jaemin memasukkan password apartemennya dengan sedikit terburu-buru, tak sabar untuk segera bersih-bersih dan beristirahat di kasurnya yang nyaman. dia merasa sangat lelah—hari ini stock untuk koleksi musim gugur brand miliknya baru saja sampai, jadi seharian ini dia dan karyawan-karyawannya harus merapikan dan menata ulang display di butik.
jaemin berekspektasi melihat apartemen yang gelap dan sunyi, mengingat pacarnya bilang pagi tadi kalau dia akan lembur di kantor hari ini. maka dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat sosok laki-laki familiar dalam balutan kaus putih dan celana pendek serta apron di pantry.
"mark?"
laki-laki yang ada di pantry tersebut meloncat sedikit, kaget mendengar namanya dipanggil. dia menoleh ke sumber suara, melihat jaemin berjalan menuju ke arahnya dari pintu masuk. wajahnya tiba-tiba terlihat panik.
"astaga, sayang. kamu kok udah pulang?!"
"harusnya aku yang nanya..." jaemin berjalan mendekat ke arah mark, kemudian mencium sekilas bibir sang pacar. "katanya kamu lembur hari ini? kok jam segini udah di rumah. dan... astaga, kenapa dapurku jadi chaos gini?!"
ekspresi horor secara otomatis muncul di wajah jaemin saat menyadari keadaan di sekelilingnya. panci berisi spaghetti dengan air yang meluap keluar, sisa potongan daging berjatuhan di meja, suatu cairan berwarna merah seperti saus yang berceceran hingga ke lantai. keadaan dapurnya tidak pernah lebih parah dari ini.
"uh... anu..." mark bersuara, tangannya menggaruk bagian belakang kepala yang jaemin yakin tidak gatal.
jaemin mematikan kompor tempat mark merebus spaghetti, kemudian menatap kembali pacarnya yang kini terlihat sangat kikuk.
"kamu ngapain sih? mau masak? kan kita semua tau kamu nggak bisa!"
"jahat kamu, na." mark mencebik, membuat jaemin tertawa melihat tingkah pacarnya yang kekanakan itu. lelah yang dia rasakan pada tubuhnya masih ada di sana, namun dia tidak bisa memungkiri kalau hatinya menghangat.
"lah, emang bener kan? mama kamu aja bilang suruh jauh-jauhin kamu dari dapur."
"ya iya sih. tapi... aku cuma pengen bikin malam ini spesial aja, sekali-kali masak buat kamu. apalagi hari ini kamu pasti capek banget seharian di butik."
"aduuuh, pacarku romantis banget sih? jadi terharu." jaemin terkikik seraya mencubit kedua pipi mark.
"jangan ngeledek deh. yaudah kamu mandi dan ganti baju sana, aku rapihin ini dulu. kita delivery aja, kayaknya spaghetti buatanku nggak edible juga."
"eh, jangan! masa kamu udah capek-capek masak sampe berantakin dapur terus mau dibuang?"
jaemin melihat ke dalam panci, mengambil satu helai spaghetti dengan sumpit dan mencicipinya. dia kemudian melakukan hal yang sama dengan saus merah di dalam mangkuk.
"bisa dimakan kok. cuma kematengan aja spaghettinya, dan saus bolognaise-nya hambar."
mark meringis mendengarnya.
"i'll take care of it. kamu bersihin yang tumpah-tumpahan aja ya?"
mark hanya bisa mengangguk, kemudian menarik pinggang ramping jaemin dan meninggalkan satu kecupan di pelipis sang pacar. "maaf ya, by."
KAMU SEDANG MEMBACA
intertwined ✧ markmin + nct dream pairs
Short Storyintertwine (v.) | in·ter·twine | \ ˌin-tər-ˈtwīn \ to become mutually involved; to be or become very closely involved with each other. e.g.: His fate is intertwined with hers. ───────────────── a collection of nct dream pairing oneshots/drabbles, mo...