Vanya pov
Syakira Belvanya. Yups, itu nama panjang gue. Kalian bisa panggil gue Vanya. Sebenernya ada marga keluarga sih cuman gue gamau pakai itu, because it's so creepy guys.
So, gue adalah gadis cantik yang dingin. Semua orang bilang kalo gue most wanted di SMA Bhineka.
Ya gue akuin gue emang 'rada' dingin. Tapi bukan berarti gue ga punya teman ataupun sahabat. Gue punya sahabat cewek yang selalu setia sama gue dari kecil sampai sekarang. Cuman dia yang bisa ngertiin perasaan gue.
Tapi disaat gue masuk SMA gue pun bersahabat sama kakak kelas di sekolah gue, namanya Devano. Dia sahabat gue yang paling bisa ngelindungin gue dari apapun.
Gue hidup sendiri dirumah besar yang hanya ditinggali gue dan asisten rumah tangga gue.
Jangan tanya kenapa gue hanya tinggal berdua dirumah besar ini.
Orang tua gue bercerai saat gue kelas 4 SD. Papah gue nikah lagi dan mamah kerja diluar negeri. Mamah cuman pulang 6 bulan sekali, itupun belum pasti. Papah? Jangan ditanya dia lebih mementingkan keluarga barunya daripada gue.
Menyedihkan memang...
Jadi jangan heran kalo gue sendiri tumbuh menjadi gadis yang dingin. Ditakuti dan suka ikut tawuran antar sekolah. So, gue ga pernah peduli sama omongan netizen yang kadang mereka ngomong tapi ga punya otak.
So, sekarang gue bersekolah di SMA Bhineka. Yups itu adalah SMA elite dikota gue. Jangan tanya kenapa gue bisa sekolah di sekolahan elite.
Orang tua gue orang berada jadi pastinya semua kebutuhan gue terpenuhi. Gue minta apapun pasti didapet, tapi cuman satu yang ga bisa gue dapetin dari mereka.
Kasih sayang...
Terdengar seperti menyedihkan sih haha..Mereka terlalu mementingan kesibukan mereka disana. Sedangkan gue? Gue disini sendirian tanpa ada yang memperhatikan.
Vanya pov end
└(^o^)┐
"VANYA!! KEMANA AJA LU? GUE CARIIN DODOL." teriak seorang gadis mungil sambil menggebrak meja.
"Apaan sih Ray, ganggu gue tidur aja." Vanya menjawab sambil melepas earphone nya dan melotot kearah gadis mungil yang bernama Raya.
Yups, Raya adalah sahabat Vanya yang selalu seperti ini kalo dia tak menemukan Vanya ditempat tongkrongannya. Dia akan berteriak terus mencari Vanya sampai ketemu.
"Van, lu liat Devan kaga? Daritadi gue nyariin dia." tanyanya sambil melirik-lirik kearah koridor sekolah mencari keberadaan Devan.
"Kaga tuh emang kenapa sih?" tanya Vanya yang penuh penasaran.
"Dia tuh ya udah janji mau beliin gue bakso sama jus mangga di Mang Oding. Eh sekarang malah ngilang gatau kemana." ucapnya sambil meremas-remas buku yang ada ditangannya.
"Lagi kumpulan OSIS kali kan dia ketos," jawab Vanya sambil mendengarkan musik kesukaan gue. "Lu cari aja di ruang OSIS siapa tau ada."
"Yodah gue cari Devan dulu ye, Bye" ucapnya sebelum melenggang pergi yang hanya Vanya balas dengan anggukan.
┌|°з°|┘
Vanya sedang bersiap-siap untuk melaksanakan tawuran antar sekolah lain. Biasanya dia dan teman-teman yang lainnya berkumpul di belakang gedung sekolah untuk menyusun strategi.
"Eh lu jaga belakang aja ntar kalo didepan mati duluan kan ribet malah jadi beban." ucap santai seorang cowok berwajah tampan namun dingin dan memiliki postur tubuh yang ideal. "Gue gamau ya jadi ribet gara-gara lu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just My Dream
Teen Fiction•Book 1 •06/10/18 "Gue ga butuh kasih sayang lu semua, Gue bisa hidup tanpa kalian." Bayangkan rasanya kita dilupakan oleh orang tua kita sendiri? Sakit bukan. Itulah yang Vanya rasakan dari dulu hingga sekarang. - Syakira Belvanya. ©queenjla