Hari ini Vanya tidak masuk sekolah karena luka ditangannya tak kunjung sembuh dan membuat tubuh Vanya menggigil karena demam. Kania pun khawatir karena Vanya tak mau dibawa kerumah sakit.
Tok tok~
"Sayang," Kania mengetuk pintu kamar Vanya dan membukanya pelan-pelan.
"Siapa yang suruh anda masuk?!" tanya Vanya sambil memalingkan wajahnya.
"Mama takut kamu kenapa-kenapa sayang, kita kerumah sakit yuk kita obatin luka kamu." lirih Kania khawatir.
"Vanya gapapa! Sekarang mama boleh keluar." suruh Vanya yang langsung dituruti oleh Kania.
Vanya masih terbaring lemah diatas kasurnya. Dia merasa bosan tiduran terus dia pun bangun dan duduk di balkon kamarnya.
Dia mengambil gitar miliknya dan mulai memainkan sebuah lagu. Dia mulai memainkan jari-jari letiknya mengiringi sebuah lagu milik Ed Sheeran-Photograph.
Loving can hurt, loving can hurt sometimes
But it's the only thing that i know
When it gets hard, you know it can get hard sometimes
It is the only thing makes us feek aliveVanya terus memainkan gitarnya sambil bernyanyi mengikuti alunan lagu tersebut. Yang dia bayangkan saat ini adalah sosok cowok ceria yang selalu memanggilnya Queen saat dia berumur 6 tahun.
So you can keep me
Inside the pocket of you ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone, wait for me to come home...Tetapi Vanya dan cowok tersebut terpisah dan Vanya harus pindah keluar kota. Karena orang tua Vanya berpisah jadi dia pindah keluar kota. Vanya selalu menunggu cowok tersebut pulang dan bertemu kembali dengannya.
Tanpa sadar ada seseorang yang memeperhatikan Vanya bermain gitar dan bernyanyi dari balkon rumah lain.
"Cewek dingin tapi manis." cowok tersebut tersenyum kecil.
\(^o^)/
Tok tok~
Kania yang mendengar ada yang mengetuk pintu rumahnya pun langsung membukaan pintunya. Dan ternyata yang datang adalah sahabat Vanya.
"Eh tante, kapan pulang kesini?" tanya Raya seraya mensalami tangan Kania.
"Kemarin Ray, nanti minggu depan tante balik lagi ke Amerika." jawab Kania lembut.
"Ohh...Vanya dimana ya tan?" sahut Devan yang sedari tadi berdiri disebelah Raya.
"Ada dikamarnya Dev, Vanya demam gara-gara luka ditangannya. Tante takut lukanya infeksi, tadi tante ajak kedokter dia gamau." lirih Kania yang terlihat jelas bahwa dia khawatir akan keadaan Vanya.
"Yauda tante nanti kita yang obatin aja semoga lukanya ga infeksi ya tan. Yaudah kita ke atas dulu ya tan permisi." ucap Raya seraya berpamit ke kamar Vanya.
Ceklek..
Vanya yang tersadar ada seseorang yang membuka kamarnya pun langsung berhenti bernyanyi dan melihat siapa yang masuk kedalam kamarnya.
"Van, lu gapapa? Kata tante Kania lu demam makanya ga masuk sekolah." tanya Raya sambil melihat luka ditangan Vanya.
"Gapapa elah cuman demam doang ini." jawab Vanya santai dan kembali bermain gitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just My Dream
Teen Fiction•Book 1 •06/10/18 "Gue ga butuh kasih sayang lu semua, Gue bisa hidup tanpa kalian." Bayangkan rasanya kita dilupakan oleh orang tua kita sendiri? Sakit bukan. Itulah yang Vanya rasakan dari dulu hingga sekarang. - Syakira Belvanya. ©queenjla