sebuah rasa

311 12 0
                                    

Hari ini adalah hari bagi terindah bagi Nasya.Ya,hari ini adalah hari pernikahannya.Aku diminta sendiri oleh Nasya untuk menjadi pendamping pengantin wanita.Aku tengah memoleskan bedak pada wajahku.Aku memakai setelan dress berwarna merah muda dipadukan dengan rambut yang sengaja aku Curly.Dengan memoles make up natural.itu sudah lebih dari cukup.

itu sudah lebih dari cukup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai.aku turun ke halaman depan tempat berlangsungnya pernikahan.Ya tempat yang digunakan adalah rumah orang tua Nasya.Aku berjalan secara khidmat menuju tempat disamping kanan Tante Rea.Ibunda Nasya,Beliau masih sempat tersenyum lalu merangkul pinggangku.Aku mengikuti upacara hingga aku berada di samping nasya. Nasya memakai gaun berwarna putih yanng terlihat mewah.

 Nasya memakai gaun berwarna putih yanng terlihat mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berbisik di telinganya"sya,kau sangat cantik." Lalu aku segera memeluk tubuhnya.Aku masih sempat kulihat pipinya memerah setelah mendengar perkataan ku."kau juga Pril.kau sangat cantik bahkan teramat cantik."celetuknya disela pelukan kami.Aku melepas pelukan karena aku ingin pergi untuk melepas high heels dikakiku.karena hak sepatu itu terlalu tinggi bagiku.jujur aku terpaksa memakai sepatu itu karena memang matching dengan dress yang kupakai."sya aku turun"bisikku. Nasya langsung menatapku"kenapa? kau tidak boleh kemana mana. sebentar lagi akan ada pengambilan gambar.Aku ingin kau ikut berfoto bersama kami.benarkan Ar?"cetus Nasya dan dibalas anggukan oleh Ari.
Aku menghembuskan nafas berat."huft oke.."aku langsung turun dan duduk kekursiku semula.Aku terdiam menatap Nasya dan juga Ari.Mereka nampak sangat bahagia,mereka berdua mengumbar senyum manis kepada para tamu undangan.Aku rasa Nasya sangat beruntung,ia mendapatkan suami yang sangat menyayanginya.Andai saja aku bisa berada pada posisi Nasya.tapi itu semua hanya seandainya. Seandainya yang takkan pernah terjadi.Aku tertawa miris sekali pada diriku.
"Kau jangan terlalu berharap banyak Prilly, Ingat dia bukan siapa-siapamu lagi.Kau hanya perlu mengikhlaskan nya.Kau terlalu mencintainya pril "
Dewi batinkuseolah langsung memaki diriku.Ya,aku akui kalau aku masih mencintai Aliandra.Masih teramat sangat mencintainya.Satu alasannya yaitu anakku.Air mataku tak terasa meleleh dipipinya.Entah berkali kali aku menyeka air matanya,tetapi tetap saja air mata itu dengan berani meluncur begitu bebas diwajahku.
Aku menengok ke arah Nasya dan Ari,dan rupanya sesi pemotretan akan segera dilakukan.Aku menyeka air mataku secara kasar dan mulai beranjak ke toilet untuk sekedar cuci muka dan merapikan riasanku.Aku membasuh mukaku dan mengelap sisa air yang ada.Lalu aku bubuhkan bedak secara tipis.
Aku memperhatikan pantulan kaca wastafel disana,aku menyentuh perutku yang masih datar.Didalam sana terdapat satu kehidupan yang bergantung pada diriku. Akau tersenyum miris meratapi kisah takdirku.
Aku keluar dari toilet dan berjalan secara khidmat menuju panggung pelaminan.Disana sudah ada seorang photograper yang sudah bersiap.Aku berjalan menuju sebelah Tante Rea,saat sudah siap tiba tiba saja sang photograper itu menginstruksi ku."Maaf,Nona berdress merah muda,tolong berpindah tempat ke samping tuan berjas hitam itu."aku langsung tergerak berpindah.Saat berada didepan pria itu,aku menatap sepatu yang tidak asing bagiku.Saat aku mendongakkan kepalaku
Dhegg!!
Mata elang itu berhasil membuatku terpaku sesaat.Aku buru buru berdiri di samping pria itu,agak berjauhan.Mendadak aku ingin sekali memeluknya,menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya dalam dekapannya.Entah sejak kapan aku mulai mengigit bibirku, dan tangan ku terkepal menahan gejolak aneh dalam tubuhku."nona.bisakah anda lebih mendekat kearah tuan disamping anda??"satu celetuk dari sang photograper itu mengalihkan perhatianku.Memang jarak kami tidak terlalu dekat,hanya terpaut 4 langkah.Aku mengangguk dan merapatkan jarakku dengan Ali.Ya,yang berada disampingku adalah Aliandra."kalau masih kurang rapat,ingin kulemparkan sepatu ini.Biarkan jika jidatnya luka atau pecah"gerutku.
Setelah beberapa kali berpose,tiba tiba sang fotografer itu menginstruksi ku."Kalian berdua tetaplah disitu.Saya lihat kalian pasangan yang benar-benar serasi." Ujar sang fotografer itu."Bagaimana ini?" aku berbisik sembari menatapnya untuk mendapatkan jawaban." Lakukan saja,toh hanya berfoto tak lebih." Sahutnya,lalu kami berpose didepan kamera.
Malam mulai menyapa,dan acara pernikahan telah selesai.Aku keluar dari kamar Nasya lalu turun untuk pulang.Saat sampai di ruang tamu aku mendapati seorang pria yang sedang membereskan pakaiannya.Aku mengerutkan dahi melihat ia kesusahan melipat jas yang tadi dipakainya."boleh kubantu"cicitku saat berada di sampingnya.Ia hanya diam dan memberikan jas yang nampak masih belum terlipat rapi.Aku menerimanya dengan senang hati,aku duduk di sofa dan mulai melipat rapi jas milik Ali."ini.."aku memberikan jas miliknya."aku berterimakasih kepadamu tadi."cicitku seraya menatap mata elang itu.
Entah tiba tiba saja aku ingin sekali memeluknya, karena sedari tadi aku hanya menahan geli aneh dalam tubuhku,mataku tiba tiba memanas.Ia hanya mengangguk dan mulai berjalan kearah pintu utama.Saat menyentuh handel pintu aku langsung menahannya."tunggu"ucapku terengah-engah.Ia berbalik lalu menatapku"kenapa?"tanyanya."bolehkah aku memelukmu? sedari tadi aku ingin memelukmu.Ayolah ini keinginan anakmu bukan aku"ujarku terisak.Ia hanya mengangguk lalu ia membentangkan kedua tangannya.Aku langsung menubruk dada bidang itu lalu aku mengeratkan pelukan kepinggangya.Aku menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya yang sangat aku rindukan."kau tau tak seharusnya aku berada disini.dan kau juga tak seharusnya berada disini.Kita bukan lagi menjadi kita yang dulu.Maaf aku harus hadir dalam kisah takdirmu.Sungguh aku pun tak menginginkan itu.Maaf aku masih merindukanmu,maaf aku masih mencintaimu."ujarku disela pelukan.Aku melepas pelukan itu lalu menatap lekat manik mata elang itu."ku tanya sekali lagi, apakah kau mau menerima aku dan juga.."aku mengambil telapak tangannya lalu kutempelkan keperutku."anak kita".Ia hanya diam tak berkutik.Sudah kuduga."baiklah, terimakasih atas pelukan tadi,aku berjanji itu adalah pelukan terakhir,maaf"aku berjinjit dan mencium pipinya.Aku tersenyum miris dan air mataku meleleh."bahkan kau tak membalas pelukanku apa kau sudah melupakan aku" Aku mendongakkan kepalaku menatap langit biru.Bintang dengan berani menyebar dipekarangan malam."Bahkan langit pun tertawa melihat kisah takdirku". Gumanku menatap hamparan bintang di angkasa.

Note:Yey.. akhirnya bisa lanjut..
Gimana kalo kamu ngrasaain posisi jadi Prilly yang sedih,kecewa,marah,rindu jadi satu??
Semuanya cuma imajinasi aja..so jangan dibully,dicopas juga jangan!!

Reach Me On:
Fb:Nasikha Sholikhah
Ig: Nasikha_Shlic
Line:@Nasikha_Shlc
Wa:085703589297

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang