He's not Scary (Elf x Werewolf)

867 89 8
                                    

Awan gelap meliputi hutan, bulan bersinar terang di atas, ditemani oleh ribuan bintang di angkasa. Kabut tipis mulai memenuhi hutan. Para penghuni hutan pun memilih untuk kembali ke dalam persembunyian mereka.

Manami membuka sedikit pintu rumahnya, melihat sekeliling untuk melihat keadaan, dan mulai keluar saat memastikan tak ada seorang pun di luar.

Dirinya adalah seorang peri hutan, dengan telinga panjang, tanpa sayap. Makhluk hidup lainnya menyebutnya Elf. Cukup dihormati oleh yang lain, karena dapat melindungi hutan dari berbagai hal buruk.

Namun, itu tidak sepenuhnya benar. Memang elf yang kuat dapat melindungi hutan. Tapi, tidak semua elf itu kuat. Manami salah satunya.

Dirinya memilih keluar tengah malam untuk mencari jamur, yang dibutuhkannya untuk melengkapi ramuan yang ia buat. Karena mencarinya di siang hari akan sangat sulit, dengan banyaknya penghuni hutan lainnya yang lalu lalang.

Terlebih, ukuran jamur itu sangat kecil...

Pikirannya mulai terbayang tampilan jamur tersebut, diikuti sebuah helaan napas pelan. Mencarinya di tengah malam pun tak begitu membantu, karena gelap yang mengelilingi hutan membuatnya sulit untuk melihat sekelilingnya.

Ia tidak membawa lentera untuk penerangan, karena pertimbangan untuk keselamatannya sendiri. Ia tak mau sampai menarik perhatian werewolf yang sangat ditakuti oleh seluruh penghuni hutan.

Dalam hati Manami terus berdoa agar tidak bertemu dengan sosok makhluk karnivora tersebut.

"Yo, nona Elf."

Bulu roma Manami langsung meremang saat ia merasakan deru napas di tengkuknya. Reflek ia pun menyingkir hingga tubuhnya hampir jatuh. Kalau saja tangan dengan cakar panjang itu tidak menangkap tangannya, mungkin tubuhnya sudah jatuh menyentuh tanah.

Manik violet milik Manami menatap sosok yang berbicara padanya tadi. Bayang-bayang seorang pria terlihat jelas, namun wajahnya tidak terlihat karena gelapnya malam. Tapi, ada satu hal menarik yang tertangkap oleh mata Manami.

Sepasang telinga yang terlihat mencuat di kepalanya.

Manik mata Manami melebar, diikuti keringat dingin yang mengalir perlahan di dahinya.

"Kamu terluka?"

Suara pria yang khas terdengar jelas di hutan yang sunyi. Manami menelan liurnya. Rasa takut mulai menguasai dirinya.

"Ah, takut 'ya?"

Manami mengalihkan pandangannya. Kemanapun asalkan tidak bertemu pandang dengan sosok di hadapannya.

Kekehan kecil terdengar dari sang pria, membuat rasa takut Manami semakin besar.

"Aku sedang tidak lapar 'kok. Aku tidak akan memangsamu."

Manami masih tidak bereaksi. Rasa takut masih menguasainya. Sosok itu menghela napas panjang.

Tangan dengan cakar panjang itu pun menakup wajah Manami. Memaksanya untuk menatap sosok di hadapannya. Manami terbelalak sesaat, menatap sejenak sosok werewolf di hadapannya.

Rambut merah dengan manik mercury tajam yang cukup menarik perhatian Manami.

"Aku hanya ingin kamu menjadi umpan," katanya dengan nada tak peduli. Kedua alis Manami mengerut. "Aku tak akan memangsamu. Aku juga tak akan membiarkan werewolf lain memangsamu. Aku hanya ingin kamu menarik perhatian mereka dan sisanya, biar aku yang bereskan mereka," lanjutnya dengan senyum lebar.

"K-kalau begitu, kau akan membunuh mereka?" tanya Manami dengan suara pelan. Werewolf di hadapannya terdiam sesaat.

"Yup. Mereka yang akan kumangsa."

Drabble -KarManami Edition-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang