9

1.1K 81 15
                                    

Ari kembali mengeraskan rahangnya. Ari melihat di Aisyah sedang memeluk boneka panda dari athala. Ari berpikir Aisyah adalah perempuan murahan.

"Sial, liat aja. Gue bakal bikin lo nyesel." Batin Aisyah dan meninggalkan apartemen Aisyah.

***

Aisyah keluar apartemen dan pergi berangkat ke sekolah. Saat keluar dari lobby, Aisyah melihat mobil Ari ada di depannya. Aisyah melihat Ari juga ada di dalam mobil. Aisyah pun menghampirinya.

Alis Ari terangkat melihat Aisyah sudah ada di hadapannya saat ini. Ari tersenyum sinis dan menyuruh Aisyah masuk ke mobil. Aisyah tentu saja tak menolak kesempatan ini. Ini pertama kalinya bagi Aisyah. Ari menjemput nya untuk pergi ke sekolah.

"Kak Ari tumben jemput aku?" Tanya Aisyah menatap Ari yang fokus menyetir.

"Lo gak suka?"

"Suka banget malah." Jawab Aisyah cepat.

Aisyah tak berhenti tersenyum di sepanjang jalan. Aisyah sangat senang pagi ini.

Sesampainya di sekolah, Ari langsung keluar dari mobilnya tanpa kata-kata. Aisyah pun ikut menyusulnya. Aisyah mengekori langkah Ari dari belakang. Hingga sampai Ari berhenti tiba-tiba.

Duk..

"Aduh!" Aisyah tak sengaja menabrak punggung Ari. Aisyah hanya menampilkan wajah tak berdosa nya agar Ari tidak marah. Ari memang tidak marah, tapi dia menatap Aisyah datar.

"Maaf, kak. Aku nggak sengaja. Beneran deh!" Kata Aisyah.

"Diem. Gak usah deket-deket gue. Sana pergi! Gue malu deket-deket sama lo!" Kata Ari tak mengerti perasaan Aisyah.

Apa berdekatan dengan Aisyah membuatnya malu? Apa Aisyah memang memalukan? Tapi apa yang dia buat hingga Ari mau berdekatan dengannya?

"Malu ya kak?" Lirih Aisyah sedih.

Ari hanya diam mematung. Dengan diamnya Ari, Aisyah tau apa jawaban Ari. Aisyah pun melenggang pergi dari hadapan Ari.

***

Aisyah termenung di taman belakang sekolah. Ia masih teringat ucapan Ari.

"Gue malu deket-deket sama lo!"

Memang Ari tidak membentaknya. Tapi kenapa sesakit ini. Apa memang alasan Ari tidak suka dekat dengan Aisyah karena Aisyah memalukan? Tapi apa yang dia perbuat?

Aisyah memang menyadari saat Ari kasar dengannya. Ari seperti tidak menganggap Aisyah sebagai pacarnya. Tapi Aisyah masih saja bertahan sampai saat ini.

Sering kali Ari kasar padanya. Aisyah memang tidak pernah melihatkan kesedihan nya di depan Ari. Padahal, luka yang Ari perbuat tidaklah sedikit. Bahkan sangat banyak. Tapi Aisyah selalu menutupinya.

Besok adalah hari ulang tahun Ari dan Aisyah tahu akan hal itu. Aisyah yakin, pasti Ari akan melarang nya datang. Aisyah menundukkan wajahnya. Air matanya, sudah berlinang. Kenapa hidupnya selalu seperti ini? Dia selalu ditinggal oleh semua orang yang dia sayang. Apa salahnya?

"Syah, lo kenapa?"

Seseorang menepuk pundak Aisyah beberapa kali. Membuat Aisyah mengusap air matanya yang masih berlinang.

"Aku nggak papa, syif." Sahut Aisyah pelan.

Rasyifa tahu, pasti Aisyah sedang sedih. Rasyifa selalu yakin, jika Ari penyebabnya. Rasyifa juga heran, kenapa Ari selalu kasar dan membuat Aisyah sedih setiap saat. Padahal Aisyah adalah gadis yang baik.

"Ari lagi?" Tanya rasyifa dan mulai duduk di sebelah Aisyah.

Aisyah hanya tersenyum kecut. Memang yang dikatakan oleh rasyifa benar.

"Lo cerita aja ke gue. Biar gue kasih pelajaran tuh ke Ari!" Kata rasyifa yang tak terima sahabatnya selalu dibuat Ari sedih seperti ini.

"Nggak usah. Emang aku yang salah. Aku suka bikin kak Ari malu." Lirih Aisyah.

"Apa? Dia bilang lo malu-maluin?! Dia emang cowok brengsek!" Kata rasyifa emosi.

Rasyifa ingin sekali menonjok wajah Ari saat ini. Tapi Aisyah menahannya. Aisyah tidak ingin terjadi apa-apa.

"Dia keterlaluan banget, Syah! Mending Lo sekarang berhenti deh. Gue nggak suka liat lo sedih terus karena dia." Bujuk rasyifa.

"Nggak! Aku nggak bisa aku mau lanjutin hubungan ini. Aku sayang banget ke kak Ari. Aku nggak bisa berhenti."

"Ya udah, itu keputusan lo. Gue bakal dukung. Tapi kalo misalnya dia udah keterlaluan, gue bakal nonjok muka dia." Kata rasyifa.

"Besok, lo dateng kan ke acaranya Ari?"

"Eh, gimana ya syif? Aku masih bingung. Aku takut kak Ari marah. Aku belum diundang sama dia."

"Tadi dia sama gengnya udah ngumumin kalo semua murid di sekolah bakal diundang kok. Berarti lo boleh ikut lah Syah." Kata rasyifa.

"Beneran? Ya ampun, aku seneng banget. Tapi aku mau ngasih kado apa ya?"

"Kado itu lebih istimewa kalo lo buat sendiri. Mungkin Ari bisa lebih luluh?" Saran rasyifa.

"Oh gitu ya? Ya udah. Nanti sore aku bakal buat kado istimewa buat kak Ari. Makasih ya sarannya."

"Sama-sama." Sahut rasyifa memeluk sahabatnya itu.

Maaf apabila cerita kurang panjang...

Mungkin next akan lebih panjang..

I Hope Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang