Cip.. cip!
"Kak Kindness, bangun!!" Panggil seseorang yang dianggap adik oleh Kindness.
"Uhm? Ada apa Rion?" Lirih Kindness yang lagi mengucek matanya.
"Sudah pagi. Waktunya sarapan. Ibu sudah bikinkan makanan kesukaan kakak! Ayo!" Jelas Rion sambil menarik tangan kakaknya itu.
"Sebentar Rion.. masih ngantuk nih. Kamu tunggu aja di meja makan. 10 menit lagi aku akan kesana..." Lalu Kindness kembali berbaring dengan selimutnya.
"Haduh kak..!! Jangan tidur lagi!!" Paksa Rion.
"Duh.. iya iya. Kakak bangun."
Akhirnya Kindness bangun dan segera ke kamar mandi. Air hangat pun sudah disiapkan oleh mama. Mama baik sekali! Walaupun ia bukan mamaku yang sebenarnya, namun aku tetap bersyukur karena di telah mempersilahkanku tidur di rumahnya.
"Pagi Kindness! Nyenyak tidurnya?" Tanya mama.
"Mana bisa nyenyak kalau Rion bangunin aku??" Keluh Kindness sambil menatap Rion dengan cemberut.
"Lah kalau aku nggak bangunin kakak nanti jatahnya ga kebagian. Terus mengeluh. Giliran dibangunin protes. Lain kali aku biarin kakak saja deh! Mau bangun siang atau malam sekalipun, aku tidak perduli!" Ujar Rion kesal.
"Eh, maaf dong Rion. Aku hanya kebawa sifat manusia!" Rayu Kindness.
"Huh!"
"Sudahlah kalian berdua. Ayo segera makan! Rion, jangan lupa bekalmu." Kata mama.
Rion hanya mengangguk karena dia tidak bisa menjawab. Dia sedang lahapnya makan masakan mama.
Hap! "Uhm~! Masakan mama tetap terbaik!!" Puji Kindness.
"Tentu saja dong! Siapa dulu?" Ucap mama PD.
"Hahaha!!"
Siang harinya, Kindness membantu mama menjemur pakaian. Rion sedang sekolah, sedangkan Kindness.. dia masih ingin bekerja di rumah. Membatu dan menemani mamanya membuat dia merasa puas dan senang berkali lipat dibanding sekolah!
"Mama, hanya ini bajunya?" Tanya Kindness.
"Iya, nak. Hanya itu saja." Jawab mama.
"Bajuku nggak dicuci?" Kindness melihat pakaian yang akan dijemur.
"Mama sudah mencucinya 3 hari yang lalu. Jadi cucian kali ini tidak banyak." Ujar mama.
"Kok dicicil? Bukankah lebih enak kalau sekalian?? Apalagi Rion besok libur. Pakaiannya yg perlu dicuci ada 2 seragam." Gerutu Kindness.
"Kan lebih enak. Menjemurnya jadi nggak banyak." Kata mama.
"Tapi aku lebih suka sekalian. Menjemur itu asyik.." keluh Kindness sambil menaruh bajunya di tali jemuran.
Mama hanya mendengus. Melihat reaksi anak bukan kandungnya, membuat ia jadi ingin punya anak. 'Ah.. andai saja dia masih hidup.' batin mama.
"Yasudah. Lain kali kita cuci baju yang banyak. Tapi pekerjaan itu kamu yang urus ya! Mama makin sibuk akhir² ini. Jadi pekerjaan rumah-"
"Aku siap mengerjakan semuanya, ma!" Jawab Kindness dengan semangat.
"Baguslah! Tapi perkataan mama jangan dipotong dong..." Ujar mama.
"Hehe.. maaf, ma."
###
"Ma, aku pergi dulu ya!" Pamit Kindness.
"Baik. Hati² di jalan!" Ujar mama.
"Iya!"
Kindness pun berjalan dengan riang. Sampai lupa apa yang harus ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Believe Me
FanfictionFanfiction Webtoon "Deadly 7 Inside Me" Sudah 100 tahun semenjak ia membuat janji itu. Namun karena kesibukan mereka masing-masing di dunia manusia membuat mereka lupa satu sama lain. Maka dari itu takdir mempertemukan mereka.