Sabtu ini, 29 September 2018 di atas kereta api menuju Bogor. Saat aku masuk sudah penuh sesak. Tidak satu pun tempat duduk yang kosong. Lumayan pegal berdiri sampai tujuan. Tak apa, menikmati kereta di negeri sendiri yang sebentar lagi tentu akan kukangen.
Masih segar di ingatan, bagaimana sibuk dan hebohnya mempersiapkan diri untuk Sabtu, 21 Juli 2018.
Sejak dari penantian pengumuman lolos tahap pertama yang penuh drama itu aku seperti punya semangat baru yang menggebu.
"Ini serius mau dibawa semua buku ini?" papa melihat tumpukan buku di lantai.
"Iya, tapi masih ku.. Haaattcciii!! Kurang, "
"Udah, udah. Papa aja yang nyari,"
Aku bangkit dan buru-buru minum air mineral anget-anget kuku. Cara paling ampuh untuk menghilangkan bersin-bersinku. Aku tuh emang alerginya aneh banget. Saking alerginya sama debu, melihat sapu dan kemoceng aja aku reflek bersin-bersin. Haha..
"Masih kurang berapa judul lagi?" mama melihat catatan di atas meja yang aku lingkari.
"Cuma ada 20 apa 22,"
"Pesan di penerbit aja atau enggak beli di toko buku online!"
"Gak usah ma, segitu aja udah deh kayanya,"
Aku ingat Billy pernah bilang, waktu dia interview dia bawa semua buku yang ditulisnya. Aku juga berencana seperti itu, tapi dengan total 30 buku sepertinya butuh tenaga ekstra untuk membawanya. Lagi pula beberapa judul bukuku sudah tidak ada di rak. Ada aja kadang, dipaksa beli sama teman atau diberi sebagai tanda mata.
Aku tengah mempersiapkan segala sesuatunya buat wawancara.
Pengumuman lolos tahap pertama itu rentang waktunya berturut dari 14-17 Juli 2018 agaknya. Teman-teman yang lolos udah buat grup di WA. Lengkap dengan list nama, tanggal dan asal kota. Ternyata yang baru diumumkan itu baru yang buat interview di Jakarta. Yang di Aceh baru diumumkan kemudian dan mereka interviewnya tanggal 23-24 Juli 2018 di Aceh.
Dari data resmi pihak YTB, yang lolos tahap berkas S1 ada 180 orang. Itu keseluruhan, lokasi interview Jakarta dan Aceh. Hmm, kalau dari 'kabar dan katanya', pelamar S1 dari Indonesia itu kurang lebih 4000 orang. Kalau data sih, aku gak tahu persis ya. Tapi kalau melihat sampai ke tahap ini, mulai berpikir aja, kalau seleksi YTB ini enggak semudah yang aku pikirkan. Semula kan, mikirnya simple dan gampang banget, toh cuman berkas dan wawancara. Tapi ternyata tidak segampang itu, Kawan!
Jadi apa aja sih yang dipersiapkan buat interview?
1. Berkas
Aku membawa semua berkas yang waktu itu diupload di aplikasi. Mulai dari piagam, sertifikat dan buku-buku.2. Latihan
Aku sih latihan sebanyak mungkin di depan kaca. What?! Iya, aku mencoba membuat daftar pertanyaan lalu menjawabnya sendiri. Tentu saja berbahasa Inggris.Karena aku dapat jadwalnya di hari paling akhir, untungnya dapat info dari teman-teman yang udah wawancara. Ada yang dites soal matematika woy! Sumpah ini bikin ngakak, gilak apa ya? Tapi itu beneran haha..
Katanya, waktu ditanya nilai UN terus dikasih soal deh. Ngeri ya, kata teman-teman sih, interviewer bisa jadi nanya MTK segala karena dengar kabar tentang susahnya soal-soal UN kemarin itu.
Karena itu juga aku jadi enggak bawa SKHUN karena nilai matematikaku imut dan unyu, lucuk gimana gitu hahaha.. 40! Engg, kalau dilogikan sih, menurutku yang dites MTK itu mereka yang ngambil jurusan yang berhubungan langsung dengan ilmu matematika dan hitung-hitungan.
3. Penampilan.
Aku ingin dilihat dan terlihat sebagai Sherina Salsabila yang aku banget, apa adanya. Untuk itu aku memakai atasan berwarna putih dan bawahan kain motif batik nusantara. Kali ini pilihanku jatuh pada kain batik Jawa Tengah. Sepatu? Hmm, agak aneh memang, karena aku pake boots hehehe.. Enggak lupa gelang rajut bikinanku sendiri. Seleraku berpakaian memang tidak seperti selebgram wkwk, aku punya Style aku sendiri dan yang terpenting buat aku nyaman dan pede secara keseluruhan saat memakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHERA THE EXPLORER
Short StoryIni tentang Shera, mimpi-mimpi, dan cerita. #1 Turki, 8/10/18 #1 Shera, 4/10/18 #16 Lifestory, 1/10/18 #34 Dreams, 7/10/18