BAB 1

19 2 0
                                    

Author.pov
  Seorang gadis tengah bersemangat untuk pergi kesekolah. Kicauan burung pagi membuat telinganya mendengarkan suara indah. Dyana Prameswari Frenzky putri dari suami istri yang sangat romantis sepanjang jagat raya, yaa itu  dyana yang menjuluki ayah dan ibunya dengan embel embel sedemikian rupa.

"Ibu, apa aku boleh brangkat sekolah menyetir mobil sendiri?" Tanya dyana lantang

"Tidak sayang. Ibu tidak mau kamu kenapa kenapa dijalan, diantar ayah saja ya"

"Yaahh.. tapi dyana pengen seperti teman teman yang lain, yang tidak diantar orang tuanya untuk berangkat sekolah"

"Untuk sekarang kamu diantar ayah ya, berikutnya ibu akan rundingkan bersama ayah"

"Siyap buu, dyana tunggu keputusannya besok ya!"

"Ya sudah sekarang kita kemeja makan, ayah sudah menunggu kita untuk sarapan pagi"

"Iya buu"

  Dimeja makan sudah duduk ayah dan kedua adik Dyana. Celiya Maheswari Frenzky dan Dyto Pramaheswara Frenzky.

"Halo selamat semuaaa!" Salam hangat sang kakak menggema di ruang makan

"Pagi kakak alayykuu" sahut celiya

"Selamat pagi kak dyan" seru dyto

"Pagi ayahh" seru dyana sambil mencium pipi ayahnya

"Pagii dyan"

"Ayo kita sarapan dulu"

"Iyaa ibuu..." seru mereka berempat lantang dan kompakk

Ibu tersenyum dan berharap kluarga kecilnya akan tetap utuh dan hangat.
Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu. Semua tengah menikmati nasi goreng yang di masak ibunya itu.
Kalo kata dyto 'masakan ibu emang tidak akan pernah mengecewakan seperti dia' wkwkwk ada ada saja dyto.

06.25
Sampailah dyana tepat di depan pintu gerbang sekolah.
Dyana menengok kesamping melihat ayahnya bermaksud pamitan. Ayahnya pun tersenyum mengerti kenapa putrinya ini melihat kearahnya.

"Ayah dyana brangkat ya. Nanti jemput dyana kalo sudah jamnya pulang"

"Iya sayang. Belajar yang benar ya jangan mengecewakan ayah dan ibumu"

"Siap komandan" diikuti dengan tangannya yang hormat seperti akan melaksanakan perintah ayahnya itu

Ayahnya tersenyum "hahaha ada ada saja putri ayah. Ya sudah sana sekolah nanti kamu telat"

"Iya ayah. Dyana sekolah dulu ya"

Disisi lain, Celiya dan Dyto diantar ibunya karena arah sekolah dyana dan adiknya itu lain arah.

"Ibu nanti ibu yang jemput kita kan?" Tanya cely

"Iya sayang. Kenapa?"

"Boleh tidak kita mampir ke toko buku dan kedai eskrim yang berada dekat toko buku?"

"Lihat nanti ya sayang. Kalau cuaca mendukung kita pergi bersama kesana"

"Iya ibu"

Sedangkan dyto tengah asik memainkan game yang ada di handphonenya.

Setelah menempuh 15menitan untuk berangkat kesekolah dari rumah, Cely dan Dyto pun sampai tepat didepan pintu gerbang sekolahnya.

"Sudah sampai sayang. Belajar yang rajin ya jangan mengecewakan ibu dan ayah"

"Iya ibu..." seru kompak mereka berdua

"Kami masuk dulu ya bu" seru cely

"Iya sayang"

Celiya dan Dyto mencium punggung tangan ibunya itu dan turun dari mobil. Ga lama kemudian dyto kembali membuka pintu mobil.

"Kenapa dyto? Ada yang ketinggalan?"

"Ada"

"Apa yang ketinggalan sayang?"

"Ibu hati hati dijalan. Dyto sayang ibu. Itu yang ketinggalan dimulut dyto"

"Ada ada saja anak ibu yang satu ini, iya. Ibu sayang dyto juga"

"Daa ibuu. Ingat pesan dyto" dyto menutup pintu mobil dan melambaikan tangan kearah mobil. Ibu tersenyum dan selalu mengucapkan syukur karena punya suami dan anak sangat sayang kepadanya.

-Jangan pernah menyesal melahirkan seorang anak walaupun anak mempunyai banyak kekurangan karena anak titipan tuhan yang sangat berharga. Sekali saja kalian menyakiti hati anak kalian maka kalian sudah mengecewakan tuhan-
#24September18.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis Pejuang KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang