Jakarta, 28 November 1997.
Lahirlah saya,
Dirgantara. Hanya itu saja, terserah kamu mau panggil saya apa, panggil buat ketemu orangtua kamu juga boleh.
Apakah waktu itu termasuk kabar bahagia atau hanya sebatas kabar saja? entah, saya juga tidak tahu karena baru lahir waktu itu. Hahaha.
Disitulah awal mula ketampanan saya (tampan dari sperma maksudnya), sudah dari lahir memang saya dipuji-puji. Percaya tidak percaya, terserah kalian. Nanti juga kalian bakal jatuh cinta sama saya.
"Kasep pisan atuh dede bayinya Bu" ucap salah satu suster kala itu.
"Matanya warna cokelat Bu, kaya choki-choki!" ucap suster lainnya lagi.
"Kok choki-choki? ini mah lebih mirip pemainnya titanic!" ketus dokter yang tidak mau kalah.
Tuh, banyak yang mirip-miripin saya. Padahal saya ini lebih mirip calon jodoh kamu.
Penasaran bagaimana reaksi orangtua saya? terutama Mamah saya? tenang, Mamah saya masih setengah sadar, mungkin saya keluarnya susah.
Terima kasih Mah,
Dirgantara janji bakal bawain Mamah menantu idaman.•••••••••
Halo! Ini cerita kedua ku, kacau ya? baru belajar soalnya, hehe. Tolong vote & comment-nya ya.
Terima kasih, love y'all.(cerita pertamaku kacau banget, ada di akun lama ku, gak usah ditanya deh yang itu, absurd banget serius 😭)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGANTARA
Teen FictionLelaki memang tidak puas dengan satu wanita saja, jika memang brengsek Tuhan hanya mempertemukan tidak mempersatukan. -Dirgantara, 2017.