L-03

1 1 0
                                    

Pagi ini Anita terlihat bersemangat sekali. Mama dan papanya sampai bingung dibuatnya. Bayangkan yang biasanya Anita bangun jam 6 sekarang jam 6 Anita sudah duduk manis di kursi meja makan sambil menyeruput susu coklatnya.

"Mah itu siapa sih kok pagi-pagi udah ada tamu." tanya Dion dengan tampang sok tidak tahunya.

Fira yang tau, suaminya sedang menggoda Anita pun juga melancarkan aksinya.
"Eh iya ya pah, dengan siapa dek. Temennya Nita ya? Nita masih ngebo dikamar biasanya. Mau tante panggilin?"

Hhhhh.

"Apaansih mah, pah. Aku gak kayak gitu ya." ucap Nita mengelak.

Fira dan Dion terkekeh melihat anaknya itu cemberut tak terima. Fira yang tak tega melihat anaknya cemberut lama-lama itu pun mengalah.
"Iya deh iya. Sarapan gih. Jangan minum mulu. Roti apa nasi gorengnya itu dimakan."

"Udah kok tadi. Aku cuman nunggu mama sama papa turun. Mau pamit. Eh malah Nita di bully kan sebel." jawab Nita memasang muka betenya.

"Ya maaf deh. Kita kaget aja kok gak kayak biasanya kamu bangun pagi. Iyakan pah?" ujar Fira mencari dukungan dari suaminya.

"Iya. Yaudah katanya mau pamit. Sini dong." ucap Dion menggoda anak perempuannya itu.

Mau mesra-mesraan pasti makanya aku disuruh cepet berangkatnya, pikirku.

Orangtua gue emang gitu. Katanya kalo mesra-mesraan itu biar gak bosen. Gak nyeleweng cari yang lain. Gue bersyukur punya mereka. Walaupun sesibuk-sibuknya mereka. Mereka masih nyempetin waktu buat gue.

"Ih, ngusir ya pa. Yaudah deh Nita berangkat dulu." ucap Nita sambil mencium pipi kedua orangtuanya.

Dion dan Fira terkekeh dengan sifat anak gadisnya itu yang masih saja manja.

"Assalamualaikum, Byee mah, byee pah. Aku sayang kalian."

"Waalaikumsalam. Iya sayang kami juga menyayangimu." jawab Dion dan Fira bersamaan.

---

Hari ini gue berangkat pagi-pagi karena gue ada tugas piket. Jadi ya gini, gue bela-belain bangun pagi padal biasanya gue masih peluk-pelukan sama guling kesayangan gue. Pagi ini sekolah masih sepi. Iyalah sepi, gue aja berangkat dengan motor matic pink gue aja jam 6 pagi sampai sekolah jam 06.15 tadi gue cuman liat satpam sama OB yang nyapu halaman tengah.

Setelah markir motor di parkiran khusus motor khusus murid. Di SMA tercinta gue ini tempat parkirnya ada empat. 2 tempat parkir untuk motor dan mobil murid dan 2 tempat parkir untuk motor dan mobil guru. Asekk. Keren kan? Gue sih pengennya langsung ke kelas. Tapi sepertinya ada kendala dalam perut gue. Kebelet pipis gue. Yaudah gue pun lari menuju kamar mandi. Gue itu paling gak bisa nahan pipis. Nanti kalo gak cepet-cepet ke kamar mandi bisa ngompol gue. Kan gak elit banget siswi SMA Dirgantara ketahuan ngompol. Rusak deh popularitas SMA ini. Hehe.

"Alhamdulillah. Surga dunia ini mah." ucapku penuh suka cita karena telah menuntaskan hajat pada tempatnya.

"Leon kamu jahat. Kamu putusin aku cuma gara-gara Nia. Temen aku sendiri. Tega kamu Yon."

"Emang. Apa ada masalah?"

"Awwhh. Sshhh. Shaakkittt Yonnn, lheephassshinn."

Shit. Wah ini mah pasti tanda-tanda tindak kekerasan. Gue harus tolongin nih, pikirku.

Gue pun menyelesaikan acara menguping ini dan langsung menuju ke sumber suara seseorang yang menahan kesakitan itu.

Uppss, gila ini mah.

Gue gak gak nyanga ini cowok kemarin udah nimpuk gue pakek bola basket sekarang dia malah mojok sambil nyekik cewek di depannya. Menurut hasil nguping gue tadi si cewek ini pacar yang baru diputusin Leon, cowok yang nimpuk gue kemaren plus anak pemilik SMA ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang