60

4.1K 195 8
                                    

Zhan Ruo terbangun dari tidurnya. Ia merasa tubuhnya sangat pegal. Ia melihat dimana dirinya berada. Ia menatap seorang wanita cantik dari belakang. Punggungnya tak tertutupi sehelai benang pun. Zhan Ruo menatap punggung putih dan bersih itu. "Anda sudah bangun Yang Mulia" ucap Ru Gie menatap wajahnya di cermin. Ia melihat bibirnya yang terluka akibat ciuman paksa dari Zhan Ruo. "Mengapa aku ada disini?" Ucap Zhan Ruo memegang kepalanya uang terasa berat. "Pelayan telah menyiapkan sup untuk anda, hamba akan memberitahukan pelayan bahwa anda telah bangun" ucap Ru Gie. Ia segera menggenakan bajunya. "Pelayan... Siapkan air untuk ku" ucap Ru Gie santai.

Ru Gie telah berada di aula, ia berjalan dengan anggun menuju kursinya. Duduk dengan penuh keangkuhan di samping Zhan Ruo. Beberapa tamu undangan melihat mereka berdua. Zhan Ruo telah menyiapkan sarapan bersama dengan para tamu. Ru Gie terlihat asik mencicipi makanannya. Namun wajahnya bagaikan tak berekspresi. Xuan Nu melihat Ru Gie secara diam-diam. Ia mengingat saat-saat Ru Gie berada di sampingnya. Namun yang ia tau adalah Ru Gie yang tak pernah berhenti tersenyum dan sangat serius. Sangat berbeda dengan Ru Gie yang berada di samping Zhan Ruo saat ini. Berbeda dengan Gu Wuji yang memandang Ru Gie secara terang-terangan. Ia merasa Ru Gie berbeda. Ia melihat Ru Gie yang sangat dingin dan tak tersentuh. Tak seperti bunga di musim semi yang selaku hangat. "Apakah ini semua karena ku?" Ucap Gu Wuji pelan. Zhan Ruo berdeham. "Kali ini mari kita melakukan perburuan... bagaimana?" Ucap Zhan Ruo. Beberapa tamu menyetujuinya. Ru Gie masih sibuk dengan makanannya. "Ratuku, bagaimana jika kau ikut? Kau dapat menjadi jurinya" ucap Zhan Ruo. Ru Gie mengangguk "Baik Yang Mulia" ucap Ru Gie

Ru Gie tak banyak bicara ataupun tersenyum. Ia hanya akan bertingkah layaknya seorang putri bangsawan. Para kaisar dan jendral telah pergi berburu. Ru Gie masuk kedalam tendanya. "Lio'er..  aku merasa kurang enak badan, aku akan pergi ke hutan untuk mencari angin segar" ucap Ru Gie. Lio Ban mengangguk dan segera mengikuti Ru Gie.

Kaki Ru Gie melangkah menuju padang bunga. Semenjak pagi hari ia merasa dalam suasana yang tidak bahagia. Ru Gie memetik beberapa bunga. Para pelayan dan penjaga menjaga jarak dari Ru Gie. Mereka mengetahui bahwa ratunya membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri saat bertemu dengan ladang penuh bunga.

Gu Wuji mengejar seekor kelinci yang terus melompat. Membawanya ke sebuah ladang bunga yang indah. Kaki Gu Wuji berhenti. Ia turun dari kudanya. Matanya memandang lurus. Memandang seorang wanita yang sangat ia kenal. Wanita yang selalu menari saat menemukan bunga. "Ru'er" ucap Gu Wuji. Kakinya melangkah ke arah Ru Gie. 'Wush'

Satu anak panah menancab di tanah tepat di depan kaki Gu Wuji. "Ahh maafkan aku Yang Mulia.. sepertinya tangan ku terkilir" ucap Zhan Ruo segera turun dari kudanya. Ia menatap tajam ke arah Gu Wuji. Lalu ia mengikuti pandangan Gu Wuji. "Ah ternyata ada bunga yang sangat indah" ucap Zhan Ruo. "Kau! Kau mengambil dia!" ucap Gu Wuji menahan amarahnya agar tak menganggu Ru Gie. "Aku?" Ucap Zhan Ruo tak merasa bersalah. "Wanita itu telah mati. Namun aku merasa keinginannya untuk hidup sangat tinggi jadi aku membangkitkannya kembali. Aku menyembuhkannya" ucap Zhan Ruo dengan bangga. "Kau ingin mengambilnya? Ambillah.. karena ia tak akan mengingat mu" ucap Zhan Ruo dan berjalan ke arah Ru Gie.

Ru Gie membalikkan tubuhnya. Ia melihat Zhan Ruo dan Gu Wuji. "Salam Yang Mulia, salam Kaisar Liang" ucap Ru Gie. Gu Wuji menatap ke mata Ru Gie. Ru Gie melihatnya dengan bingung. "Ratuku... mengapa kau disini?" Ucap Zhan Ruo "Hamba merasa tidak enak badan, hamba memutuskan untuk berjalan sebentar di hutan, namun hamba menemukan padang bunga ini" ucap Ru Gie. "Dari dulu kau menyukai bunga" ucap Gu Wuji pelan. "Hamba memang sangat menyukai bunga dan tanaman" ucap Ru Gie dengan senyuman. Senyuman yang membuat Gu Wuji ingin mengambil Ru Gie. "Kembalilah ke tenda, disini berbahaya" ucap Zhan Ruo. "Hamba membawa beberapa pengawal dan pelayan, Yang Mulia tak perlu cemas" ucap Ru Gie. Ru Gie menatap ke arah batu giok ditubuh Gu Wuji. "Giok yang sangat indah" ucap Ru Gie memuji giok yang ia berikan pada Gu Wuji saat ia bersamanya dulu. Gu Wuji tersenyum "ini adalah giok pasangan" ucap Gu Wuji "Jika Yang Mulia permaisuri menginginkannya hamba dapat memberikannya" ucap Gu Wuji.

Ru Gie menggerakkan tangannya "Tidak Yang Mulia.. bagaimana mungkin giok pasangan milik anda berada di tangan saya" ucap Ru Gie lembut. "Pasangan anda pasti sangat marah jika ia mengetahuinya" ucap Ru Gie lagi. "Giok ini.. pemberian seorang wanita yang sangat cantik. Pada hari itu, harusnya aku lebih memanjakannya, aku harusnya lebih baik padanya" ucap Gu Wuji menyesal "Dimana dia sekarang?" Ucap Ru Gie "Dia telah pergi.. namun aku akan membawanya kembali dan memberikan giok ini padanya. Mengikatnya dengan perjanjian pernikahan" ucap Gu Wuji "Hamba harap anda dapat segera menemukannya" ucap Ru Gie dan memberikan salam pada Gu Wuji. Ru Gie pergi meninggalkan ladang bunga itu "Yang Mulia.. sampai kapanpun. Dia adalah Ratu Negeri Gui" ucap Zhan Ruo dan segera naik ke atas kudanya

Ru Gie berjalan dengan beberapa pelayan dan pengawal. Ru Gie tak banyak bicara. Moodnya sangatlah kacau. Ia sangat bahagia dapat bertemu dengan Gu Wuji. Ia sangat bahagia ketika Gu Wuji masih memakai giok pasangan yang ia berikan. 'Srak' Baju Ru Gie robek terkena ranting. Baju yang ia gunakan terlalu berlebihan. Membuat bajunya banyak terkena noda dan robek. "Pelayan... di sebelah sana sepertinya aku melihat sungai. Aku akan membersihkan diri disana, kalian bawakan aku baju baru" ucap Ru Gie dan berjalan ke pinggir sungai. Ia melepas bajunya.

"Nona" ucap Xuan Nu mengagetkan. "Ah Yang Mulia kaisar Hui" ucap Ru Gie menutupi tubuhnya dengan tangannya. Xuan Nu segera berbalik "Saya hanya beristiraht sebentar... maaf jika mengagetkan Yang Mulia permisuri" ucap Xuan Nu. Xuan Nu melepaskan jubahnya memberikan pada Ru Gie. "Terimakasih" ucap Ru Gie dan segera memakainya untuk menutupi tubuhnya. Xuan Nu membalikkan tubuhnya. Ia tersenyum, ia sangat bahagia melihat Ru Gie dihadapannya. "Ru Gie... disini hanya ada kita berdua. Apakah kau akan menjawab pertanyaan ku?" Ucap Xuan Nu.

Ru Gie menatap bingung ke arah Xuan Nu. Ia tak tau apa yang harus ia katakan. Kebohongan atau kejujuran. "Apakah kau bahagia bersama Yang Mulia Kaisar Gui?" ucap Xuan Nu. Ru Gie menatap wajah Xuan Nu. Ia dapat melihat kehampaan dimata Xuan Nu. "Yang Mulia apa yang anda katakan" ucap Ru Gie pura-pura tak mengerti. "Ru Gie... apakah kau berada dalam tugas? Katakanlah. Kita sudah bersama lumayan lama. Aku merindukan mu setiap saat. Aku selalu merasa bersalah karena tak bisa menjaga mu" ucap Xuan Nu. "Yang Mulia.. hamba tak mengerti" ucap Ru Gie. Xuan Nu segera memegang bahu Ru Gie meremasnya erat. "Aku merindukan mu. Tak bisa kah kau bersama ku?" Ucap Xuan Nu. "Yang Mulia.. sepertinya anda menyentuh tubuh istriku" ucap Zhan Ruo mengagetkan. Xuan Nu segera melepasksn bahu Ru Gie. Zhan Ruo segera turun ke dalam sungai. "Yang Mulia Kaisar Hui. Apa yang sebenarnya kau lakukan dengan istri ku?" Ucap Zhan Ruo tajam. Ia segera menarik tangan Ru Gie. "Aku tak akan melepaskan mu" bisik Zhan Ruo ditelinga Ru Gie. "Apakah ia terlihat seperti seseorang yang kau kenal?" Ucap Zhan Ruo segera membantu Ru Gie keluar dari air. Xuan Nu yang biasanya tenang kini menatap ke arah Zhan Ruo. "Aku pernah mencintai seorang wanita. Ia adalah seorang pelayan yang sangat cantik. namun tiba-tiba saja ia menghilang. Dan kini aku menemukannya" ucap Xuan Nu menatap ke arah Zhan Ruo. "Ahh begitukah? Jadi anda bertanya pada istri ku tentang identitasnya?" Ucap Zhan Ruo tak suka. "Siapapun ia dimasa lalu. Ia tak akan mengingatnya. Dan dia kini adalah ratu kerajaan Gui" ucap Zhan Ruo segera menggendong Ru Gie. Membawa Ru Gie menjauh dari Xuan Nu.

Bloody Empress (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang