sesak

355 13 0
                                    

Aku berlari menuju kamarku.Aku meluruhkan diri dibalik pintu.Aku menangis  keras keras."Tuhan,jangan beri aku cobaan seberat ini,aku tak sanggup Tuhan,aku terlalu lemah menjalaninya."aku terisak isak meratapi kisah takdirku."hallo..kita berjuang sama sama ya..ayahmu jahat ya??tega dia ingin membunuhmu.Tapi tak apa Bunda masih disini.Bunda akan menjagamu,dari ayahmu."kataku seraya mengusap perutku.Aku menghapus air mataku.Aku mengambil handphoneku yang tersimpan dalam tasku,untuk menghubungi Nasya sahabatku.
For:Nasya
"Saya datanglah ke rumahku,Ada yang ingin ku sampaikan."
Tak berapa lama..
For: Aprillya R
"Iya,aku juga ingin mengatakan sesuatu"Jawab Nasya.
Setelah itu aku kembali duduk dengan satu pikiran'aku harus kuat untuk menjalani kisah takdir ini'..
Tak lama suara ketukan pintu mengalihkan perhatianku.Aku berjalan keluar kamar menuju ke pintu utama.Aku membuka pintu dan terlihat seorang gadis cantik bermata bulat, memakai dress biru dengan rambut pirangnya,Nasya."masuk ke kamarku saja sya.Aku akan ambil minuman."kataku.Ia hanya mengangguk.Aku mengambil minuman di dapur.Aku naik ke kamarku  yang berada di atas,aku duduk dan Nasya langsung menghujami aku dengan berbagai pertanyaan"jadi,apa yang ingin kau katakan?"tanyanya menatapku.Aku hanya diam untuk menetralisir rasa sesak yang tiba tiba datang.Hingga  tangisku pecah."hei Prilly,kau kenapa?ada masalah apa?ceritalah kepadaku.."tanyanya dengan nada khawatir."Sya, aku hamil,Sya aku hamil.."tangisku semakin keras."kau hamil?? siapa yang menghamilimu??"dia merengkuh tubuhku,bahunya bergetar menandakan bahwa ia ikut menangis."Ali Sya,Ali ayah anak ini..tapi Ali tak mau menikahiku.Ali tak mau bertanggungjawab.."kataku dipelukannya itu."Apa??jadi Ali tak mau bertanggungjawab..berani beraninya ia melakukan itu padamu."katanya dengan berapi-api."Sudahlah aku tak ingin memperpanjang masalah ini."kataku mencoba menahan emosi nya."tapi aku ini sahabat mu Prilly,aku tau kau kecewa atau lebih tepatnya marah pada Ali..Aku ini sahabat mu..aku bisa berbagi luka dan deritamu.. katanya ikut menangis."Aku tak ingin merepotkan orang lain dalam urusan ku."aku berangsur melepas pelukannya."Bukan lah kita sahabat pril,aku menganggapmu itu adikku sendiri.kau orang spesial untukku pril,jadi berhentilah menganggap aku orang lain,aku disini pril,disisimu."Nasya menyentuh dadaku."terimakasih sya.."kataku memeluknya kembali."Prilly,jika kau sekarang hamil, bagaimana dengan studymu ke Inggris.Tak pelak kata itu membuat aku semakin sedih."Aku tak tau,mungkin setelah aku melahirkan,aku akan melanjutkan studymu ke Inggris."kataku lirih."lalu bagaimana dengan anakmu?tutur Nasya."ah, entahlah mungkin aku akan menitipkan anakku orang tuaku.Eh, bukannya kau ingin mengutarakan sesuatu."aku menatap matanya yang tiba-tiba berbinar-binar."Prilly aku akan menikah 3 Minggu lagi.."katanya."apa kau akan menikah..kau kenapa tak mengabari aku heh??"kataku terkejut.Entah kenapa aku tiba-tiba moodku berubah ubah"maaf.Ari semalam melamarku.Dan aku tidak mengabarimu itu karena ponselku lowbat."katanya menunduk."Ah ya pril,aku ingin kau menjadi pendamping wanita saat pernikahaku."katannya menggenggam erat tangan kananku."Aku ti---
"Kau harus mau tak ada penolakan.."kata Nasya memotong ucapan ku."baiklah."kataku pasrah.i tersenyum dan kita kembali duduk.Ia meminum jus alpukat yang kusajikan.Ia sibuk lagi dengan ponsel digenggaman tangannya."Ah iya pril,kau bisa menitipkan anakmu padaku.Aku dan Ari akan pindah keluar kota.jadi dia tak bisa bertemu denganmu. Kebetulan Ari suka dengan anak kecil."katanya mampu membuat aku tercengang."apa aku tidak merepotkanmu.Aku disana tiga tahun.aku tak ingin melihat kau repot sya.Bukankah kau ingin segera memiliki anak juga setelah menikah."kataku meremas tangan Nasya."tak apa pril,aku bisa memikirkannya.masalah anakku biarlah itu belakangan."ujarnya kepada ku."tapi sya--
"Biarkan aku berbagi derita denganmu"potong Nasya cepat."baiklah akan kupikirkan itu"pasrahku.
"Prilly aku harus pulang,Ari mengajakku  untuk jalan.Kau pikirkan saja dulu..aku pergi"katanya lalu bangkit mengecup pipiku."dahh.."katanya lalu keluar dari kamarku.
Aku duduk menyandar pada kepala ranjang ku."jika itu memang terbaik untukmu..aku rela kau jauh dariku"aku mengelus pelan perut rataku. Aku beranjak dari sana dan berjalan kearah cermin dan menatap pantulan bayanganku.'baiklah Prilly,lupakan ia perlahan lahan..'ucapku pada diriku.Aku kembali menangis..apa aku bisa hidup tanpa dia..

Note:
yeayyy akhirnya selesai bab ini..
Gimana pendapat kalian?kesel? greget? Tungguin lanjutannya ya..

   Reach Me On:
Fb    :Nasikha Sholikhah
Ig     :Nasikha_1526
Line:Nasikha-Shlc
Wa. :085703589297

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang