu Taehyung mengelap keringat di wajahnya menggunakan handuk yang ia bawa.

Bagaikan dicengkram begitu erat, ulu hatinya berteriak pilu begitu merasakan sesak yang teramat sangat. Senyum manis yang tadinya terpatri kini berganti menjadi senyum tipis.

Inilah resiko menyukai seseorang yang telah mempunyai kekasih. Dan Suzy memahami itu dengan jelas. Namun tetap saja sakit rasanya melihat sosok yang ia suka berduaan dengan gadis lain.

"Ahh Suzy sadarlah, kau bukan siapa-siapanya."

Ucapnya pada diri sendiri, berusaha menyadarkan dirinya pada kenyataan yang pahit.

Dengan senyum tipis yang masih terpatri di bibir ranumnya, Suzy pergi dari rooftop. Meninggalkan pemandangan sepasang kekasih yang tengah bermesraan.

Namun tanpa Suzy sadari, kepergiannya tertangkap oleh netra tajam seorang Kim Taehyung.


-00-


Suzy melangkah menuju toilet sekolah. Entahlah, kakinya terasa berat jika harus melangkah menuju kelasnya yang tengah dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Menatap pantulan wajahnya di depan cermin. Ia mengamati wajahnya dengan seksama, mecoba mencari kecacatan dari wajahnya yang membuat Taehyung tak tertarik padanya.

Menghela nafas kasar begitu tak mendapatkan cacat sedikitpun di wajahnya. Suzy segera membasuhi wajahnya dengan air keran sebelum akhirnya teriak histeris.

Matanya membola menatap pantulan wajahnya di cermin.

"Make up mahalku!!" teriaknya histeris lalu mencoba menghapus sisa-sisa air yang ada diwajahnya.

"Kalau begini caranya make up ku akan habis tak bermanfaat." gerutunya.

"Sial, berbicara denganmu membuat perutku lapar! Tunggu aku disini penggemarku!" ucap Suzy sembari menunjuk pantulan dirinya di cermin lalu pergi dari toilet menuju kantin sekolah.

Losers In Front of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang