f o u r

1.4K 221 57
                                    

Suzy menyerah dengan kegiatannya yang terus melihat pintu masuk cafe setiap kali lonceng berbunyi, beberapa kali melirik arloji dipergelangan tangannya, kemudian menyedot minuman yang dipesannya setiap kali menelan kekesalan.

Sudah sekitar dua puluh menit ia seperti itu. Tetapi sosok yang ditunggunya belum juga menampakkan batang hidungnya. Tidak tahu diri memang.

Helaan nafas terdengar, ia mulai bosan.

Suzy memilih menatap hiasan bunga dimeja nomor 10 tepat dihadapannya. Jari jemarinya mengetuk pelan permukaan meja. Ia akan menunggu sebentar lagi, jika dalam lima menit orang itu tidak datang juga, ia akan pergi dari cafe ini. Masabodoh dengan yang namanya hutang budi. Pria itu hanya ingin mempermainkannya dengan membuang waktu berharganya.

Sembari duduk dengan pikiran yang melayang pada kejadian malam itu, Suzy memikirkan beberapa hal acak yang terlintas diotaknya. Tentang pria penolongnya yang begitu pamrih. Hanya dengan sekali melihatnya Suzy tahu jika pria itu orang berada, itu terlihat dari pakaian yang dikenakannya.

Sialnya, ia selalu merasa was - was setiap kali berurusan dengan orang kaya. Seseorang seperti dirinya bisa saja langsung ditindas hanya dengan menjentikkan jari.

Tetapi ada yang membuatnya begitu takut dengan pria itu. Ada yang berbeda dari tatapan pria itu ketika menatapnya, seperti berhasrat ingin mendapatkan sesuatu, entah apa itu. Yang jelas tatapan itu berhasil membuatnya seperti tersengat ribuan volt listrik. 

Suzy akan menjauhi pria itu setelah urusan mereka selesai. Firasatnya mengatakan jika pria itu berbahaya.

Suara derap langkah mengusiknya, didepan sana seorang pria mengayunkan kaki mendekat padanya. Pria itu berjalan dengan aura mengintimidasi, tanpa senyuman dan hanya menampilkan raut dingin tidak tersentuhnya. Pria itu sudah seperti model catwalk yang sering dilihatnya di televisi.

Tiba - tiba saja Suzy seperti sedang menghadiri acara fashion show, pengunjung tampak terpukau menatap model didepannya. Terutama kaum hawa yang terang - terangan menatapnya penuh damba.

"Maaf karena sudah membuatmu menunggu lama," Pria itu melepas kancing teratas pada jasnya, duduk dikursi tepat dihadapan Suzy. "Ada beberapa hal penting yang tidak bisa kutunda." lanjutnya menatap lawan bicaranya.

Suzy menghela nafas, setidaknya pria itu tahu caranya mengatakan maaf karena sudah membuatnya menunggu. "Tidak apa, kau pasti sangat sibuk." sindirnya.

Pria itu tertawa renyah seraya menyisir rambutnya menggunakan jari. Tidak ada yang istimewa dari gerakan itu kecuali pemiliknya yang begitu mempesona, seolah itu pemandangan indah yang memberikan mood baik baginya. Matanya dibuat terpukau, ingin rasanya Suzy menjerit, memuji betapa tampannya pria dihadapannya.

Suzy lupa tentang persepsinya bahwa pria itu berbahaya, dihadapannya sekarang pria itu terlihat sempurna untuk dijadikan pasangan.

Lalu pria itu berdehem sedikit keras. "Kim Taehyung," ucapnya memperkenalkan diri.

Suzy langsung tersadar dari sifat kampungannya yang terlihat seperti baru pertama kali melihat pria tampan. "Bae Suzy," balasnya pelan.

"Nama yang bagus untuk wanita secantik dirimu." Taehyung memberi taanggapan seraya bertopang dagu, menatap Suzy dengan seringaian puas karena respon yang ditunjukkan gadis itu.

Suzy menunduk malu, pipinya seketika memanas. Telinganya tidak salah dengar, bukan? Pria yang mengaku bernama Kim Taehyung itu baru saja memujinya! Demi dewa dewi dan seluruh umatnya di dunia, sekarang jantungnya berdetak sangat cepat.

"Apa aku sudah boleh memesan makanan?"

Pertanyaan itu membawanya kembali pada malam itu, tepatnya didepan pintu toilet. Tentang hutang budi yang dimaksud Taehyung adalah mentraktirnya makan siang, setidaknya Suzy bersyukur karena pria itu tidak meminta hal aneh pada dirinya.

"Te-tentu saja." jawabnya gugup. Suzy masih malu dengan pujian yang diberikan Taehyung semenit yang lalu.

.

Mereka keluar cafe berdampingan dengan perut penuh yang sudah terisi makanan. Taehyung menawarkan diri mengantar Suzy pulang, ia sedikit memaksa karena Suzy bersikeras menolak ajakannya.

"Tolong berhenti didepan halte saja." Suzy menunjuk tempatnya setiap kali menunggu bus.

"Tidak, aku akan mengantarmu sampai depan pintu." tolak Taehyung.

Suzy menaikkan alisnya dan menatap Taehyung yang terlihat tampan bahkan dari samping. "Memangnya kau tahu dimana rumahku?"

Taehyung menggelengkan kepalanya. "Ada kau yang akan menunjukkannya." jawabnya tanpa menoleh pada Suzy. Ia fokus menyetir dijalanan rusak yang berkubang genangan air karena tadi malam hujan mengguyur bumi.

"Mobilmu ini tidak akan muat digang kecil menuju rumahku."

"Kalau begitu aku akan mengantarmu dengan berjalan kaki. Katakan saja dimana aku harus berhenti."

"Tidak usah, aku tidak ingin merepotkanmu."

"Hanya turuti kataku, Suzy." Taehyung berkata datar, mengalihkan tatapannya dengan sorot mata tidak terbantahkan.

Suzy mengepalkan tangannya yang berada disisi pintu mobil, tanpa sepengetahuan Taehyung matanya berputar jengah. Kenapa setiap orang kaya itu pemaksa dan tidak mau menerima penolakan? Menyebalkan.

"Baiklah, tuan pemaksa." ketusnya.

.

Taehyung tidak tahu harus mengatakan apa begitu melihat gang kecil yang dimaksud Suzy. Gang kecil itu terlihat seperti terowongan pipa diselokan bawah tanah, terlihat kumuh dan terasa lembab juga gelap padahal matahari sedang teriknya.

"Kita lewat sini?" tanya Taehyung, sedikit tidak yakin gang itu layak dilewati.

"Iya, ini satu - satunya jalan menuju rumahku."

Taehyung meringis. Sementara Suzy menahan tawanya melihat respon Taehyung, ini pasti pertama kalinya pria itu menginjakkan kaki ditempat seperti ini. Tentu saja, memang apa yang akan dilakukan orang kaya ditempat kumuh seperti ini?

"Sebaiknya kau tidak usah mengantarku, Taehyung. Aku bisa berjalan sendiri, lagipula rumahku tidak jauh lagi."

"Apa maksudmu?" Taehyung menatapnya, "itu sama aja dengan menjilat ludahku sendiri, aku sudah berjanji akan mengantarmu sampai depan pintu." ucapnya kesal.

Suzy tersenyum tidak enak, sepertinya ia salah berkata. "Baiklah, kalau begitu aku jalan duluan."

Taehyung mengikuti Suzy dibelakang, matanya menatap punggung kecil itu, gadis itu tampak tegar menjalani kehidupannya. Ia hanya tidak menyangka, ternyata masih ada wanita yang mau tinggal ditempat kumuh seperti ini sementara wanita diluaran sana rela menjajahkan tubuhnya demi hidup mewah.

2018 | 22 Oktober.












Taehyung masih belum ngeluarin taringnya nih, tunggu aja haha.

Voment juseyo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang