Back to Him

8.8K 666 83
                                    

Naruto diseret paksa memasuki sebuah ruangan yang gelap dan pengap, kedua tangannya diikat kebelakang. Tidak ada celah untuk bisa melepaskan diri. Kemudian pria besar yang membawanya dengan tidak berperasaan melemparnya memasuki sebuah kurungan.

Naruto berusaha untuk bangun dari posisinya yang menyakitkan. Lebam disudut bibirnya terasa perih, ukh sial.

Wanita berambut pink dengan dandanan menor berhasil menipunya. Dia masuk dengan mudah kedalam jebakan si nenek sihir itu -Sebuah panggilan yang sepadan.

Memalukan!

Kenapa dia percaya begitu saja ketika si nenek sihir mengatakan akan mempertemukannya kembali dengan keluarga yang dia rindukan? Membebaskannya dari Uchiha Sasuke yang kejam? Kenapa bisa dia termakan begitu saja oleh mulut manis wanita itu.

Naruto hanya bisa merutuki kebodohannya yang memang sangat mudah diperdayai.
Sekarang dia berakhir ditempat yang kumuh, pengap dan juga-bau. Tempat Sasuke yang kejam itu terasa lebih baik. Lupakan, sama sekali rak ada baiknya disana, dan lagi yang harus dia lakukan saat ini adalah berdoa kepada yang maha kuasa, supaya tidak ada pula Sasuke kejam yang lain disini yang akan menidurinya.

Kalau tidak salah mereka menyebut tempat ini sebagai pasar gelap. Yeah, dan Naruto tidak terlalu tahu dengan pasar gelap kecuali adalah tempat yang biasanya digunakan sebagai jual beli barang ilegal. Menjeritlah Naruto! Kau berhasil masuk kedalam perdagangan manusia untuk kedua kalinya. Mereka akan menjualmu setelah ini. Akan sangat beruntung jika nanti yang membeli mu adalah pria/wanita yang bersedia membawamu pulang kerumah. Bertemu dengan Ayah dan Ibu yang kau rindukan. Namun sayang, khayalan pun tak akan pernah seindah itu.
.
.
.
Uchiha Sasuke, nama yang sudah tidak akan asing lagi terdengar. Dia merupakan seorang penguasaha yang sukses- meskipun itu hanyalah beruapa kedok belaka. Mafia jenius yang menguasai kota-kota besar di Jepang. Dingin dan kejam. Tidak ada sama sekali hal yang menyenangkan tentang dirinya. Dia tidak suka bergurau atau pun bercanda.

Dan Uchiha Sasuke itu kini tengah kelimpungan. Kehebatannya memang bukanlah sekedar isapan jempol. Hanya saja dia yang sekarang ini sedang marah karena kecolongan. Mainan favoritenya hilang entah kemana.

"Bagaimana bisa kalian tidak tahu, ha?" bentaknya marah-marah. Urat kekesalan mencuat. Rahang mengeras.

"Maafkan kami tuan. Tapi memang kami tidak melihat anak itu keluar dari kamarnya?" Anak buahnya menunduk takut. Salah satu diantara mereka sudah terkapar diatas lantai, terdapat luka tembakan dikepalanya, tentu saja mereka semua jadi ketakutan. Bisa saja beberapa detik dari sekarang mereka bernasib sama.

Lalu seseorang mengetok pintu. Sedikit mencairkan suasana tegang yang melingkupi.

Seorang Pria pendek, kurus bersurai perak dengan deretan giginya yang runcing-masuk. Bibirnya mengulas senyum penuh maksud. Tak lama dua orang pria berbadan besar mengikutinya dari belakang, menyeret seorang wanita yang berusaha melawan.

"Lepaskan aku!" wanita itu mencoba menendang-nendang kaki pria besar yang memeganginya.

"Maaf mengganggu waktu marah-marahmu Bos. Aku membawa wanita yang kucurigai telah melepaskan kucing kecil kesayanganmu." Suigetsu nama pria pendek itu memberi hormat sebelumnya. Lalu dia memberikan penjelasan yang membuat si wanita terkejut bukan main. 'apakah sudah ketahuan'pikirnya.

"Aku melihat sendiri Bos, lalu ketika kembali dia hanya seorang diri. Jadi asumsiku, wanita ini sengaja membawa kucing kesayanganmu itu keluar dari rumah ini lalu meninggalkannya disuatu tempat. Jika aku tahu yang dia bawa adalah milikmu pasti aku sudah menghentikannya. Sayangnya aku tidak tahu." sambil terkekeh, pria bergigi runcing itu menatap si wanita. Dengan seringai dibibirnya.

Your Life In My HandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang