Pagi-pagi sekali Mbok Ati sudah sibuk didapur yang dibantu oleh Kania. Karena Kania ingin membuatkan sarapan untuk anak gadisnya. Setelah selesai membuat sarapan Mbok Ati pun naik keatas untuk membangunkan Vanya.
Tok tok~
"Non, bangun yuk udah siang." panggil lembut Mbok Ati yang dibalas gumaman Vanya.
Vanya pun langsung mandi dan bersiap-siap untuk pergi sekolah. Vanya pun menuruni tangga yang disambut hangat oleh mama nya.
"Pagi sayang nya mama." sapa Kania hangat.
"Hm." hanya deheman aja udah membuat Kania tersenyum lebar.
Vanya langsung duduk dimeja makan dan menyantap nasi goreng kornet kesukaan nya.
"Mbok, nasi gorengnya kok rada beda ya?" tanya Vanya yang merasa aneh dengan nasi gorengnya.
"Aneh gimana non?"
"Nasi gorengnya kayak lebih enak gitu tapi apa ya bedanya Vanya gatau hehe." cengir Vanya.
"Ohh nasi goreng ini kan buatan Nyonya non jadi pasti lebih enak soalnya pasti nyona masak nasi goreng ini pake hati." jawab lembut Mbok Ati yang membuat Vanya tersedak.
"Huk huk.." Vanya terbatuk dan langsung mengambil jus jeruk disampingnya.
"Pelan-pelan sayang makannya." Kania langsung menepuk-nepuk punggung Vanya yang langsung ditepisnya.
"Vanya berangkat sekarang ya Mbok." Vanya langsung melenggang pergi tanpa pamit ke Kania.
Kania hanya tersenyum kecil menatap punggung Vanya dari belakang.
"Sabar ya nyonya, non Vanya emang jadi dingin semenjak nyonya sama den Satria berpisah." sahut Mbok Ati sambil tertunduk.
"Iya mbok saya maklum kok," lirih Kania sambil menyunggingkan senyuman kecil.
(•ᴗ•)❤
Disekolah
"Hai Vanya,"
"Dingin banget sih lu jadi cewek."
"Beku banget gila hatinya."
Cantik-cantik kok hatinya dingin sih,"
Masih banyak lagi celoteh mereka sepanjang koridor sekolah. Vanya memang dingin terhadap semua siswa terkecuali sahabatnya dan orang terdekat lainnya. Vanya pun bisa dingin kesemua termasuk sahabatnya kalo suasana hati dia sedang buruk.
Bruk...
Gue terjatuh saat ada seseorang yang menabrak gue. "Sorry," ucap Vanya saat cowok itu berusaha membantunya tetapi Vanya pergi terlebih dahulu."
"Cewek dingin," kata itu yang terlintas dibenak Alvaro saat bertemu dengan Vanya. Dia tersenyum kecil menatap punggung mungil Vanya dari belakang.
Vanya memasuki kelas dengan santai walau semua murid menatap ke arah dia. Vanya sudah terbiasa dengan tatap semua orang kepadanya. Vanya pun langsung duduk disebelah gadis mungil yang tak lain adalah Raya.
"Van, gue dengar nyokap lu balik ya?" Raya membuka mulut setelah menatap Vanya.
"Bisa ga sih jangan bahas tuh cewek muka dua." raut wajah Vanya memerah menahan emosinya yang sudah memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just My Dream
Teen Fiction•Book 1 •06/10/18 "Gue ga butuh kasih sayang lu semua, Gue bisa hidup tanpa kalian." Bayangkan rasanya kita dilupakan oleh orang tua kita sendiri? Sakit bukan. Itulah yang Vanya rasakan dari dulu hingga sekarang. - Syakira Belvanya. ©queenjla