Tayo

28 2 0
                                    

"Bang, fotocopy ini ya" kata Gua sambil nyerahin buku paket yang mau difotokopi, maklum lah, anak rajin jarang nulis.

"Oke, neng"

"Del duduk yuk"

"Engga ah"

Jadi ya, gua lagi ada di kopsis sama si Delia, Gua lagi duduk dan Delia lagi milih milih pulpen, setelah ngambil pulpen kira kira 5, lalu dia nyamperin gua dan nyimpen pulpen itu dideket kasir.

"Neng semua nya jadi 11.000, neng itu pulpen-nya jadi 10.000" kata Abang fotokopi sambil menunjuk ke arah pulpennya.

"Oh, maap bang, saya ga mau beli pulpen" ucap Delia. Wah~ko perasaan gua ga enak.

"Terus kenapa tadi ngambil pulpen?" Tanya si abangnya.

"Iseng aja bang, lagi ga ada kerjaan"

?

?

What?! Iseng?! Hey?

"Hey?" Ucap Gua.

"Tayo" Balas Delia

"Receh lu, udah ayo ke kelas" ajak gua sambil narik tangannya Delia.

"Iya ayo, malu"

"Gak lagi gua ngajak lu"

"HEYY!" Teriak Delia ketika banyak kakak kelas lewat, seketika kakak kelas pada liatin kita, hm gustiii cobaan apa lagi ini~

"TAYO, HEY TAYO DIA BIS KECIL RAMAH" lanjut si Delia, Prank mulu astagaa~

"Del, apa si receh tau" gua tinggalin aja si Delia. Malu astaga.

"Tunggu ih, lu kan temen gua"

.
.
Seketika semua orang yang tadi kena Prank liatin gua ketika Delia bilang Lu kan temen gua. Oke Del okeeeeee.

Di kelas
"Una"
"Na"
"Tunancy"
"Na"
"Na"
"Na"
"Na"

"Berisik!" Semprot gua yang sedang enak enaknya nonton Cross Zero subtitle Sunda

"Na"

"Apa si!" Ucap gua.

"Eh pak Seto" ucap gua sambil nyengir kuda.

"Dari kapan?" Tanya pak Seto

"Apanya?"

"Kamu?"

"Saya pak?"

"Iya"

"Kenapa?" Tanya gua bingung.

"Tunancy Adisti, bapak minta tolong tutup pintunya" ucap Pak Seto dengan nada yang lembut.

"Kenapa harus saya pak? Kenapa gak Rino aja yang Deket sama pintu?"

"Bapak mau nya kamu"

"Oke"

Click

Baru juga gua nutup pintu-

"Salah Tunancy" ucap pak Seto.

"Salahnya?" Otomatis gua bingung, temen temen gua juga ikut bingung, apa salahnya?

"Tutup pintunya dari luar"

Bah.

"Lah pak, saya ga bisa masuk dong" ucap saya.

"Itu artinya, kamu gak boleh ikut pelajaran saya. Saya mengeluarkan kamu dengan halus, supaya apa, kamu tau ga?" Tanya pak Seto

"Kenapa emang?"

"Kalo saya bentak bentak kamu itu kamu ga bakal sakit hati, kalo saya keluarin kamu secara halus, kamu pasti sakit hati, karena saya senang liat orang lain susah" jelas pak Seto.

Guru gua bukan si??

"Tapi pak?"

"Kenapa kamu mau saya remidial?" Sewot pak Seto sambil senyum senyum.

"Pak jangan becanda dong, saya gak lagi ulang tahun, ulangan juga belum, masa diremidial" bela gua dengan muka memelas.

"Oke silahkan kamu keluar Tunancy Adisti, dan yang lainnya, seperti yang dikatakan Tunancy kita ulangan sekarang"

Seketika semua orang Mandang gua dengan muka yang haus akan darah. Seperti zombi. Takut gua. Gua keluar kelas dengan hati yang untungnya ciptaan Allah SWT bukan ciptaan manusia, mungkin kalo ciptaan manusia remuknya ngalahin partikel atom. Kecil kecil.

   #PASTELWATTPADSERIES

Tuna KaryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang