THROWBACK

10 0 0
                                    

THROWBACK

Suhu dingin Kota Seoul sungguh menusuk kulit hingga ke tulang rusuk rasanya, selimut tebal dan penghangat ruangan rasanya masih belum bisa menjadi perisai yang baik ditambah salju yang turun kala itu membuat Shasa rasanya ingin tidur seharian dari pagi hingga gelap gulita.

ting... tung ...

Bel rumah terdengar begitu nyaring di tengah malam ini.

ting...tung lagi- lagi bel itu terdengar semakin sering berbunyi

"shhhh..." (greget Shasa dari dalam selimut) dia semakin merapatkan telinganya kedalam bantal.

Kriiiiiiinggggg.....

"Kyaaaaaaaaaaaaaa!!!, lagian siapa sih yang datang jam segini malam-malam mana salju turun bikin PR hssssss" Shasa membuka selimutnya dan berjalan dengan murka menuju pintu, menekan tombol dan membuka kode pintu, cekrek

Ia membuka perlahan pintu apartemennya, terlihat sosok laki-laki kekar menggunakan jubah hitam dan slayer merah yang terselimuti salju, sneaker hitamnya tampaknya sudah seperti balok es yang menyelimuti kakinya, rambut dan shulder-bagnya terlihat bersalju juga. Nafasnya mengeluarkan asap seperti seekor naga, Shasa tak tahu siapa itu.

"Excusme?, what you doin' for?" Shasa bertanya menggunakan bahasa inggris karena belum terlalu lancar menggunakan bahasa korea.

Lelaki itu perlahan menengadahkan kepalanya dan mimpi apa yang terjadi sekrang, rasanya seperti sedang berada di alam dRama korea tap yang aku lihat sekarang adalah nampak jelas wajah dan siapa lelaki itu sebenarnya.

"HAHHH????" Shasa spontan membukam mulutnya karena sangat terkejut dengan kehadiran Adnan, ya Adnan. Lelaki yang membuatnya sampai hingga menempuh pendidikan di Korea ini.

"Shasa" dengan mulut bergetar Adnan mencoba memanggil lirih memecah keheningan malam yang dingin dan sunyi ini.

Entahlah, salju turun seakan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan tubuhku yang mulai memanas, sementara lelaki itu masih tertegun diluar pintu dengan mata yang berkaca-kaca.

7 tahun yang lalu.

"Sha!" seorang laki-laki menghampiri meja makan Shasa

"Em" jawab Shasa sambil menikmati makan siangnya.

Panji dan Shasa memang bersahabat sejak ia SD, karena orang tuanya bersahabat pula. Berada di komplek yang sama membuat persahabatan mereka kian erat dan persahabatan ini membawa mereka hingga ke bangku SMA. Semua baik-baik saja sebelum Shasa mengenal hal yang bernama "cinta".

"Weh bro nempel mulu ama Shasa" Reki dkk menghampiri Panji dan duduk di meja yang sama dengan Shasa, sementara Shasa sIbuk dengan makan siangnya.

"apaan si kayak yang gapernah liat aja gua ama Shasa!"

"latihan besok, kata pak Irham lu harus ikut Kejurnas tapi harus masuk dulu penjaringan di Porda, kalo engga lu bakal kehilangan banyak point, dan gabisa maju di kejurnas. Lumayan bro, kalo lu lulus lu bisa langsung naik ke kancah internasional jo!" jelas Rama.

"Nah terus-terus ya kalo lu bisa menangin kejurnas, hadiahnya lIburan ke Turki bro, mana buat ber 5 lagi keren gak tuh!" tambah Rama.

"Tapi yaa, yang gua denger tuh berlima itu 2 tiket buat yang juara, 2 tiket buat pendampingnya, dan 1 tiket bebas tuh buat siapa aja katanya, nah lu bisa tuh sisain satu tiken buat gua haha" goda Reki.

"yang jelas gua bakal ngajak Shasa, ya Sha mau ya?" Panji malah melemparkan candaan terhadap Shasa.

"Aku sih mau lah, kalo trip gitu mah terdepan wkwk" balas Shasa.

Swimmer On WinterWhere stories live. Discover now