65

2.9K 194 4
                                    

Seorang pria berpakaian hitam membungkuk hormat. "Apa yang sebenarnyaa kau lakukan Shi Lan" Ucap seorang pria membelakangi Shi Lan. "Kau ingin memunuh Kaisar Gui itu?"Ucap Pria itu lagi "Maafkan saya master" ucap Shi Lan. "Kau adalah calon penerus dari klan ilmu hitam ini, apa yang sebenarnya kau inginkan?" ucap Pria itu mulai kesal. Ia membalikkan tubuhnya. "Aku adalah ayahmu. Aku senang kau ingin menjadi lebih kuat semenjak kerajaan Wei itu menghilang. Namun aku tak menyangka bahwa kau bisa sangat terobsesi dengan kerajaan Gui."Ucap pria itu lagi "Aku sudah menemukan putri Keraajaan Wei, putri Xialing calon istri ku, ayah" ucap Shi Lan. "Apa maksud mu?" Ucap Pria itu tak mengerti. "Aku memberikan pil hitam ku pada putri kerajaan Wei "Xialing", aku tak ingin siapapun dari klan kita menyakitinya. Setelah beberapa tahun berlalu. Aku selalu menyalahkan diriku. Aku sangat ingin membunuh kaisar Negeri Gui itu. Aku ingin membunuh siapapun yang menyakiti wanita ku" ucap Shi Lan. "Anak ku, masih banyak wanita diluar sana yang menginginkan mu" Ucap pria itu. Shi Lan menggelengkan kepalanya. "Aku mendapatkan kabar bahwa Pangeran Hui telah sembuh dari racun tapak hitam. Siapapun yang menyembuhkannya ia pasti salah satu dari kita. Namun tak ada satupun yang berani menyembuhkannya. Tak ada yang yang bisa menyembuhkannya" ucap Shi Lan kesal.

"Namun ada hal yang mengejutkan, Kaisar Hui itu disembuhkan oleh sorang pelayan wanita yang terbakar di kediamannya sendiri. Beberapa bulan berlalu. Seorang wanita cantik muncul di negeri Liang. Aku mencari tahu siapa sebenarnya wanita itu. Dia memiliki mata indah, dan mata indah itu hanga dimililki oleh putri Xialing. Aku mengikutinya, hingga akhirnya aku tau bahwa dia adalah wanita yang menyembuhkan Kaisar Hui. Dan kini ia selamat dari racun tapak hitam, siapa lagi jika bukan putri Xialing. Dan malam ini aku memastikannya sendiri. Ia adalah wanita ku, wanita yang aku tunggu-tunggu dan aku cari. Aku hanya ingin memastikan ia baik-baik saja"Ucap Shi Lan. Pria tua itu menggelengkan kepalanya "Kesetiaan dari klan ilmu hitam memang tak ada yang menandingi. Namun kau harus tau, wanita itu kini adalah Ratu Negeri Gui" Ucap ayah Shi Lan itu. Shi Lan mengangguk mengerti

Ru Gie duduk masih menghadap ke taman. Ia membuka beberapa halaman di bukunya. Ia mendapatkan banyak sekali kiriman buku dan surat mengenai kerajaan Wei. Ru Gie tersenyum. Ternyata Zhan Ruo tak membohonginya kali ini. Ru Gie masih sibuk membaca beberapa buku. "Masuk lah ke dalam, angin dapat membuat mu sakit" ucap Zhan Ruo memakaikan jubahnya pada Ru Gie. Ru Gie tersenyum. Akhir-akhir ini semenjak kehamilan Ru Gie. Zhan Ruo terlihat sangat memperhatikan Ru Gie. Ia tak pernah membiarkan Ru Gie berjalan sendirian.

"Ratuku, sudah beberapa bulan berlalu semenjak penyerangan yang terjadi padamu. Namun aku masih tak bisa berhenti mencemaskan mu" ucap Zhan Ruo mengelus perut bunci Ru Gie. Ru Gie menyandarkan kepalanya. Ia menjadi lebih manja pada Zhan Ruo. "Yang Mulia... tenang lah, mereka tak akan menyakiti ku" ucap Ru Gie yakin.

Zhan Ruo melihat buku yang Ru Gie baca. "Kau masih membaca buku mengenai kerajaan Wei?" Ucap Zhan Ruo. Ru Gie tersenyum "Aku sudah menyelesaikan semua bacaan ini. Namun cerita mengenai ratu negeri Wei sangatlah unik. Tak ada satupun buku yang mencatat siapa sebenernya ratu Negeri Wei. Ratu negeri yang diinginkan seluruh negara" ucap Ru Gie. Zhan Ruo mencubit hidung Ru Gie lembut. "Jangan terlalu banyak berpikir" ucap Zhan Ruo. Ru Gie masih tersenyum. Zhan Ruo membelai kepala Ru Gie dengan lembut. Namun wajahnya menampakkan sesuatu yang berbeda. "Yang Mulia" Xio Nu menghadap Zhan Ruo dengan terburu-buru. Zhan Ruo mengangguk. "Ratuku aku akan segera kembali" ucap Zhan Ruo dan segera pergi.

"Pelayan. Aku akan berjalan-jalan di taman ini sendirian" ucap Ru Gie dan berjalan kaki. Tanggannya memegang sesuatu. Setelah cukup jauh. Ru Gie berhenti berjalan. Ia menatap kolam di taman itu. Ia membuka surat di tangannya. Ru Gie tersenyum penuh makna. "Ada hal seperti ini, namun ia tak memberitahuku?" Ucap Ru Gie kesal. "Pelayan" ucap Ru Gie. Lio Ban segera menemani Ru Gie. "Lio'er aku ingin pergi ke kota melihat beberapa kain cantik" ucap Ru Gie. "Baik" ucap Lio Ban dan segera menuntun Ru Gie.

Ru Gie dan Lio Ban berjalan-jalan di kota. Mereka masuk ke dalam salah satu toko baju terkenal. Ru Gie duduk sambil menunggu beberapa baju yang ia pilih. Lio Ban terlihat asik memilih baju. Que duduk disamping Ru Gie. "Bagaimana?" Ucap Ru Gie. "Akan ada penyerangan. Di dekat perbatasan. Mereka akan membunuhku. Jangan biarkan Yang Mulia Kaisar Gui berada di dekat sana" ucap Que berbisik. Ru Gie mengangguk. "Berhati-hatilah. Kau tetap bersembunyi. Setelah bayi ini lahir. Aku akan membereskannya" ucap Ru Gie. Que mengangguk dan segera pergi.

Ru Gie dan Lio Ban kembali ke istana. Ru Gie segera masuk ke kamarnya. Ia mengamati wajahnya. "Zhan Ruo. Kau masih mau berbohong padaku?" Ucap Ru Gie kesal. Ia tersenyum di kaca. Seorang tabib masuk. "Yang Mulia" ucap tabib itu. Ru Gie segera mengulurkan tangannya membiarkan tabib memeriksa dirinya. "Yang Mulia... putra mahkota sangat lah sehat" ucap tabib istana. Ru Gie tersenyum "Kita tak tau kapan putra mahkota akan lahir, jadi saya harap Yang Mulia Permaisuri untuk sementara waktu tidak pergi meninggalkan istana" ucap tabib istana. Ru Gie mengangguk "Baiklah" ucap Ru Gie lembut. Tabib istana segera undur diri.

Malam telah tiba namun Zhan Ruo tak terlihat mengunjungi Ru Gie. Ru Gie menatap dirinya di kaca. "Lio'er apakah aku sudah tak cantik lagi?" Ucap Ru Gie. "Yang Mulia... Yang Mulia adalah yang tercantik" ucap Lio Ban. "Baiklah.. kalau begitu bawakan pembuat teh dan Ghuzeng ku, aku ingin menemui Yang Mulia Kaisar" ucap Ru Gie dan segera berjalan menuju kamar Zhan Ruo.

Zhan Ruo terlihat sedang memijat kepalanya yang terasa pusinh. Ia tak menyadari Ru Gie berada disampingnya. Ru Gie memijat kepala Zhan Ruo. "Yang Mulia" ucap Ru Gie. Zhan Ruo membuka matanya. Ia melihat wajah cantik yang selalu menemaninya. Ru Gie sangat berubah semenjak kehamilannya. Ia menjadi lebih penurut dan manja. Ru Gie tak pernah menolak apapun yang Zhan Ruo berikan. "Istriku" ucap Zhan Ruo menatap wajah Ru Gie. "Akhir-akhir ini, apakah terjadi sesuatu di Negeri Gui?" Ucap Ru Gie sambil memijat kepala Zhan Ruo. "Tidak.. ini bukan masalah besar. Kau tak perlu memikirkan negeri ini" ucap Zhan Ruo mencoba menenangkan Ru Gie. Ru Gie tersenyum "Hamba membawakan teh serta Ghuzeng. Apakah Yang Mulia ingin hamba temani malam ini?" Ucap Ru Gie lembut. Zhan Ruo memegang kedua tangan Ru Gie ia menatap mata Ru Gie. Ada senyum di wajahnya. "Itu tidak perlu, ini sudah larut malam. Kau tidur lah" ucap Zhan Ruo. Ru Gie tersenyum "Yang Mulia.. jaga diri anda" ucap Ru Gie dan segera pergi. Senyuman di wajahnya menghilangnya. Kakinya berjalan dengan cepat menuju kamarnya. Ada raut kekecewaan di wajahnya. "Lio'er aku akan segera tidur" ucap Ru Gie dan segera naik ke atas ranjangnya.

Setelah semua pelayan pergi. Ru Gie bangkit dari ranjangnya. Ia mengeluarkan sebuah baju dari balik baju yang baru saja ia beli. "Kau tak akan bisa membodohi aku Zhan Ruo" ucap Ru Gie menatap bajunya.

Pagi-pagi sekali Ru Gie telah menggunakan bajunya. Ia melihat dirinya di kaca "Tidak begitu buruk" ucap Ru Gie mengusap perut buncitnya. "Bertahanlah Putra mahkota. Kita akan lihat sampai mana kau akan menjadi kuat" ucap Ru Gie menatap pedang pasangan miliknya. "Zhan Ruo. Kau telah berjanji tidak akan pernah membohongi ku. Kali ini, aku benar-benae kecewa"

Bloody Empress (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang