t w o

1K 224 41
                                    

"Black russian pesanan anda, Tuan."

Suzy sudah ingin beranjak pergi ketika orang itu menarik tangannya, membuat tubuhnya yang belum siap sedikit terhuyung.

"Santailah sedikit nona, kau bisa duduk disini selagi aku menghabiskan minumannya." Pria itu mengedipkan sebelah matanya.

"Maaf tuan tapi pekerjaanku sudah menunggu." tolak Suzy.

Pria itu tersenyum meremehkan. "Bukankah ini sama saja dengan pekerjaanmu, hm?" Tangannya mengelus pahanya yang terbalut stocking hitam.

Suzy mengumpat pelan, pria itu baru saja melecehkannya. Bekerja ditempat seperti ini memang harus ekstra sabar. Pria hidung belang seperti mereka itu memang tidak bisa membedakan pelayan sesungguhnya dengan pelayan diranjang. Dimata mereka semua wanita itu sama, kerjanya hanya menghangatkan ranjang para pria haus belaian.

"Tuan, kau salah paham. Tugasku hanya mengantarkan minuman." Suzy menekan dua kata terakhirnya. "Jika kau ingin ditemani seseorang, aku bisa memanggilkan salah satu wanita bayaran untukmu."

"Terdengar sama di telingaku," kekehnya. "Bagaimana jika aku membayarmu saja?" tawarnya menaik turunkan alisnya.

fuck you! batinnya berontak.

Suzy menggeram, benar - benar melelahkan bekerja disebuah club. Andai saja ia punya gelar akademik tidak sudi rasanya menginjakkan kaki ditempat hina seperti ini, ia akan bekerja dibalik gedung tinggi yang menjulang. Sayang sekali ia hanya lulusan sekolah menengah atas dengan hidup pas - pasan. Payah.

"Aku tidak serendahan itu!" pekiknya. Tangannya bekerja keras melepaskan belitan tangan besar yang semakin erat mencengkramnya. Nafasnya memburu, pupil matanya membesar, ia tidak terima dilecehkan seperti ini. "Kau sungguh menjijikan, tuan!" hinanya.

Pria itu mengeraskan rahangnya. "Mulutmu itu perlu kusumpal, heh!"

"Kau penjahat kelamin!"

Tangan pria itu menyentak tubuhnya. Suzy memberontak, memukul dada pria itu. "Lepaskan, brengsek!"

Pria itu tertawa renyah. Membawa wajah itu mendekat, ia berdecak merasakan betapa mulusnya kulit itu menerpa tangannya yang kasar. Pun kagum dengan rupanya yang secantik jelita.

"Kau begitu cantik dan menantang, nona." ungkapnya. Pria itu mengapit kedua pipinya hingga bibirnya membentuk mulut ikan koi. "Bibir ini pasti candu." bisiknya serak.

Suzy menggeleng, air matanya menumpuk dikelopak mata. Percuma saja memberontak, tenaganya bahkan tidak ada setengah dari pria itu. "Ja-ja-jangan, tuan." mohonnya tersendat.

"Wah ... lihatlah siapa yang tadi begitu berani?" ledeknya. "Aku akan mencicipi si merah ini."

.

"Sudah cukup dramanya, aku tidak tahan lagi." Taehyung melonggarkan dasi yang mencekik lehernya. Beranjak dari sofa nyamannya, melangkah kepojokan lain club ini.

Taehyung masih bisa menahan kekesalannya jika beberapa pria sengaja menyentuh tubuh gadis itu. Tetapi tidak dengan memaksanya, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana gadis itu meronta hebat untuk dilepaskan.

Dimatanya pria itu sangatlah rendahan, tidak etis sekali memaksa seorang gadis untuk memuaskan nafsunya. Taehyung akan memutar otaknya membuat rencana licik untuk mendapatkan mangsanya, ketimbang menghabiskan tenaga karena perlawanan. Melelahkan.

Tenaganya cukup disimpan untuk bertempur semalaman penuh.

Taehyung menepuk bahu pria itu. "Hei, bung. Cari wanita lain saja, pelayan ini sudah jelas tidak mau denganmu."

Suzy menatap penuh harap pria yang datang entah dari mana. Mungkin saja itu Malaikat baik hati yang diturunkan Tuhan untuk menolongnya.

"Diamlah, tuan. Sebaiknya kau membantuku, kita bisa melakukan threesome setelahnya."

Suzy menggeleng keras. Ia berteriak, "Jangan!" lalu menangis.

"Terdengar menarik."

Sial.

Suzy meraung, memaksa lepas dari kurungan pria itu. Tenaganya sudah berkurang karena terus melawan, yang bisa dilakukannya hanya menangis dan terus berkata 'jangan' sembari menunggu nasib menyedihkan apa yang akan menimpanya.

Memang apa yang diharapkannya, seseorang menolongnya? Jangan harap, orang baik tidak akan menginjakkan kakinya ditempat ini. Mereka berdua dan orang - orang yang asik meliukan badan didepan sana, sama saja bejatnya.

Pria itu menyeringai lebar. "Nah, kalau begitu kau pegang tangannya. Itu sangat mengganggu karena dia terus memukuliku." titahnya. Lalu mengeryitkan dahinya karena Taehyung tidak menuruti perkataannya. "Kenapa kau diam saja? Cepatlah!"

"Aku tidak suka diperintah." balasnya datar.

Pria itu berdecih. "Sebaiknya kau pergi saja jika tidak ingin membantu. Dasar pengganggu!"

2018 | 03 Oktober.







Hi, teman. Ternyata pria itu bukan Taehyung. Taetae boleh duduk dipojokan tetapi ini club guys rame dan banyak orang. Pojokan ada disetiap sudut club hehe.

Kira - kira Taehyung bakal nolongin Suzy ga tuh?

Your PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang