Hembusan itu mengugah jantungku.
Seakan tuan semalam bermimpi tentangku.
Tetapi alur mata tuan menutupku dengan batasan dinding yang kokoh.
Aku semakin menaruh panah pada dindingnya, seolah-olah sang sagitarius tepat memanah titik pada dinding tuan.
Ribuan panah menerpa tubuhku sehingga terciptalah sang mentari yang terbelah.
Harusnya tuan tahu jika senja tak akan sempurna jika tanpa jingganya.-deretansajak-
KAMU SEDANG MEMBACA
Koma,
PoetryTeruntuk diriku yang terlalu sulit membuat titik di antara kalimat kita