Work Out

35 7 0
                                    

Author's POV

Reva segera masuk kedalam rumahnya dan menemukan abangnya yang sedang memakan camilan sembari menonton televisi.

Dan Reva hanya melewatinya dengan santai.

"Ga sopan banget sama abang sendiri" ucap Tama

"Iss,terus gue harus bilang gimana?" tanya Reva

"Permisi abangku yang ganteng tiada tara" jawab Tama bangga

" Permisi abangku yang ganteng kalo diliat dari pucuk sedotan yang ada di Daegu" jawab Reva

"Apaan sih lo,orang abang ganteng begini,uda jelas ada didepan lo bukan dari dagu lo" balas Tama tidak terima

"Daegu bang! Bukan dagu,kalo dagu masa ada matanya,kayaknya lo perlu periksa ke tht deh bang" ucap Reva sambil menaiki tangga menuju kamarnya.

"Bodo amat,lagian apa bedanya Daegu sama dagu,sama sama gajelasnya,adik sapa se lo" ucap Tama ketus

"Gue ngga ngerasa punya abang wuekk" Reva menjulurkan lidahnya dan masuk kekamarnya.

'Untung sayang' batin Tama

Dikamar Reva..

Setelah selesai mandi, Reva pun berjalan mendekati pintu balkon dan membukanya,semilir angin malam menerpa wajahnya dan menghasilkan rasa yang menyejukkan dan sangat terlihat jika Reva menikmati dinginnya amgin malam itu. Ya walaupun Reva tau,angin malam tidak begitu menyehatkan. Tapi tetap tidak dipedulikan oleh seorang Reva.

Sibuk menikmati angin malam,sampai Reva tidak menyadari ada yang memotret dirinya dari arah samping dan orang itu tersenyum puas dengan hasil jepretannya.

'Lo emang cantik dari arah manapun Va' ucap seseorang tetapi tetap tidak disadari oleh Reva

****
Yanuar Pov

Jujur,gue liat Reva pulang dianter salah satu temannya dan itu membuatku sedikit lega karena anak itu pulang dengan selamat,ya walaupun dibilang agak malam.

Dan disini gue merasakan desiran aneh yang mengalir pada diriku dan merasakan hatiku sedikit sakit. Melihat Reva bersama dengan cowok lain.

Kalo kalian tanya gimana perasaan gue ke Reva,jawabannya simpel, gue sayang sama dia,sayang banget. Tapi  tidak ada rasa ingin lebih atau memiliknya, karena gue tau kalo gue menginginkan hal itu, secara tidak langsung gue minta dia buat ngejauh dari gue,dan gue benar benar gak mau hal itu sampe bener bener terjadi.

Skip.

Kulihat dia dengan sumringah membuka pintu balkon dengan wajah yang terlihat benar benar menikmati suasana angin malam ini yang disaksikan oleh para ribuan bintang dilangit.

Gue mengurungkan niat untuk menyapanya,karena gue yakin dan bisa menebak,jika aku menyapanya,moodnya bisa hancur karena gue.

Oleh karena itu,gue mengambil hp gue dan membuka kamera. Ini adalah momen yang harus diabadikan!

'Ceklek' suara samar terdengar

Gue hanya tersenyum melihat mukanya yang terlihat bahagia.

'Moto Lo doang saat muka Lo bahagia aja uda buat gue seneng. Ya walaupun faktor yang buat Lo bahagia bukan gue. Tapi gue bersyukur bisa memiliki Lo sebagai sahabat gue' batinku.

Kelvin POV
Gue sampe dirumah dalam keadaan mood yang bagus. Entah kenapa kejadian Reva menggelindingkan bola bowling itu membuatku ingin tersenyum. Padahal gue kan orangnya jarang senyum.

Gue bukan tipe anak rajin,gue juga bukan anak yang pinter. Gue nakal,tapi masih nakal pada batas wajar seorang cowok.

Untuk pertama kali juga,gue niat ngerjain tugas,bukan tugas sih. Hukuman lebih tepatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang