"Penyakit mental bukan suatu hal yang memalukan, tetapi stigma dan biaslah yang mempermalukan kita semua." ― Bill Clinton
―
Bahaya.
Satu kata itu terlintas dengan cepat dalam otak Chan dan Woojin saat mendengar suara sirine mobil polisi yang berhenti di depan dormnya. Keduanya saling pandang dengan mata melotot terkejut. Sampai akhirnya mereka mendengar suara langkah kaki mendekat di antara suara kobaran api.
"Lewat pintu belakang!" seru Woojin.
Chan mendadak mendapat energinya kembali. Ia segera bergerak menuju pintu belakang, namun tubuh Jisung dan Minho yang terkapar di lantai mengalihkan perhatiannya. "Tapi, anak-anak?"
"Pikirkan dirimu sendiri, Bodoh! Ayo, cepat!" Woojin mendorong tubuh Chan untuk bergegas.
Ketika keduanya berhasil keluar lewat pintu belakang, sudah ada banyak orang yang berkerumun di depan rumahnya. Tak hanya ada polisi, tapi juga ada para warga yang bantu memadamkan air dengan menggunakan selang. Bahkan dari kejauhan tampak mobil ambulans dan pemadam kebakaran yang baru saja datang.
Chan menghentikan langkah saat ia melihat Changbin yang saat ini tengah meringkuk sambil memandangi dormnya yang terbakar dengan mata berkaca-kaca. Lelaki itu duduk ditemani para warga yang sedang menenangkannya.
"Changbin..." ucap Chan lirih.
Seakan memiliki ikatan batin, seakan ia mendengar suara lirih itu, Changbin menoleh dan tatapannya bertemu dengan Chan yang berdiri tak jauh dari pintu belakang dormnya. Changbin mendadak berdiri. Matanya membulat, seperti ada secercah harapan dalam sorot matanya.
"Hyung..." ucap Changbin lirih.
"Tandu!! Tandu!! Butuh empat tandu!! Ada empat korban tak sadarkan diri di dalam!!" tiba-tiba salah seorang polisi keluar dari dorm.
Seketika, beberapa petugas ambulans yang baru saja datang segera berbondong masuk ke dalam sambil membawa tandu, seiring dengan petugas pemadam kebakaran yang mulai bergerak untuk menyiram kobaran api dengan peralatan yang mereka bawa.
Sudah cukup. Woojin tidak bisa berdiri lama-lama di sini. Ia harus segera pergi.
"Ayo!" Woojin meraih tangan Chan, lalu menariknya menjauh sebelum ada yang menyadari keberadaannya.
Chan masih belum memutus kontak matanya dengan Changbin. Ia menatap Changbin dengan mata berkaca-kaca, seolah tak ingin meninggalkan lelaki itu.
"Jaga dirimu baik-baik, Changbin..." Chan berbisik lirih, menatap Changbin untuk yang terakhir kalinya sebelum akhirnya berbalik pergi dan mengikuti langkah Woojin.
Manik Changbin kembali melebar, tak percaya saat melihat Chan dan Woojin yang pergi meninggalkannya. Changbin hendak mengejar Chan dan Woojin. Namun para warga malah menahan langkahnya, mengira kalau lelaki itu ingin menyusul para petugas ke dalam untuk menyelamatkan korban.
"Hyung..." Changbin menangis memandangi punggung Chan dan Woojin yang semakin menjauh dari pandangannya. "Jangan tinggalkan Binnie."
Tepat ketika itu, beberapa petugas keluar dari dorm sambil membopong tandu dengan seorang lelaki di atasnya. Itu Jisung, dengan mata terpejam dan beberapa bagian tubuh yang terdapat luka bakar. Seluruh tubuhnya menghitam, entah karena terkena abu atau malah terkena api. Dilihat dari kondisinya, sepertinya dia tidak baik-baik saja. Maka dari itu dia langsung dimasukkan ke dalam ambulans dan dibawa pergi ke rumah sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/162073062-288-k60658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS [Stray Kids] ✔
Fanfiction[TELAH DIBUKUKAN, TIDAK TERSEDIA DI GRAMEDIA] Be careful, they can be very dangerous... #29 in fanfiction Start: 20 September 2018 End: 4 Oktober 2018