Prolog

1.4K 168 111
                                    

Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman

-Wikipedia-

***

Kaki-kaki tanpa alas memacu langkah, berlari cepat menginjak bebatuan runcing diatas tanah. Napas memburu kepayahan, dengan kepala sesekali menoleh kearah kegelapan malam tepat dibelakang. Tak ada apapun, tak ada siapapun. Namun kelima jemari tetap mengeratkan genggaman, pada tangan yang lebih kecil darinya. Mengusahakan untuk membawanya berlari sejauh mungkin saat ini.

"Akh..."

Brug...

Kaki saling menjegal satu dengan yang lain, mengakibatkan tubuh limbung kemudian jatuh mendentum. Mengejutkannya, sehingga langkah dengan cepat dihentikan selanjutnya berputar begitu saja. Kekhawatiran membayangi wajah, saat melihat kaki kecil terluka dan berdarah karena bebatuan yang mereka pijak.

"Kyu Hyung, ini sakit."

Ditambah lirihan perih yang terucap, membuat anak lelaki yang di panggil Kyu Hyung semakin kalut. Mereka harus terus lari jika tak ingin tertangkap, namun tak mungkin untuk melakukannya sekarang melihat semua luka yang mereka dapatkan karena berlari. Menatap kearah sekitar, yang ada hanya pohon-pohon besar dan semak-semak tebal. Tak ada satupun bangunan, yang berarti tak ada satupun orang yang bisa dimintai tolong saat ini.

"Tahanlah sebentar, ne? Sekarang naik ke punggung Hyung, kita harus tetap berlari." Punggung yang tak begitu besar, siap memberikan perlindungan. Walau ragu anak lelaki lebih kecil pada akhirnya naik juga, saat sakit semakin terasa menyiksa. Tak mungkin lagi untuk dia bersikap keras kepala dan menolak semua itu, bisa-bisa mereka tertangkap.

"KYUHYUN."

Teriakan keras, memanggil nama sang putra dengan lantang. Mengirimkan gelegar takut untuk kedua anak lelaki yang berusaha berlari dari kejaran pria itu. Terlalu dekat, jika dia-Kyuhyun memaksakan berlari maka mereka akan dengan mudah tertangkap. Namun jika diam saja, maka nyawa mereka menjadi taruhannya. Pandangan kembali disapukan, entah apa yang direncanakan untuk dapat terlepas dari teror menakutkan kini.

Sedang jauh di kegelapan malam, bayangan yang sebelumnya tertutupi kelam kini sedikit demi sedikit mulai nampak oleh bias bulan yang bersinar diatas kepala. Termasuk dengan wajah yang berekspresi bengis, dengan tangan menggenggam kuat bilah pisau berlumuran darah. Dia tak kehilangan napas, walau berlari dengan begitu kencang. Terlihat jelas, bahwa dia selalu melatih tubuhnya dengan keras selama ini.

"CHO KYUHYUN."

"Ekhh..."

Terhenti, suara lirih tak seberapa tetap mampu menghentikan langkah. Tatapan nyalang mengitari sekitar awas, mencari dari mana asal suara. Ditengah kegiatannya mencari, sudut bibir terangkat sedikit demi sedikit. Saat kini tatapannya terkunci, pada semak lebat.

"Kalian ada disini, bukan?-" Kembali membuka suara, namun tujuannya kini untuk menakut-nakuti saja.

"-Aku bahkan bisa dengan jelas mendengar suara napas kalian."

Ketakutan merambat, dari ujung kaki sampai ke kepala. Kedua tangan bahkan membekap mulut, mencegah suara napas lolos. Tangis tak mampu ditahan, saat getaran pada tubuh tak juga berhenti. Saat itulah bayangan kejadian lalu kembali hadir, ruangan yang sebelumnya hangat penuh tawa berubah menjadi tempat yang begitu mengerikan. Warna merah memenuhi ruang, menyebarkan bau besi dan amis secara bersamaan. Darah menggenang, dengan dua buah tubuh orang tersayang terbujur kaku. Mati dalam keadaan mengenaskan.

Grep...

"Ssstt...jangan takut Tae, ada Hyung disini."

Menenggelamkan tubuh dalam kungkungan melindungi, dia berusaha mengenyahkan kenangan buruk yang terlanjur terpatri dalam ingatan. Dan hangat tubuh, serta aroma berhasil menenangkan sedikit demi sedikit. Kepala kecil mendongak, menatap langsung pada nectar coklat. Ada berbagai emosi disana, namun yang paling jelas terlihat adalah keinginan untuk melindungi tercampur rasa bersalah yang kentara. Membuat rasa percaya itu berkali-kali lipat dirasakan, bahwa anak lelaki dihadapan akan dapat melindungi.

"Ketemu."

Tersentak, namun Kyuhyun tetap dapat bergerak cepat memposisikan tubuh lebih kecil tepat dibelakang tubuhnya. Sedang diri akan menjadi tameng hidup kini, tak akan membiarkan segorespun luka kembali menyentuh kulit. Walau itu berarti, Kyuhyun yang harus menerima luka itu sebagai gantinya.

"Serahkan dia pada Appa, Kyuhyun. Sembari Appa masih berbaik hati padamu." Namun kalimat yang terucap kini terdengar begitu berbeda, saat pria mengerikan melembut. Terlihat jelas mencoba merayu, agar anak lelakinya melepas dan menyerahkan targetnya. Genggaman pada baju dibagian belakang, memberitahukan Kyuhyun dengan jelas. Bahwa dia tengah ketakutan, takut bahwa Kyuhyun mungkin akan menyerahkannya.

"Tak akan pernah, aku tak akan pernah menyerahkan Taehyung pada Appa."

"Kyuhyun, aku bisa saja menyakitimu. Jika kau tak kunjung menurut pada Appa mu ini, jadi.-"

"Aku sudah menghubungi polisi, mereka pasti akan segera datang dan menangkap Appa."

"-Kau."

Ekspresi pada wajah berganti, rasa terhianati membuat amarah semakin naik. Tadinya, dia tak berniat menyakiti anak lelakinya itu sedikitpun. Namun mengetahui kenyataan bahwa Kyuhyun begitu melindungi, bahkan sampai menghianati dirinya seperti ini. Rasanya pria itu tak akan sanggup membiarkan anak lelakinya itu tetap hidup, dengan hati tercoreng kekecewaan.

"Sekarang, aku benar-benar tak akan melepaskan kalian berdua."

Sreett...

Tubuh Kyuhyun limbung, tersentak keras akibat tarikan. Mengakibatkan tubuh Taehyung terdorong kebelakang, sedang tubuh Kyuhyun tertarik ke depan. Tangan besar berhasil dalam satu tarikan, membuat kini mereka berdiri berhadapan satu sama lain. Dua pasang nectar coklat serupa menatap satu sama lain, dan pria itu tersenyum saat menemukan tatapan itu tak ada beda sedikitpun dengan miliknya. Tak ada rasa gentar, tak ada rasa takut. Seolah siap menghadapi apapun yang ada didepannya kini. Membuatnya semakin yakin, dengan apa yang akan dilakukan.

"Aku akan membunuhmu, putraku."

Tangan yang menggenggam bilah pisau terangkat tinggi, siap menghujam tubuh. Seringai pada wajah semakin lebar, tak ada rasa lebih selain kesenangan. Padahal sosok yang coba dibunuhnya kini, merupakan darah dagingnya sendiri. Namun semua itu tak mengubah apapun. Sehingga tangan kini bergerak cepat, sungguh akan menghujam tubuh.

"Jangan sakiti, Kyuhyun Hyung."

Jleb...

***

End or Next?

***

Ah, bukan melanjutkan ff yang ada, saya malah membawa ff baru disini...😂😂😂
Ini ff sebenarnya saya buat untuk request Cicatrisna97, yang dulu sekali pernah merequest pada saya bahwa mau ff yang cast-nya Kyuhyun dan Taehyung BTS. padahal selama ini saya jarang, hampir tidak pernah menulis yang cast-nya selain Super Junior. Bahkan ff ini saja, saya bayangkan ff Brothership Kihyun bukan yang lain...😅😅😅
Dan sepertinya tak akan di sukai Cicatrisna97, karena memang ini tema yang dihindarinya. Namun apalah daya, dikelapa saya hanya terpikir ide-ide sadis semacam ini...😅😅😅
Jadi Cicatrisna97, jika tak suka langsung bilang ya...😊😊😊

Save Me, Save YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang