prolog

202K 10.6K 388
                                    

"Kita putus! Aku muak sama kamu!" kalimat tersebut meluncur dengan mulus dari bibir gadis bernama Kara. Matanya saat ini sudah basah oleh air mata, namun tatapan marahnya sama sekali tidak hilang saat menatap sosok laki-laki dihadapannya.

Yang diteriaki tampak membeku, mata laki-laki itu melebar beberapa saat, merasa shock dengan ucapan Kara yang terdengar begitu gila. Iya, sangat gila!

Bian masih berusaha mencerna setiap kejadian saat ini. Tepat ketika Kara memutar tubuhnya, menjauh darinya, laki-laki itu tersadar dan dengan kekuatan penuh meraih pergelangan tangan gadis itu, meremasnya begitu kuat hingga Kara meringis dibuatnya.

Mata Bian menatap nyalang Kara yang masih menatapnya dengan tatapan yang sama seperti sebelumnya. Laki-laki itu merasakan jantungnya seakan diremas.

Bian membuang akal sehatnya, laki-laki itu mendorong kuat tubuh kurus Kara hingga membentur salah satu sisi dinding di kamarnya.

"Putus? Putus kamu bilang?!" teriak Bian murka. Ia mengurung tubuh Kara, hingga mata perempuan itu hanya mampu menatap sosoknya. "Nggak Kara! Nggak! Kamu mau putusin aku gara-gara cowok sialan itu?! Kamu sudah janji untuk selamanya sama aku, Kara!!!" wajah Bian memerah, emosi dalam dirinya seolah bergejolak.

Kara memeluk tubuhnya sendiri. Matanya menatap Bian, kali ini tatapannya terlihat sangat menyedihkan. "Aku memang berjanji, tapi kamu juga sudah berjanji sama aku, Bian. Kamu sendiri melanggar janji itu, maka dengan itu aku anggap semuanya berakhir,"

Bian kali ini memucat. Tangannya merambat menuju lengan Kara, mencengkramnya kuat. "Nggak! Gak Kara! Kamu pasti mencari alasan untuk pergi dari aku! Iya 'kan?!" suara Bian ikut bergetar.

Kara dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Bian, hingga terlepas. Dia menatap Bian dengan berbagai perasaan, cewek itu memeluk tubuhnya, meremas bekas cengkraman tangan Bian di lengannya.

"Kamu mencelakai seseorang, Bian. Kamu telah melanggar janji kamu." bisik Kara penuh penekanan.

Bian menegang. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Dia mau rebut kamu dari aku Kara! Dia mau rebut kamu!"

Kara menggeleng, dia mengusap air matanya dan melihat Bian yang sudah lengah, perempuan itu membuka pintu kamar itu dengan cepat. Bian tersentak, saat dia kembali menarik tangan Kara, perempuan berambut cokelat itu dengan cepat berlari keluar dari ruangan itu.

Bian mengejar Kara seperti kesetanan, namun karena pikirannya yang saat ini kacau, Bian terjatuh di jalan bebatuan halaman rumahnya tepat beberapa detik sebelum tangannya berhasil menangkap Kara.

"Kara!" teriak Bian frustasi. Tangannya berdarah dan kakinya terkilir. Laki-laki itu tidak dapat berbuat apa-apa saat bayangan Kara benar-benar menghilang dibalik gerbang besar rumahnya.

***

Cerita ini di post di karyakarsa, bagi yang mau baca semua chapter silahkan baca di akun karyakarsa : monggosee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini di post di karyakarsa, bagi yang mau baca semua chapter silahkan baca di akun karyakarsa : monggosee

Masukan kode voucher : Diskon30 untuk mendapatkan diskon, promo berlaku sampai 31 Mei 2024 ya!

Masukan kode voucher : Diskon30 untuk mendapatkan diskon, promo berlaku sampai 31 Mei 2024 ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bad Heaven [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang