Ch 14

2.5K 146 5
                                    


Happy reading :

Tak tak tak suara langkah kaki yang terbungkus dengan sepatu buts Militer menghampiri Temari, dengan Susah payah Temari melawan Rasa ngantuknya ia ingin melihat siapa pria ini yang berani-berani mendekatinya, tapi tetap saja nihil ia tidak bisa melawan Mata malasnya yang lebih kuat dibanding dengan niatnya.

"Masih Ingin tidur disini Cantik?"

Temari lagi-lagi berusaha membuka mata malasnya, sampai tangan pria itu menepuk-nepuk berulang kali pundak Temari sekian lama Temari berusaha untuk bangun dengan cekatan ia menarik tangan pria itu dan memutarnya hingga menimbulkan suara kriuk-kriuk, gurih-gurih maknyoss laki-laki itu berteriak kesakitan bagaimana tidak, rasanya tulang-tulangnya sudah remuk semua.

"Hei-hei ini aku dasar cewe gila!"teriak marah Shikamaru, Temari yang sangat antusias ia pun mengedip-ngedipkan matanya ingin melihat jelas wajah pria yang menjadi sasaran jurus yang sudah lama ia pendam.

Temari dengan kaget iapun melepaskan pengangan tangannya yang cukup erat, ia tidak menyangka ternyata pria yang diserangnya itu anak dari bibi yoshino pemilik restorant yang sekarang menjadi tempat ia bekerja.

"Maafkan aku, lagian ngapain juga kamu malam-malam mendekati seorang gadis"ucap Temari dengan malu-malu.

Sungguh sial nasib Shikamaru ia tadi berniat membangunkan gadis rese ini tapi malah ia yang kena imbasnya. Seorang Shikamaru inspektur ternama di jepang kalah gesit dengan gadis pembuat ramen, kalau bawahannya liat pasti habis reputasinya sebagai inspektur.

"Hei berterima kasihlah padaku karena aku masih baik membamgunkanmu di jalan, coba kamu pikir kamu itu seorang gadis masa tidur di jalan seperti ini apalagi ditengah kegelapan begini kamu mau ada makhluk malam menerkammu?!"ketus Shikamaru dengan mata khasnya.

Temari menangangkat alisnya, "hah~ baiklah pria baik. Terima Kasih,"ucap Temari dengan tepukan kecil di lengan Shikamaru yang kebetulan masih ngeri.

Sontak teriakan Shikamaru mengelegar di tengah malam dengan penuh bintang-bintang dilangit, sedangkan Temari yang lupa soal tangannya Shikamaru ia hanya menutup telinga takut telinganya bermasalah.

"Semua salahmu Temari"batin Temari karena ia sangat menyanyangi telinganya yang kemungkinan akan fatal.

Skip

"Ok sudah tidak apa-apa tenang saja itu tidak parah"ucap Temari yang selesai membungkus lengan Shimaru dengan kain has.

"Hoaam aku ngantuk"ucap Shikamaru tanpa pamit terlebih dulu dengan lancang ia berbaring di sofa pas dihadapan Temari yang baru saja mengobati cederanya.

Temari menarik nafas lelah dan berujar,"Ngapain kamu tidur disini? Pulang sana!"

"Kamu sana yang pulang!" Temari mengerutkan dahinya dengan ucapan Shikamaru kalau bukan anaknya Bibi Yoshino pasti kejadian tadi akan terulang lagi.

"Sudah kak biarkan inspektur tidur diini dulu semalam, mungkin dia kelelahan"ucap Hinata yang habis dari dapur

"Kamu tidur sana"ucap Temari.

"Ok, kakak juga"ucap Hinata dan menuju kamar tidurnya.

Temari menopang dadanya bosan dengan sekali tarikan nafas lelah diapun membiarkan Shikamaru tidur semalam di rumahnya dan pergi kekamar tidurnya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang