1

52 12 0
                                    

Aki seperti itulah orang Jepang menyebutnya, musim yang tak kalah menarik dari musim semi, daun-daun momiji yang kemerahan secantik bunga sakura yang sedang mekar. Orang Jepang selalu menyukainya dimana mereka akan mengadakan festival musim gugur yang meriah dan menikmati Momiji Gari (berburu daun momiji) bersama keluarga, sahabat maupun kekasih. Pertama kali bertemu dengamu di Arashiyama, daerah pegunungan dan bukit di sebelah barat kota Kyoto.

Akhir November tempat ini sangat ramai namun tak menghalangi penglihatanku akan dirimu. Kamu berdiri sendiri di jembatan Togetsukyo,terseyum sambil menutup matamu seakan menikmati udara sejuk musim gugur. Kakiku melangkah medekatimu entah kenapa, mungkin penasaran.
“Ohayou gozaimasu…(selamat pagi)” sapaku pelan. Kamu terlihat kaget dan membuka matamu cepat, aku melihat mata kecoklatan yang indah dan cantik, rambutmu lurus dan hitam dengan poni yang aku rasa memang pas untuk bentuk wajahmu yang oriental. Kamu menoleh ke kiri dan ke kanan. Kenapa kamu tak menyadari aku yang berada tepat disampingmu?
“Kamu siapa?” dan dari situ aku mengerti kamu ternyata tidak bisa melihat. Aku turut prihatin. Sayang sekali, mata secantik itu kehilangan sinarnya. Kamu dengan wajah kebingungan mencari sumber suara dan aku tersadar dari kekagetanku.
“Sumimasen…(maaf) apa aku mengganggumu? Aku salah satu pengunjung disini dan aku kebetulan lewat untuk sekedar mengambil foto pemandangan yang indah.” Kataku beralasan. Kamu meremas jari-jarimu gelisah.

Cinta Musim GugurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang