KENCAN?

426 44 0
                                    

Sudah sebulan sejak pengungkapan perasaan fajar dan rian. Sejak saat itu pula mereka semakin dekat. Tapi belum pernah sekalipun mereka pergi berdua, nge-date kalo istilah jaman sekarang.

Rian memandangi jam tangannya yang menunjukkan pukul 4 sore, sambil celingukan mencari sosok yang di tunggunya. Setelah beberapa saat datanglah sosok laki laki tampan yang telah merebut hati Rian.

"Lama banget sih mas, aku udah nyampe dari tadi tau."

"Maaf deh jom, tadi mas ketemu sama si kevin, terus dia malah nanya macem2. "

"Macem macem gimana? "

Rian bertanya dengan ekpresi yang sedikit tidak nyaman. Rian takut kevin tau hubungnnya dengan fajar. Karena memang tidak ada orang yang tau akan hubungannya dengan fajar. Rian takut teman temannya akan membencinya jika mereka tau.

"Ya si kevin tanya, mau kemana lah, sama siapa, kok rapi banget. "

"Tadi pas aku mau keluar juga ditanyaim gitu sih mas, apa mungkin kevin curiga ya mas sama kita?"

Rian semakin khawatir jika kevin telah mengetahui hubungan mereka.

"Udah nggak usah dipikirin jom, kalau mereka tau ya biarin aja."

"Tapi mas. . . "

"Kita jadi mau nonton apa mau berdebat sampe malem di sini?"

"iya maaf."

Fajar manangkup tangan rian dan menuntunnya memasuki bioskop. Rian menikmati film yang ditampilkan dan bisa sedikit melupkan keresahan yang dia rasakan.

Hampir dua jam lebih mereka menikmati film yang ditampilkan. Fajar dan rian keluar dari bioskop sekitar jam 8 malam, mereka memutuskan untuk mencari makan malam sebelum pulang.

"Mau makan apa jom? "

"Apa aja lah mas, yang penting kenyang. "

"McD aja ya yang gampang, keburu malem juga ini."

"Iya deh, ayo. "

Keduanya menuju ke McD terdekat, mereka kemudian memesan beberapa makanan dan minuman. Sambil berbincang mereka menghabiskan makanan mereka. Rian masih tampak tidak tenang dan masih memikirkan perkataan fajar tadi sore.
Rian benar benar takut jika ada orang lain yang tau hubungan mereka. Rian belum siap.

Fajar menyadari raut wajah rian yang tampak tegang dan tidak tenang.

"Udah nggak usah dipikirin jom, biarin aja kalau si kevin tau. "

"Kok biarin aja sih mas, kalau kevin tau trus dia ngomong sama yang lain, trus mereka pada benci sama kita gimana? "

Rian berkata dengan nada yang kesal kepada fajar.

"Jom tau nggak, mereka itu temen kita, kamu yakin mereka akan bersikap seperti itu? "

"Siapa yang tahu sih mas, mungkin aja."

"Kalau memang mereka bersikap seperti yang kamu pikirkan, kita akan hadapi sama-sama, aku akan selalu ada buat kamu Jom. "

"Gombal banget sih mas."

Rian masih belum tenang, dia heran Fajar masih bisa melahap makan malamnya dengan rakus.
Rian hanya dapat memandang fajar kesal, mengapa pria di hadapannya ini bisa sesantai ini. Dia hanya dapat berharap dalam hati semoga kevin tidak curiga.

Malam semakin larut fajar dan rian memutuskan untuk pulang. Mereka pulang bersama menggunakan mobil fajar. Sampai di gang dekat asrama, fajar menurunkan rian. Rian bersikeras turun di gang agar mereka tidak terlihat pulang bersama.

"Aku duluan ya mas, nanti kalau udah 10 menitan mas baru masuk. "

"Emang harus kamu turun di sini Jom? Nggak barengan aja? "

Fajar menatap rian dengan pandangan yang tajam. Rian hanya bisa menunduk tanpa bisa menjawab. Fajar yang melihat itu hanya bisa menghela nafas. Dia tau jombang tercintanya itu sangat sensitif dan keras kepala, akhirnya fajar pun mengalah.

"Iya deh, aku tunggu sepuluh menit dulu nanti baru aku masuk, kamu hati-hati ya. "

"Iya mas."

Rian melangkah memasuki gang menuju ke asrama. Tanpa dia sadari dua pasang mata mengamati kejadian tersebut.

fajri (i am sorry, i love you) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang