"Soraru-san, tunggu!"
"Apa?" akhirnya, Soraru menatap manik mata partnernya itu.
"Apa jangan-jangan ... tadi ... Soraru-san cemburu ... karena aku lebih memperhatikan Iroha-chan?"
"Haah?"
—————
Di sinilah keempat utaite muda itu sekarang, duduk melingkar di karpet dengan suasana kaku. Iroha sendiri mendengkur dalam tidurnya di pangkuan Amatsuki.
Si penyebab konflik harus dilindungi. Batin Amatsuki sambil mengelus bulu-bulu Iroha.
"Oke, mari kita saling jujur sekarang. Soraru-san, silahkan kau duluan yang bicara," Luz mempersilahkan sahabatnya yang duduk menghadap Mafu itu.
"Belakangan Mafu sering datang dan memelukku atau duduk di pangkuanku," ungkap Soraru.
"Hm, mhm. Seperti dugaan, hubungan kalian memang manis sekali," Luz menimpali sambil manggut-manggut.
"Ya, dia memang memelukku. Tapi aku melihatnya bersikap seperti itu juga pada Amatsuki," lanjut si surai biru tua.
"What the—" Luz mendelik, Amatsuki speechless.
"Dan sekarang dia sangat senang bersama Iroha. Beberapa kali dia sampai mengabaikanku, tidak menjawab teleponku dan masih banyak lagi karena kucing itu."
Ketiganya diam mendengarkan dengan ekspresi berbeda-beda. Mafu bingung harus merespons bagaimana, tentunya.
"Jadi aku berpikir, 'ah, ternyata Mafu manjanya tidak hanya padaku saja'. "
Luz langsung saja tertawa lepas mendengar akhir dari pengakuan Soraru. Astaga, kedatangan kucing itu membawa rasa cemburu yang terselubung pada Soraru rupanya.
"Jadi, Mafu, bagaimana tanggapanmu?" tanya Luz lagi sambil menahan tawanya.
Soraru menatap lurus Mafu yang salah tingkah itu. Tidak mengucap apapun lagi tapi aura menginterogasi Soraru sangat terasa.
"Hmm ... Amatsuki-kun dan Luz sudah seperti keluarga bagiku. Tapi kalau Soraru-san, aku menyukainya."
Soraru terbatuk seketika, entah tersedak ludah atau apa. Amatsuki dan Luz tersenyum innosen menunggu Mafu melanjutkan kalimatnya.
"Dan Iroha-chan, aku menyayanginya sebatas karena aku yang memeliharanya. Kalau bersama Soraru-san, aku jadi ingin terus menggenggam tangannya.
Oke, baik Soraru dan Mafu, wajah keduanya memerah. Blushing tak terhindarkan, namun Mafu harus menyelesaikan ini.
"Soraru-san yang nomor 1 bagiku, dan aku ... tidak ingin menyerahkannya kepada siapapun. Jadi Soraru-san tidak perlu cemburu." Si pemilik rambut white blonde itu semakin menunduk, menyembunyikan rona merah di pipinya.
"Selamat, Soraru-san !" Luz tertawa sambil bertepuk tangan antusias atas kemajuan hubungan kedua temannya ini.
"Oh, begitu ..." Soraru hanya menyahut canggung. Kalau hatinya mendapat serangan tiba-tiba begini, ia harus pintar menahan diri untuk tak menerkam Mafu, 'kan?
Ah, padahal dalam hatinya ia sudah menjerit intensif karena Mafu yang sangat menggemaskan begini.
.
.
.
"Yah, padahal kukira Mafu-kun menyukaiku," celetuk Amatsuki tiba-tiba.
.
.
.
"Eh ?""Apa ?"
"Hah ?"
Baiklah, sebenarnya Amatsuki ingin bergabung dalam perang atau apa ? Wajah ketiga sahabatnya yang syok itu menatap Amatsuki yang bersikap innosen dan mengelus Iroha.
"Amatsuki, kau serius berpikir begitu?" Luz memasang wajah seolah mengucapkan 'jadi aku ini apa bagimu ?'
Padahal Amatsuki tadi niatnya hanya bercanda, tapi siapa sangka ia malah membuat Luz terpelatuk.
"Huh! Padahal kau sendiri malah asyik berfoto dengan Soraru, lalu dengan Mafu-kun seusai tur XYZ! Kau sengaja ingin aku marah, 'kan ?" Amatsuki balas menyalahkan Luz.
Soraru dan Mafu melongo. Setelah mereka rukun kembali, kenapa malah pasangan yang satu itu bertengkar?
"Haah? Itu kan hanya—"
"Kau juga mencium sleepyhead-san, bersikap mesra dengan Yua-san. Kau pikir reaksiku akan bagaimana, Luz?" Sekarang mereka persis suami istri yang saling ciduk-menciduk kesalahan satu sama lain.
Amatsuki berdiri, mengenakan sweaternya lalu menggendong Iroha. "Aku pulang, deh. Mafu-kun, Iroha kubawa dulu, ya. Mendadak aku kangen Kashitaro dan kucing-kucingnya."
"Oi oi, kenapa bicaramu ambigu begitu? Hei— dengarkan aku dulu!" Luz mencoba meraih tangan Amatsuki dan mengejarnya. Dengan cepat Amatsuki meninggalkan Soramafu dan keluarlah mereka dari apartemen sambil kejar-kejaran.
Kenapa kegiatan saling jujurnya malah berakhir buruk pada Luz dan Amatsuki? Soraru dan Mafu membatin sambil sweatdrop melihat kelakuan suami takut istri ngamuk tadi.
Dan sekarang tinggallah mereka berdua, dalam keheningan. Canggung yang menyesakkan.
"Maafkan aku, ya, Soraru-san. Aku tidak sadar kalau aku jadi mengabaikan Soraru-san karena Iroha-chan," ujar Mafu sambil menatap Soraru dengan pandangan memelas.
Heh, menarik juga sepertinya kalau kujahili, Soraru diam-diam menyeringai.
"Pakai bando dan ekor kucing, lalu bilang 'nyaa~' padaku. Baru kumaafkan." Soraru tersenyum sadis.
"—Heee ?! So-soraru-san, apa tidak ada pilihan yang lebih baik lagi ? ; — ; ) "
Ingin rasanya Soraru mencubit kedua pipi Mafu yang tengah menatap memelas padanya. Tapi mungkin akan ia lakukan nanti saja, seandainya Mafu benar-benar melakukan perintahnya.
"Tidak ada." Soraru menjawab dengan nada absolut.
"Yaah ..." Mafu menunduk dan mengerucutkan bibirnya. Mafu menimbang-nimbang, berpikir lagi sebelum membayangkan ia memakai ekor kucing dan bermanja pada Soraru dengan penampilan seperti itu.
Tidak. Ia tidak bisa. Ia tidak sanggup, tentu ia akan malu sekali.
Mafu sudah hampir menangis. Melihat itu, Soraru segera merengkuh leher si surai blonde dan memeluknya sambil tertawa.
"Aah, aku memang tidak bisa marah padamu. Aku hanya bercanda, tahu. Jangan menangis."Soraru menepuk-nepuk kepala Mafu yang sedang sibuk menetralkan detak jantungnya akibat dipeluk tiba-tiba begini.
"Tapi kalau kau mau melakukannya, aku tidak akan menolak apalagi melarangmu, kok," Soraru menyeringai, Mafu cemberut dan mencubit punggungnya—membuat Soraru mengerang.
"Kutarik lagi ucapan maafku!"
"Eeh? Haha, Jangan ngambek seperti Amatsuki, dong."
.
.
Keduanya kembali tertawa. Entah Amatsuki dan Luz berhasil baikan atau tidak, tapi semoga Iroha baik-baik saja bersama Amatsuki.
.
.
.
Kalau Mafu disuruh memilih antara kucingnya dan Soraru, tentu ia akan menjadikan Soraru prioritasnya. Namun perhatiannya tentu juga akan tetap ia curahkan dengan adil pada keduanya, jadi seharusnya Soraru tak punya alasan untuk cemburu lagi."Aku tidak cemburu. Aku hanya bersikap teritorial. Aku menjaga apa yang sudah menjadi milikku."
Ya, mari kita setujui saja pendapat ikemen tsundere yang satu ini.
Bagaimanapun itu, Mafu tetap menyayangi mereka, karena cemburu atau teritorial, itu bentuk perhatian dari Soraru. Mafu tahu itu.
Mafu tertawa kecil, "Soraru-san memang tsundere, ya! Masa cemburu pada Iroha-chan, sih?"
"Hah, aku yakin ada banyak fansmu diluar sana yang merasakan hal itu juga sepertiku."
-OWARI-
Ichika's note :
Iya, aku iri tapi tida bisa benci Iroha 😂Makanya ff ini kujadiin pelampiasan (?)😂
Yah, terimakasih sudah membaca dan ngasih vomment(^~^)Ichika
30.9.18
KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing atau Aku? - Soramafu/Utaite✅
Fanfiction[COMPLETED] Meski itu kucing Mafu, tapi Soraru juga tidak mau didiamkan begini. Cemburu? Bisa dibilang begitu. "Kau pilih kucing itu atau aku?" -Soraru Cover edit & Story ©Ichika85 Happy reading!