o n e

1.6K 255 48
                                    

Seperti malam sebelumnya, Taehyung mengasingkan dirinya dari kerumunan manusia yang tengah bersenang - senang. Duduk dipojokan ditemani sepuntung cigarette yang terselip dikedua jarinya.

Gesture Taehyung nampak santai, punggung itu menyender pada sofa, tangan kirinya berada dalam saku celana. Tetapi tidak dengan matanya yang bekerja keras mengikuti kemana objeknya pergi.

Terhitung sudah lebih dari sebulan Taehyung seperti ini. Hanya memantau dari kejauhan tanpa pergerakan yang berarti.

Gadis itu menyita perhatiannya sejak insiden menumpahkan minuman pada kemejanya. Taehyung tentu saja kesal pada saat itu, namun itu tidak berlangsung lama. Dirinya malah dibuat tertegun melihat gadis itu berlutut dikakinya.

"Tu—tuan tolong maafkan saya, itu sungguh tidak sengaja! Ss—saya tersandung karena pp—ria itu."

"Berani sekali kau menuduhku jalang! Tuan, gadis itu sengaja menumpahkan minuman untuk menggoda anda."

"Demi Tuhan, pria itu ingin melecehkan saya!"

.

Gadis itu dalam balutan kemeja putih dengan rok span sebagai bawahan. Wajahnya yang putih pucat terlihat bersinar ditempat remang - remang seperti ini. Satu yang paling menonjol adalah bibirnya yang dipoles lipstick merah terang, seolah menantang kaum adam untuk mencicipi.

Wajahnya tampak berpeluh karena pekerjaannya sebagai pelayan club mengharuskannya bergerak kesana - kemari. Tenaganya terkuras habis, kesabarannya pun di uji. Tidak sedikit pria hidung belang sengaja menggodanya, bahkan ada yang terang - terangan mengajaknya one night stand.

Suzy—nama gadis itu—tentu saja menolak, ia disini bekerja bersih bukan untuk menjual tubuhnya.

"Zy, kemarilah. Kau terlihat lelah." Namjoon tersenyum memperlihatkan lesung pipinya. Ia bartender favorit di club ini. Racikannya tidak perlu diragukan lagi, setiap minuman yang ia racik patut diacungkan jempol.

Suzy sedang berpikir apa ia harus menghampiri Namjoon atau tidak, tapi sepertinya tidak sopan jika ia mengabaikannya begitu saja. Lagipula meja bar tidak begitu ramai saat ini, ia akan mengambil kesempatan ini untuk istirahat sebentar. Semoga saja tidak akan jadi masalah.

"Hi, tuan. Kau sepertinya sedang sibuk," sapanya setelah duduk.

"Tentu saja, aku bartender favorit disini." Sombong pria itu. Namjoon memang sedang meracik minuman tanpa Suzy tahu itu untuknya.

Suzy menopang dagunya memperhatikan Namjoon yang serius membuat racikan. Tangan itu begitu cekatan mencampur setiap bahan agar rasanya memuaskan.

"Sepertinya menyenangkan menjadi sepertimu," ungkapnya.

Namjoon mendongak, "Kau ingin sepertiku? Aku bisa mengajarimu secara privat lho," guraunya.

Suzy tertawa mendengarnya. Ia suka berada dekat Namjoon karena pria itu humoris, lumayan menghiburnya disaat lelah seperti saat ini.

"Sweet and sour slide tanpa alkohol untuk gadis cantik sepertimu." Namjoon mengedipkan matanya.

Bahan dasar Sweet and sour slide adalah jus nanas yang dicampur dengan alkohol. Tetapi Namjoon menggantinya dengan soda, juga tambahan gula cair, perasaan jeruk lemon dan sedikit es batu. Mocktail itu terlihat cantik dengan gelas tinggi dan potongan nanas sebagai hiasan.

Suzy tersenyum menerimanya. "Thank you, Namjoon-ssi. Ini pasti harganya mahal."

Namjoon mengibaskan telapak tangannya pertanda itu bukanlah masalah. "Tidak usah dipikirkan, ini gratis untukmu."

Suzy mulai menyesap minumannya dan Namjoon memperhatikan bagaimana ekspresinya. Ia berharap gadis itu akan menyukainya dan menjadi segar kembali setelah menghabiskannya.

Suzy menautkan kedua alisnya dengan bibir mengecap pelan. "Ini asam," ucapnya. "Tapi aku suka, ini membuatku ketagihan." lanjutnya berkata riang.

Sudut bibir Namjoon perlahan tertarik keatas  "Aku tahu seleramu, nona."

"Namjoon, satu Black Russian secepatnya, kay?" pinta seorang pelayan lainnya.

Namjoon mengacungkan ibu jarinya tanpa berkata.

"Zy, aku boleh minta bantuanmu?" Hyeri, temannya itu berkata terburu - buru. Raut wajahnya pun terlihat gelisah seperti sedang menahan sesuatu.

"Aku sedang diujung," ungkapnya mengapit kedua pahanya. "Bisa tolong kau antarkan Black Russian ini pada pria dipojokan sana?" tunjuknya seraya memohon.

Suzy menghela nafas, sepertinya sudah cukup untuknya beristirahat. Ia tidak akan tega membiarkan Hyeri kesakitan seperti itu.

Lalu mengangguk. "Baiklah," jawabnya tersenyum tipis.

"Thank you, Suez. Kau memang yang terbaik!" Hyeri berteriak kencang karena ia mengucapkannya sembari berlalu.

2018 | 27 September.












Segini dulu kalau banyak yang excited aku bakal lanjut/?

Silahkan ditebak, siapakah pria yang dimaksud Hyeri?

Aku haus vote dan komen setelah bertapa teman - teman.

a/n: ini pertama kalinya aku buat cerita tentang Taezy.

Your PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang