Satu malam dua malam
Semakin gelap semakin dalam
Satu nafas dua nafas
Perih, sesak, besar sulit terkoyakSuara suara, mati
Seperti mawar layu tanpa henti
Menunggu hujan datang lagiBukan kamu, tapi aku
Hitamku, bukan hitammuKain putih lusuh mengharapkan goresan tinta
Agar sempurna, awalnya, agar berbenda, bergunaNamun tinta hitam tumpah ke atasnya
Hapus segala terang dalam ketidakkesempurnaannyaBiar hujan yang bilang
Kepadanya yang menantikan pengampunanKarena sampai detik ini
Aku masih tenggelam dalam sepi—A. a.
KAMU SEDANG MEMBACA
kepingan rasa
Randomkamu; tidak kekal dalam dekap, tapi akan aku buat abadi dalam karya, melalui cinta, yang menjelma sebagai aksara. untuk menceritakan tentang kamu yang mendeskripsikan luka maupun bahagia:)