PENGAKUAN

857 85 6
                                    

Pagi itu rian bangun lebih awal dari biasanya, dia menghela nafas dalam2, mencoba menenangkan fikiran dan detak jantungnya. Dia melihat mimpi itu lagi, mimpi yang sangat buruk menurutnya. Ya, rian bermimpi fajar meninggalkannya.
Rian tau mereka tidak memiliki hubungan apa2 selain teman dan patner di lapangan, karena itulah rian takut. Rian tidak mau fajar dekat dengan orang lain tapi rian juga takut untuk mengatakan perasaannya pada fajar. Dia takut fajar akan membenci dan menjauhinya.

Pagi itu latihan seperti biasa, rian terlihat murung dan selalu menghela nafas dlam2

Fajar yang melihat Ryan tampak murung segera menghampirinya.

"Kamu kenapa jom? "

"Aku nggak apa apa kok mas, cuma lagi banyak pikiran aja. "

"Kamu ada masalah? Kamu bisa cerita kok sama aku. "

"Aku nggak apa apa kok mas,  beneran deh. "

"Ya udah tapi kalo ada apa apa kamu cerita ke aku ya. "

"Iya mas. " Rian menjawab sambil tersenyum. 

"masalahku itu kamu mas, masak iya aku cerita ke kamu" lanjut rian dalam hati

Sudah tiga hari sejak percakapan itu, tapi tampaknya Rian belum mampu untuk menyingkirkan fikiran dan perasaannya dari Fajar. Rian jadi sering melamun, dan yang paling parah Rian tampak seperti menghindar dari Fajar. Rian berfikir mungkin dengan menghindari Fajar perasaannya akan menghilang dengan perlahan.

Fajar merasakan keanehan Rian, Rian selalu tampak murung dan seperti mencoba menghindari Fajar. Rian juga enggan untuk menatap Fajar saat mereka sedang berbicara, tidak seperti biasanya. Dan Fajar mulai kesal dengan tingkah Rian ini.

"Jom bisa ngomong bentar? "

"Ada apa mas? "

"Ayo ikut dulu! Kita cari tempat sepi." Fajar menarik tangan Rian memasuki kamarnya,.

"Kenapa mesti di sini sih mas?"

"Kamu bener nggak pa2, kok makin kesini kamu jadi makin aneh sih jom". jawab Fajar tanpa mempedulikan pertanyaan rian

"Aneh gimana sih mas? perasaan mas aja kali".

"Kamu kelihatan sering murung, udah gitu kamu menghindar dari aku, setiap aku ajak ngobrol jawaban kamu cuma hmm aja. Aku punya salah sama kamu? "

Rian menundukkan kepalanya tanpa bisa berkata apa2. Dia bingung mesti bagaimana.

"JOM JAWAB JOM!" bentak fajar karena merasa diabaikan.
"Aku sayang sama kamu mas!" jawab rian pelan

"Kamu ngomong apa?" Fajar tidak mendengar Rian

"Aku sayang sama kamu mas."  jawab Rian dengan suara bergetar. Dia melanjutkan perkataannya.

"Bukan sayang sebagai teman apalagi patner di lapangan mas. Aku sayang kamu sebagai kamu mas. Aku tau ini salah mas, aku takut kamu tau perasaanku, aku takut kamu benci sama aku mas, aku. . ."

Belum sempat rian menyelesaikan perkataanya, tubuhnya ditarik masuk ke dalam dekapan hangat Fajar. Rian membeku, dia hanya bisa terisak.

"Aku kira kamu marah sama aku jom, tiba2 kamu ndiemin aku, menghindar dari aku,

"Mas aku. . "

"Bego kamu jom"

"Mas. ."

"Emang kamu nggak bisa ngerasain apa jom? Gimana perhatiannya aku ke kamu, gimana aku yang selalu nurutin apa mau kamu."

"Maksud mas apa? "

" Aku juga sayang sama kamu jombang!!"

Rian mendongakkan wajahnya menatap mata Fajar dalam-dalam mencari kebohongan di sana. Tapi Rian hanya menemukan kejujuran dan cinta di mata Fajar.

" Mas serius? Nggak bohong kan? "

"Buat apa aku bohong jom, kalau aku akhirnya tau kamu juga suka sama aku."

"Bukan sayang sebagai teman dan patner lapangan kan mas? "

"Aku sayang kamu sebagai partner hidup jom"

Rian tak bisa berkata kata lagi, dia mengeratkan pelukannya pada Fajar. Kini Rian tersenyum dengan bahagia. Mungkin malam ini dia akan tidur nyenyak tanpa mimpi buruk itu lagi. Karna Rian tau Fajar kini telah menjadi miliknya,.

fajri (i am sorry, i love you) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang